Sebuah Perjalanan yang Membahagiakan

Jurnalis : Setiya Rini (Tzu Chi TBK), Fotografer : Lissa (Tzu Chi TBK)

doc tzu chi

Sebanyak 16 Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengikuti pelatihan calon komite di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta, 11-12 Maret 2017.

Setiap bulan Maret Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan pelatihan calon komite. Di tahun 2017 kali ini pelatihan calon komite diadakan pada 11-12 Maret 2017 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Dari Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, sebanyak 16 relawan mengikuti pelatihan ini. Terdiri tiga relawan komite, sembilan relawan calon komite dan empat relawan abu putih yang akan dilantik menjadi relawan calon komite. 

Perjalanan Menuju Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk

Pada Jumat, 10 Maret 2017 para relawan sudah melakukan perjalanan menuju Jakarta. Pukul 11.00 WIB para relawan sudah berkumpul di pelabuhan untuk menyeberang menuju Batam. Untuk menuju pelabuhan, ada pula yang harus naik angkutan kota (angkot), seperti relawan yang Lissa dan Susi.

“Saya naik angkot senang rasanya walau dalam perjalanan terasa ribet dan memerlukan waktu lama untuk sampai di tempat tujuan. Angkot kan sempit, trus saya bawa koper. Selain itu penumpang sering naik turun. Jadi memang terasa ribet tapi hati tetap senang,” ujar Susi.

Para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun saat berada di Aula Jing Si.

Kapal pun berangkat menuju Batam lalu lanjut ke Bandara Hang Nadim Batam. Relawan sampai di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 18.30 WIB. Sepanjang perjalanan ke Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK para relawan menyanyikan lagu ‘Satu keluarga’ dengan perasaan senang. 

Melatih Diri dengan Bersungguh Hati

Pada pelatihan di hari pertama, yakni Sabtu, para relawan bangun pukul 05.30 WIB. Setelah itu pukul 06.30 WIB melakukan kegiatan Xun Fa Xiang dengan menonton ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramah tersebut, Master mengingatkan untuk selalu bersabar. “Bila ada makhluk angkuh yang menunjukkan kemarahan, jika ketemu orang rendah menghina dan mencaci di depan kita, kita harus bersabar,” tata Master Cheng Yen.

Setelah Xun Fa Xiang selesai, acara berlanjut dengan sarapan dan penyampaian laporan tahunan. Tak terasa waktu pun beranjak siang, pukul 13.00 WIB para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan pendaftaran di lantai 2 aula Jing Si. Para relawan Tanjung Balai Karimun tidak dijadikan satu kelompok sehingga dapat mengenal relawan Tzu Chi dari kota lain.

Relawan komite, Meirong dalam sharing-nya mengatakan agar para relawan memiliki semangat griya Jing si yaitu mengendalikan diri, tahan cobaan, hemat dan rajin. Selain itu relawan juga harus selalu konsisten. ”Kita jika melakukan sesuatu harus konsisten ya. Waktunya bangun pukul lima, kita harus bangun pukul lima. Jangan pukul empat sudah sibuk. Nanti mengganggu yang lain,” ujar Meirong.

Sementara itu Hendry y membawakan sharing kedua mengenai karma. “Karma bukan suatu kutukan tetapi adalah perbuatan. Karena itu kita harus selalu berpikir positif,” ujarnya. Dalam pelatihan hari pertama ini, relawan juga belajar tentang tata krama seperti ketika makan, tidur, dan berpenampilan.

Pada pelatihan hari kedua, kegiatan juga diawali dengan Xun Fa Xiang. Melalui ceramahnya, Master meminta para relawan untuk selalu menghargai kehidupan. “Nilai kehidupan manusia terletak pada bersumbangsih terhadap orang lain,” kaata Master Cheng Yen. Master juga menceritakan kisah anjing labrador yang sehari–hari membantu pekerjaan majikannya karena sang majikan tidak bisa berdiri dari kursi roda.

Sharing di hari kedua ini juga sangat menginspirasi Relawan Tanjung Balai Karimun. Relawan Haryo berbagi tentang bersungguh hati. “Sulit untuk menjalankan sila tidak berbohong dan tidak berjudi karena berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai konsultan keuangan. Tetapi saya mampu mengubah cara kerja saya,” kata Haryo.

Ridwan juga berbagi pengalamannya tentang kegiatan anak asuh Tim Teratai Tzu Chi yang baru dibentuk pada 12 September 2015. Ridwan menyampaikan bagaimana pendekatan yang dilakukan tim terhadap anak asuh supaya anak asuh tidak menutup diri ataupun takut. Ada juga Jia Wen Yu yang menyampaikan beberapa kisah yang menginspirasi. Dalam sesi terakhir Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Sugianto Kusuma berbagi pengalamannya selama menjadi relawan Tzu Chi. Saat terjadi tsunami di Aceh, Ia turun langsung Ke Aceh, bahkan sebelum presiden sampai di Aceh.

Semua materi diikuti dan disimak oleh para relawan Tanjung Balai Karimun dengan penuh semangat, tidak ada bosan maupun mengantuk. 

Perjalanan Kembali ke Tanjung Balai Karimun


Relawan Lissa dan Susi harus naik angkutan kota menuju pelabuhan.


Para relawan terpaksa menunggu lebih lama di bandara dalam perjalanan kembali ke Tanjung Balai Karimun .

Di hari Senin, para relawan Tanjung Balai Karimun bangun lebih pagi, pukul 03.30 WIB untuk bersiap kembali ke Tanjung Balai Karimun. Tiba di bandara pukul 04.45 dan berencana naik pesawat pukul 06.10 WIB. Setelah sampai  para relawan langsung check in. Karena antrian panjang, hingga pukul 05.45 WIB baru bisa check in. Tetapi petugas menyatakan pesawat sudah close. Terpaksa para relawan dengan hati yang sedih pindah terminal dan memesan tiket pesawat lain.

Tiket pesawat yang baru pukul 12.00 WIB membuat relawan harus menunggu lama di bandara. “Ini adalah pengalaman kita. Ini adalah karma kita bersama. Karena niat kita baik jadi semua akan berjalan lancar kembali,” ujar relawan Ina.

Noni relawan Jakarta yang mengetahui kabar ini segera meluncur ke bandara dan membawakan makanan bagi para relawan Tanjung Balai Karimun. Relawan Tanjung Balai Karimun merasa senang karena para relawan Jakarta begitu perhatian. 

Singkat cerita, relawan akhirnya sampai di pelabuhan Tanjung Balai Karimun pada pukul 17.00 WIB. Walaupun banyak rintangan dalam perjalanan, para relawan menerimanya dengan rasa syukur. “Murid bisa memilih guru. Guru tidak bisa memilih murid. Jika sudah memilih seorang guru, semestinya kita harus mengikuti langkahnya,” ujar relawan Ruxin.

Editor : Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -