Rekreasi Anak-anak Asuh Tzu Chi di Ancol

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Merry Christine, Benny (He Qi Barat)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi mengajak para anak asuh bersantai sejenak sebelum musim ujian tiba.

Menjelang masa ujian sekolah, relawan mengajak anak-anak asuh Tzu Chi berjalan-jalan dan bersantai. Sebanyak 40 anak bersama pendamping bertemu di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat sebelum berangkat bersama-sama ke Pantai Karnival, Ancol, Jakarta Utara. Kegiatan yang digelar pada Minggu, 9 April 2017 ini ditemani juga oleh 20 orang relawan.

Relawan berharap dengan bermain di luar, para anak asuh yang hanya bertemu sebulan sekali ini makin dekat, saling kenal, dan lebih akrab satu sama lainnya.

“Kita ingin mengakrabkan anak-anak asuh biar mereka bisa saling kenal. Selama ini kita lihat hanya monoton, datang ambil bantuan tapi tidak ada interaksi. Sekarang kami ingin mereka interaksi satu sama lainnya. Nanti kalau bisa, diajak ikut kegiatan Tzu Chi,” ujar Meity Santoso, koordinator acara kali ini.

Dalam kegiatan ini, turut serta juga muda-mudi Tzu Chi yang merancang berbagai permainan, acara, dan juga mencairkan suasana, mengingat anak-anak yang datang rata-rata adalah sudah beranjak remaja.

“Kita minta bantuan Tzu Ching, mereka lebih tahu jiwa-jiwa anak muda, makanya kita ikutkan mereka di kegiatan ini. Jadi kita ikut sekalian belajar lah dengan mereka, biar bisa tahu jiwa-jiwa muda ini maunya bagaimana,” terang Meity yang senang melihat anak-anak dan relawan bisa berbaur dengan baik dalam acara.

Meity (memakai topi) tengah mengawasi anak-anak bermain di taman bermain.


Relawan Teguh Taslim memberikan beberapa kisah renungan dan semangat kapada para anak asuh untuk semangat meraih mimpi mereka.

Melihat anak-anak mengikuti acara dengan baik, tersenyum dan riang, Meity pun merasa gembira, dapat memberikan sedikit kebahagiaan untuk anak-anak.

“Harapannya mereka bisa seperti ini terus akrab, mau datang tanpa terpaksa moga-moga lagi bisa ikut kegiatan Tzu Chi,” harap Meity.

Mengembalikan senyum riang Bernice

Di sela acara senam bersama tampak seorang anak kecil berparas cantik dengan senyum manis. Ia bergerak lincah, sambil mengamati para relawan yang berada di depannya. Setiap kali berhasil melakukan suatu gerakan, ia akan memalingkan wajahnya ke samping memandang ibunya yang sedang mengawasi dari luar barisan. “Bagus,” ujar Lani Ariwati, ibunda dari Bernice sembari memberikan acungan jempol kepadanya.

Bernice yang melihat acungan jempol tersebut semakin sumringah dan bersemangat menggerakan badannya mengikuti irama senam pagi. Bernice Faustine adalah anak yang mendapat bantuan pendidikan Tzu Chi. Bernice berjodoh dengan Tzu Chi melalui bantuan pengobatan karena Bernice kerap mengalami kejang pada usia enam tahun.  Setelah beberapa tahun mendapat bantuan rutin biaya obat kejang, kondisi Bernice  mulai kembali fit dan bisa bersekolah.

“Dengan ada bantuan Tzu Chi, rutin minum obat, dia mulai jarang kejang,” terang Lani.

Bernice (kuncir kuda), merasa bahagia bisa rekreasi di ruang terbuka seperti Ancol. Di sini ia bisa melihat laut dan kapal.


Dengan serangkaian permainan dan acara, anak-anak yang awalnya kurang antusias berubah menjadi riang dan gembira.

Pasca Bernice pulih dari sakit dan melihat Lani yang berpenghasilan pas-pasan, Tzu Chi juga membantu untuk biaya bersekolah di Sekolah Luar biasa karena Bernice mengalami  gangguan dalam pendengaran. Tetapi di sekolah juga, Bernice masih belum bisa berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya.

“Kalau di sekolah, minder dulu, kalau teman–teman bilang  tidak bisa ngomong, dia langsung pulang ke rumah,” cerita Lani mengenang masa awal Bernice masuk sekolah.

Setelah Bernice mendapat bantuan alat bantu dengar, perlahan Bernice mulai belajar mendengar sambil membaca gerakan bibir. Bernice pun mulai berani berinteraksi dan berbicara dengan orang-orang di sekitarnya.

“Mulai sekarang dia sudah bisa dengar, bisa mengikuti pelajaran, dan bisa ngomong (kata) mama. Dia sekarang mulai mengerti gerak bicara, sosialisasi sama teman sudah berani. Sekarang dia pelajari dan cari cara untuk cari teman,” ungkap Lani penuh antusias mengenai perkembangan positif Bernice.

Kebahagiaan Lani bertambah melihat bagaimana Bernice begitu riang mengikuti kegiatan jalan-jalan ke Ancol ini. “Memang dia senang apalagi waktu olahraga. Dia antusias biarpun dia tidak bisa persis ngikutin, dia nggak mau lewatin kegiatan olahraga tadi,” jelas Lani.

Bagi Lani sendiri, kegiatan ini bisa dibilang piknik mengingat Ia yang sibuk bekerja dan memiliki waktu yang terbatas dengan Bernice. “Ya, piknik refreshing, positif. Ini beda, dapat lebih keakraban juga pengalaman baru untuk Bernice,” terang Lani.

Suasana Baru, Kegembiraan baru

Dengan serangkaian permainan dan acara, anak-anak yang awalnya kurang antusias berubah menjadi riang dan gembira. Banyak acara menarik yang membuat mereka tidak bosan.  Seperti yang dirasakan oleh Lenny Septiani. Murid kelas 12 Sekolah Cinta Kasih  Tzu Chi ini merasa dengan berangkat kegiatan pagi hari, ia merasa badannya lebih segar.

“Karena kita lebih bisa berkomunikasi sama teman-teman yang lain trus kita lebih refreshing. Selain itu kita juga tambah wawasan,” kata Lenny dengan lugas.

Lenny yang telah bergabung menjadi relawan cilik atau Tzu Shao  di sekolah ini seolah mendapatkan keluarga baru.  “Keluarga Tzu chi itu meskipun kita tidak kenal satu sama lain, kita bisa saling berbagi  jadi meskipun kita baru pertama kali ketemu kita sudah langsung komunikasi dengan baik. Rasanya kaya keluarga sendiri,” jelas Lenny.


Editor: Khusnul Khotimah



Artikel Terkait

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -