Sejuta Kasih untuk Sebuah Gambar

Jurnalis : Henny Yohannes (He Qi Utara 2), Fotografer : Dokumentasi He Qi Utara 2


Ari menjelaskan perlunya membawa peralatan P3K saat bertugas di lokasi bencana.

Berbahagialah bagi mereka yang cinta akan ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan merupakan lentera yang menyinari kehidupan. Ilmu pengetahuan itu bisa didapat dari mana saja tidak hanya dari satu Guru, tetapi bisa dari beberapa Guru. Minggu, 18 November 2018, sebanyak 25 relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas mengikuti kegiatan sharing liputan bencana yang dibawakan oleh Arimami Suryo A (Ari) dan Khusnul Khotimah (Nungky). Keduanya merupakan staf redaksi divisi Zhen Shan Mei Tzu Chi Indonesia.

Siang itu Ari memberikan sharing tentang tips dan trik peliputan di lokasi bencana. Ari memberitahu langkah awal apa saja yang harus dilakukan sebelum jurnalis berangkat ke lokasi. “Kita harus mengumpulkan semua informasi sebanyak-banyaknya tentang lokasi becana. Lalu kita harus mempersiapkan peralatan peliputan seperti kamera, note, surat izin untuk pemanfaatan wawancara, recorder dan lain-lain. Selain itu kita juga harus menyiapkan P3K dan pakaian sehari-hari secukupnya,” kata Ari.

Kemudian setelah berada di lokasi bencana, relawan Zhen Shan Mei harus memperhatikan keadaan lapangan sehingga bisa mempersiapkan rencana peliputan. Di sana relawan Zhen Shan Mei juga harus terus update kegiatan relawan sehingga bisa membuat laporan singkat setiap kegiatan yang dilakukan. Jika tidak memungkinkan untuk membuat laporan artikel secara utuh, maka jurnalis harus berkoordinasi dengan kantor pusat untuk membuat laporan sederhana secara estafet dalam satu hari.

Koordinasi juga harus dilakukan kepada PIC atau koordinator relawan untuk keakuratan data bantuan. Kedua, relawan Zhen Shan Mei harus bisa berkoordinasi dengan kantor pusat untuk memberitahu tentang kondisi lapangan. Dan terakhir, relawan Zhen Shan Mei dalam hal ini fotografer harus bisa berkoordinasi dengan reporter untuk kebutuhan foto-foto artikel yang akan dibuat.

Terakhir, Ari juga berbagi tentang cara peliputan yang baik, seperti dokumen foto harus disesuaikan dengan keadaan karena tidak ada jadwal pasti di lokasi. Lalu ambillah foto yang menggambarkan kondisi lokasi bencana kegiatan relawan, serta momen-momen yang tidak terduga. Dalam pemberian bantuan usahakan ada relawan atau tim medis di dalam frame foto (perhatikan ekspresi, gesture dan komposisi gambar). Kemudian jangan mengambil subjek yang kira-kira tidak berkenan untuk dipublikasikan. Fotogrefer juga harus kreatif dalam ide dan sudut pengambilan foto-foto. Dan terakhir perhatikan keselamatan, karena keselamatan adalah hal utama.


Nungky memberikan tips-tips bagaimana menulis kisah kepada para relawan yang hadir di kelas Zhen Shan Mei

Selain Ari, relawan juga mendapatkan sharing dari Nungky yang memberikan tips-tips dari sisi seorang penulis. Nungky menjelaskan kepada relawan untuk membuat to do list agar mempermudah pekerjaan, sehingga tidak ada yang terlewatkan. Ia juga memberikan tips untuk membuat tulisan yang berbeda dari sebelumnya.

“Kita harus membuat artikel yang membuat pembaca tidak merasa monoton. Cara berfikir kita harus simple (jangan ruwet), dan cari yang unik atau spesial dari kegiatan yang sama sehingga kita bisa buat cerita yang berbeda,” kata Nungky.

Jangan lupa, penulis harus membaca lagi tulisan yang sudah ditulis dan dipublikasikan sebagai intropeksi. Nungky juga menjelaskan bahwa relawan Zhen Shan Mei harus punya tekad baru untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik. “Kita harus bisa menyebarkan kebaikan-kebaikan melalui tulisan kita,” ucap Nungky.


Yuni wisa (kedua dari kanan) salah satu relawan yang baru pertama kali mengikuti kelas Zhen Shan Mei hari itu.


Beberapa relawan komunitas Hu Ai pluit He Qi utara 2 dan para moderator  berfoto bersama dengan membentukan kedua jari serupa love “Sarange Zhen Shan Mei” dengan harapan apa yang diliput semuanya penuh dengan cinta kasih  sehingga bisa menjadi Sejuta kasih untuk sebuah gambar.

Yuniwisa, hari itu baru saja selesai mengikuti kegiatan Pelestarian Lingkungan dan langsung mau mengikuti kelas Zhen Shan Mei (ZSM). Ini adalah pertama kalinya Yuni ikut kelas ZSM.

“Saya sangat senang hari ini mengikuti kelas ZSM. Saya dapat menjalin jodoh baik dengan semua relawan dan saya juga mendapatkan ilmu pengetahuan di sini. Seperti  saya jadi mengetahui cara mengambil sudut foto yang baik, lalu foto-foto harus kita seleksi dulu sebelum di-upload. Foto harus mengandung unsur kemanusiaan dan  menulis ternyata ada caranya, kita harus membuat tulisan yang bisa menginspirasi orang banyak. Zhen Shan Mei adalah tempat pelatihan pendokumentasian, sehingga saya jadi tertarik untuk ikut kegiatan ZSM selanjutnya,” ujar Yuniwisa.

Ruangan Zhen Shan Mei penuh dengan relawan sampai-sampai kursi pun harus ditambah. Semua relawan sangat antusias sekali mendengar dan bertanya kepada Ari dan Nungky, sampai-sampai waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Sore itu wajah Ari dan nungky pun sangat bahagia karena bisa berbagi cerita. Begitu juga wajah-wajah para relawan lainnya karena mendapatkan ilmu pengetahuan baru untuk dunia liputan bencana.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Sejuta Kasih untuk Sebuah Gambar

Sejuta Kasih untuk Sebuah Gambar

27 November 2018

Sebanyak 25 relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas mengikuti kegiatan sharing liputan bencana yang dibawakan oleh Arimami Suryo A (Ari) dan Khusnul Khotimah (Nungky), Minggu, 18 November 2018. Keduanya merupakan staf redaksi divisi Zhen Shan Mei Tzu Chi Indonesia.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -