Perlengkapan Belajar bagi Anak-Anak Pengungsi

Jurnalis : Moses Silitonga (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Moses Silitonga (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi Sinarmas memberikan bantuan perlengkapan belajar bagi anak-anak pengungsi di Refugees Learning Centre yang berlokasi di Cisarua, Bogor.

Kesempatan untuk memperoleh pendidikan semakin terbuka di banyak negara, tapi tidak demikian bagi para pengungsi dari negara-negara yang sedang menghadapi konflik. Tinggal jauh dari negara asalnya membuat mereka sulit memperoleh kesempatan untuk belajar secara formal. Meski begitu, para pengungsi tetap bahu membahu mengadakan kegiatan belajar mengajar non-formal. Ini agar anak-anak pengungsi tetap mendapatkan pengetahuan dan wawasan.

Salah satu tempat para pengungsi melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah Refugees Learning Centre yang berlokasi di Cisarua, Bogor. Refugees Learning Centre merupakan tempat belajar bagi hampir 200 anak-anak pengungsi yang tinggal di sekitarnya, didukung oleh sekitar 20 pengajar yang merupakan relawan dari sesama pengungsi. Kebanyakan dari mereka yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di sini adalah pengungsi asal Afghanistan.

Kamis lalu, 27 Juli 2017, tiga relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas didampingi oleh seorang perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) bergerak menuju Cisarua, Bogor. Setibanya di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, relawan disambut hangat oleh pengurus Refugees Learning Centre dan juga orangtua yang sedang menunggu anak-anak mereka belajar. Relawan Tzu Chi menyapa anak-anak di beberapa kelas dan berbagi semangat agar mereka rajin belajar.

Saat ditanya apa cita-cita mereka, Mahdia salah seorang anak di kelas Elementary ingin menjadi seorang Insinyur.

“Saya ingin menjadi Insinyur, saya suka pelajaran menghitung. Senang rasanya bisa di sini, bisa belajar dan jadi ada kegiatan,” kata Mahdia.

Anak-anak pengungsi tetap belajar secara non-formal agar tetap mendapatkan pengetahuan dan wawasan. 

Meski begitu, para pengungsi tetap bahu membahu mengadakan kegiatan belajar mengajar non-formal. Ini agar anak-anak pengungsi tetap mendapatkan pengetahuan dan wawasan.

Walaupun dihadapkan dengan keterbatasan, para relawan pengajar sangat bersemangat menjalankan kegiatan di Refugees Learning Centre ini. Kelas anak-anak dibagi berdasarkan umur agar mereka memperoleh pengetahuan berdasarkan kesiapannya. Sementara itu keterbatasan perlengkapan pendidikan yang mereka miliki, menggerakkan hati relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas untuk turut menyalakan harapan mereka melalui pemberian perlengkapan belajar seperti buku, kertas, alat tulis, meja dan kursi, dan sebagainya.

Assad, relawan pengurus (manager) Refugees Learning Centre merasa sangat bahagia atas datangnya bantuan ini di saat dia akan meninggalkan Indonesia untuk resettle di Australia pada 2 Agustus 2017 ini.

“Saya senang bisa hadir pada hari ini dan masih turut merasakan kesenangan anak didik kami atas bantuan Tzu Chi. Semoga setelah saya meninggalkan tempat ini, relawan relawan pengajar terus bersemangat untuk menjalankannya,” harap Assad.

Dalam salah satu perenungan Master Cheng Yen dikatakan, seseorang harus berlomba dengan waktu, menggenggam dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan biarkan hari demi hari berlalu sia-sia tanpa menghasilkan sesuatu. Relawan berharap pemberian perlengkapan ini dapat membuat anak-anak semangat memanfaatkan waktu untuk belajar, sehingga cita-cita mereka menjadi kenyataan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -