Puluhan Mahasiswa dari Taiwan Dilatih Membatik

Jurnalis : Mitta Pertiwi (TCUCEC), Fotografer : Sumito (TCUCEC)

doc tzu chi

Puluhan mahasiswa-mahasiswi dari Tzu Chi University Taiwan mengikuti kegiatan membatik dan belajar paper tole. Dalam foto ini  He Yun Qi, (kiri), guru Tzu Chi University Taiwan sedang memotong gambar Dewi Sri penari dari Bali menjadi 3D.

Tzu Chi memiliki empat misi utama, salah satunya adalah Misi Pendidikan. Dalam menjalankan misi tersebut, Tzu Chi membangun sekolah-sekolah, di Jakarta seperti Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng dan Sekolah Tzu Chi Indonesia. Selain sekolah, Tzu Chi juga memiliki perguruan tinggi di Taiwan, yaitu Tzu Chi University Taiwan yang memiliki program profesi guru.

Pada Selasa, 29 Agustus 2017 lalu, 20 mahasiswa dan Mahasiswi Tzu Chi University Taiwan berkunjung ke Tzu Chi Indonesia, didampingi empat orang relawan, juga empat relawan dokumentasi. Mereka belajar sekaligus mengenal budaya Indonesia dengan mengikuti kegiatan membatik yang diadakan di Taman Jing Si Books and Cafe, PIK pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini difasilitasi oleh Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) yang menggandeng Museum Tekstil Indonesia.

Proses membatik dimulai dari menggambar pola dengan canting berisi lilin cair yang dipanaskan di atas kompor minyak. Melalui proses ini mahasiswa dilatih untuk bersabar dan berkonsentrasi.


Ibu Lala (Kerudung cokelat) sedang mengajari menggambar garis yang rapih menggunakan canting kepada Lan Yu Ying, salah satu mahasiswi Tzu Chi University Taiwan.

”Dengan membatik melatih saya untuk sabar, konsentrasi dan tidak ngobrol dengan teman, karena kalau saya ngobrol hasilnya jelek dan cepet rusak,” kata Lan Yu Ying salah satu mahasiswi yang mengikuti kegiatan membatik.

Bahan yang digunakan untuk membuat lilin ini adalah bahan sintesis (pewarna buatan) yang cepat sekali mengering. Mereka harus mengambil lilin menggunakan canting secara berulang dan kalau belum tahu cara menggunakannya, maka lilin yang keluar akan banyak dan menetes.

Lan Yu Ying sedang mempraktikan proses pelorotan lilin dan pewarnaan kain yang sudah digambar olehnya.

Pada saat kita menggambar, harusnya kita menggambar garis tetapi begitu kita gariskan, malah lilin yang keluar terlalu banyak. Lilin juga sangat cepat membeku, jadi kita belum gambar begitu lama sudah membeku,” sambung Lan Yu Ying.

Setelah dua jam mengikuti kelas membatik, mereka juga belajar paper tole (potongan kertas 3D). Dalam kegiatan ini TCUCEC mengajak Mitra kerja bernama Marina. Paper tole menggunakan cutter dan gunting. Gambar yang digunakan adalah Dewi Sri, penari dari Bali. Memotong setiap bagian menjadi gambar 3D membutuhkan waktu, konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran.

Ibu Marina (baju ungu) sedang mengajari relawan cara memotong gambar menggunakan pen cutter.


Semua peserta dan guru foto bersama dengan karya yang sudah selesai mereka buat.

“Saya merasa pengalaman kali ini sangat menarik dan spesial, karena di sini saya bisa mempelajari budaya dan merasakan sebuah keunikan budaya di Indonesia, di mana Paper Tole dari Jerman dan gambar yang kita cutting itu seorang penari dari bali,” kata He Yun Qi, guru dari Tzu Chi University Taiwan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Seminar Pendidikan Tzu Chi University Taiwan di Medan

Seminar Pendidikan Tzu Chi University Taiwan di Medan

10 Oktober 2019

Tzu Chi University Taiwan ikut mengambil bagian dalam pameran Taiwan Higher Education Fair 2019 yang diadakan di Santika Premier Dyandra Hotel selama 2 hari, yakni 29 dan 30 September 2019. Di sana seluruhnya  ada 45 stand yang diisi berbagai universitas dari Taiwan.

Puluhan Mahasiswa dari Taiwan Dilatih Membatik

Puluhan Mahasiswa dari Taiwan Dilatih Membatik

06 September 2017
Puluhan mahasiswa Tzu Chi University Taiwan berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam kegiatan pelatihan menjadi guru. Berbagai kegiatan mereka jalani di sini. Salah satunya belajar membatik.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -