Saya Sudah Bisa Melihat Kembali

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Arimami Suryo A., Videografer: Clarissa R.

“Dulu saya sudah putus harapan hidup. Mau maksain operasi, kendala kondisi biaya belum ada,” cerita Karmini, warga Kampung Sempur Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Povinsi Banten kepada relawan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) yang berkunjung ke rumahnya pada Selasa, 11 Agustus 2020. Ibu dua anak ini sejak sepuluh tahun lalu mengalami kehilangan penglihatan secara perlahan. Dari menjadi rabun penglihatannya pada tahun 2010, yang kemudian menggunakan kacamata karena matanya minus, tetapi lama-kelamaan penglihatannya semakin parah sehingga beberapa kali mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor saat hendak mengajar di salah satu TK di Kecamatan Sobang. “Dulu pas ngajar, dan nggak ada biaya kuliah, jadi bantu-bantu teman yang kuliah untuk buat skripsi. Jadi dari sana baru ada biaya tambahan buat kuliah. Mungkin karena terlalu memaksakan diri mantengin laptop terlalu lama, penglihatan saya jadi makin menurun,” cerita Karmini.


Karmini, kini dapat mengajar kembali setelah mata kirinya yang mengalami katarak dioperasi.

Hingga tahun 2017, Karmini sudah tidak bisa melihat dengan jelas, dan sang suami, Yahya yang menjaganya, merapikan rumah, dan mengurus kedua anaknya. Karmini dan suami pun rajin mencari kabar ke Puskesmas atau Posyandu terdekat jika ada Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang mengadakan bakti sosial operasi katarak secara gratis. “Setiap minggu ke Posyandu, atau ke Puskesmas, ada program apa. Kita mah sabar menunggu, setiap minggu nyamperin ke sana,” terang suami Karmini.


13 Oktober 2019, Karmini menjalani operasi Katarak di RS Bhayangkara Polda Lampung yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, masih juga belum ada kabar dari Posyandu ataupun Puskesmas. Karmini dan suaminya semakin pasrah dan juga lelah. “Waktu itu kendala banyak sekali. Lalu saya pun nggak bisa ngapa-ngapain.  Hingga untuk melihat tulisan di telepon genggam juga sangat sulit. Ya, banyak sekalilah, nggak bisa diungkapin lagi,” terang Karmini, mengingat perjuangan dirinya dan suami untuk memulihkan penglihatannya kembali.

Ketika Kabar Baik Itu Datang


Karmini pun sudah berani untuk mengendarai sepeda motor setelah penglihatannya pulih.

Oktober 2019, kabar baik pun tiba. Kepolisian Daerah (Polda) Banten akan melakukan soft opening Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten, yang dalam pelaksanaanya mereka menggandeng Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk melakukan kegiatan bakti sosial kesehatan kepada masyarakat. Hal ini pun disebarluaskan ke unit-unit kesehatan di pelosok Provinsi Banten, salah satunya Puskesmas Sobang.

Baca juga: http://www.tzuchi.or.id/read-berita/mencerahkan-kembali-harapan-yang-terpendam/8623

Berbekal informasi dari Puskesmas Sobang, tempatnya berobat dan berkonsultasi (mata), Karmini kemudian berangkat menuju RS Bhayangkara Polda Serang untuk mengikuti operasi katarak. Ia harus menempuh perjalanan selama 3 jam dari Sobang menuju Serang demi mengobati matanya. “Berhubung kondisi ekonomi lemah ya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi dengan adanya program ini (baksos katarak Tzu Chi) ada harapan buat saya,” kata Karmini haru.


Selasa, 11 Agustus 2020, Weni, anggota TIMA mengunjungi Karmini dan memeriksa kesehatan matanya pascaoperasi sepuluh bulan lalu.

Tangis bahagia langsung ditunjukan Karmini setelah keluar dari ruang operasi RS Bhayangkara Polda Banten, Minggu, 13 Oktober 2019. Wanita yang sempat berhenti menjadi guru karena katarak tersebut kini memiliki harapan untuk melanjutkan profesinya menjadi pengajar anak-anak.

“Terima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, dengan jalinan jodoh melalui baksos kesehatan, saya menjadi lebih semangat hidup lagi dan kehidupan saya menjadi lebih baik lagi,” kata Karmini yang tak kuasa menahan air matanya karena terharu di hadapan relawan Tzu Chi. Setelah bertahun-tahun berharap pengelihatannya bisa kembali normal, akhirnya secercah harapan menghampirinya.


Selain memeriksa kesehatan mata, Weni juga memeriksa kondisi kesehatan Karmini dan keluarga.

Kini Karmini sudah dapat melakukan apa yang ia impikan, yaitu mengajar ngaji anak-anak di lingkungannya, kembali melaksanakan perannya sebagai ibu, menjaga rumah dan keluarganya. Tidak hanya itu ia pun sudah diterima mengajar sebagai guru di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). “Yah..banyak sekali gitu. Nggak bisa diungkapinlah. Banyak sekali peningkatan hidup,” terang Karmini dengan penuh semangat.

Mendengar banyaknya perubahan yang terjadi pada Karmini, Weni, anggota TIMA sekaligus Koordinator Pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi yang mengunjunginya merasa berbahagia. Apa yang dulu, ia dan rekan-rekan medis upayakan ternyata bisa mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. “Bagi saya, sukacita di baksos sangat besar dan tidak bisa dibayar dengan uang. Itu seperti guru dalam hidup ya. Karmini yang dua tahun tidak bisa melihat, pastinya dia sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk bisa melihat lagi,” terang Weni dengan haru melihat Karmini kembali semangat dan bahagia melanjutkan hidup.


Bingkisan paket sembako diberikan untuk membantu meringankan beban Karmini dan keluarga di masa pandemi Covid-19 ini.

Dalam kunjungan ini, Weni pun menyempatkan melakukan pemeriksaan kesehatan guna melihat kondisi kesehatan Karmini dan keluarga. Selepas itu, mereka pun pamit dan tidak lupa memberikan doa dan semangat agar Karmini tidak lupa untuk menjaga mata kirinya yang sudah bisa melihat kembali dengan baik. Bisa melihat kebahagiaan di wajah Karmini dan keluarga, para Tim Medis Tzu Chi ini pun dapat pulang dengan bahagia dan semakin semangat untuk kembali membantu mereka yang membutuhkan pengobatan.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Saya Sudah Bisa Melihat Kembali

Saya Sudah Bisa Melihat Kembali

14 Agustus 2020

Selasa, 11 Agustus 2020, Tim Medis Tzu Chi mengunjungi Karmini, warga Sobang, Kab. Pandeglang, Banten yang menjalani operasi katarak pada 2019 lalu. Seperti apa sih kondisi Karmini dan keluarga saat ini? 

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -