Semangat serta Dukungan untuk Tri dan Nino

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.


Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 memberikan dukungan semangat dan menghibur Tri, anak pertama Tarini dan Sutomo.

Bukan hal yang mudah bagi Tarini dan Sutomo memiliki dua anak yang terhambat pertumbuhannya karena Hidrosefalus (penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak -red). Pasutri ini harus berjuang untuk mengurus kedua putranya yang saat ini mengalami keterbelakangan mental di rumah kontrakannya di wilayah Kampung Sanghiang, Desa Jatiuwung, Periuk, Tangerang, Banten.

Kedua anak Tarini dan Sutomo, Tri (13) dan Nino (6) menderita keterbelakangan mental dan tidak bisa beraktivitas dengan sempurna. Awalnya Tarini atau yang akrab disapa Rini tidak menduga buah hatinya akan menjadi seperti sekarang ini. “Tri itu jadi seperti ini pas usianya 3 bulan. Tetapi dari lahir sudah divonis dokter ada hidrosefalus,” cerita Rini.

Dokter pun menyarankan segera diambil tindakan operasi terhadap Tri, tetapi karena keterbatasan biaya operasi tersebut tidak dilakukan hingga Tri beranjak dewasa. “Sebenarnya sejak dulu sudah disuruh operasi tetapi karena biaya ya sampai besar tidak dioperasi,” kata Rini. Ia pun tidak pernah menduga anaknya akan mengalami keterbelakangan mental, pasalnya tidak ada kelainan semenjak Tri masih di dalam perut. “Semenjak di kandungan tidak apa-apa. Semua baik-baik saja saat saya periksa ke bidan,” kenangnya.


Rita Malia menyerahkan bingkisan dari Tzu Chi untuk Tarini dan Sutomo sekeluarga. Tampak Nino sedang dipangku oleh Sutomo.

Dengan kondisi yang dialami Tri tersebut, Tarini dan Sutomo pasrah dan keduanya sebaik mungkin merawat dan membesarkan buah hati mereka. Kemudian di tahun 2012, Rini mengandung kembali calon anak mereka yang kedua. Tidak ada firasat apa-apa dan ia pun yakin kalau calon anaknya kali ini akan baik-baik saja. Kemudian Rini melahirkan putra keduanya di tahun 2013 yang diberi nama Nino.

Awalnya Nino baik-baik saja, tumbuh sehat seperti bayi-bayi lainnya. Tetapi memasuki usia setengah tahun Nino pun sakit. “Nino itu sehat-sehat saja awalnya, kemudian usia 6 bulan panas tinggi sampai kejang-kejang, kemudian koma. Pas dia sadar sudah kaku-kaku badannya,” cerita Rini. Sejak sakit itulah kondisi Nino menjadi sama seperti kakaknya, Tri.

Tak bisa dibayangkan, akhirnya Tarini dan Sutomo harus merawat dua orang anak dengan penyakit dan kondisi mental yang sama. Mereka pun sempat tidak terima dengan kondisi yang harus mereka hadapi hingga mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Akhirnya mereka berdua pun ikhlas dengan kondisi kedua putra mereka.


Para relawan Tzu Chi juga begitu perhatian dengan Tri. Sesekali relawan juga menyuapinya dengan biskuit yang mereka bawa.

“Dulu awalnya pas anak saya seperti ini dua-duanya, sebagai manusia normal ya tentu tidak terima dengan kenyataan kondisi anak saya. Tetapi setelah diberikan pengertian dan support oleh orang-orang lain bahwa bukan hanya saya saja yang memiliki anak seperti ini. Ya sudahlah mungkin sudah takdir, mungkin ini ujian dari Tuhan biar saya bisa menerima,” kata Rini pasrah.

Dengan kondisi sederhana, Tarini dan Sutomo pun mengurus dan membiayai Tri dan Nino. Setiap hari Sutomo berjualan kue putu keliling di sekitaran Jatiuwung, Periuk, Tangerang, Banten. Sementara Rini adalah seorang  ibu rumah tangga dan mengurus Tri serta Nino. Dalam beberapa kesempatan mereka berdua juga harus memeriksakan serta mengikuti terapi bagi kedua anak mereka di rumah sakit. Hal tersebut tentu saja bukan perkara yang mudah buat Tarini dan Sutomo.

Dukungan Relawan Tzu Chi
Hingga tahun 2017, jalinan jodoh mereka dengan Tzu Chi mulai terjalin dari sebuah informasi keluarga seorang pasien yang saat itu juga memeriksakan kondisi anak yang sama dengan Tri dan Nino di RS Harapan Kita di Jakarta.  “Awal mengenal Tzu Chi dari teman ketemu di RS Harapan Kita saat check up. Kemudian orang tersebut menyarankan untuk meminta bantuan ke Tzu Chi dan suami saya kemudian ke sana. Ternyata permohonan bantuannya disetujui,” cerita Rini.


Sebelum berangkat kunjungan kasih ke rumah-rumah gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi), para relawan berkumpul di Depo Pelestarian Lingkungan Gading Serpong untuk mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Setelah permohonan disetujui, Tzu Chi memberikan bantuan berupa diapers dan biaya transpor untuk ke rumah sakit saat pemeriksaan rutin Tri dan Nino. Bukan hanya itu, relawan Tzu Chi juga memberikan pendampingan serta dukungan untuk Tarini dan Sutomo. “Relawan itu sering memberi dukungan buat kita. Mereka terus memberitahu supaya bisa menerima dan mengajak kita untuk membantu sesama walaupun kita dalam kondisi kurang beruntung,” ungkap Rini saat relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengunjunginya pada Minggu, 8 Desember 2019.

Dalam kesempatan kali ini, Minggu, 8 Desember 2019, 37 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 berkumpul di Depo Pelestarian Lingkungan Gading Serpong untuk melakukan kunjungan kasih ke beberapa gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi) di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Salah satunya adalah Rita Malia bersama dengan 3 relawan lainnya berkesempatan berkunjung, memberikan dukungan, serta menyerahkan bingkisan untuk Tarini dan Sutomo sekeluarga. Ia pun berharap semoga Tarini dan Sutomo terus bersemangat karena relawan juga ikut mendamping mereka. “Memang susah ya dengan kondisi dua anak yang seperti itu dan boleh dibilang ini (penanganannya) jangka panjang. Intinya kita berusaha terus memberi support kepada ibu Rini dan suami bahwa dia tidak sendirian dan kita bisa menjalaninya sama-sama,” ungkap Rita setelah mengunjungi Tri dan Nino.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Semangat serta Dukungan untuk Tri dan Nino

Semangat serta Dukungan untuk Tri dan Nino

09 Desember 2019

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 melakukan kunjungan kasih ke beberapa gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi) di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Salah satunya mengunjungi dua anak yang mengalami keterbelakangan mental.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -