Sentuhan Kasih bagi Para Usia Senja

Jurnalis : Suyanti Samad 謝宛萍(慮倓) (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad 謝宛萍(慮倓) (He Qi Pusat)

Rumsiah (75,) senang bisa datang kembali melakukan pemeriksaan kesehatan.

Kesehatan yang baik merupakan hal yang terpenting yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan memiliki tubuh yang sehat, kita dapat menikmati hidup yang lebih baik. Tak terkecuali bagi mereka yang telah berusia senja. Kesehatan yang mereka miliki terkadang rentan dengan penyakit degeneratif. Atas dasar inilah, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia komunitas He Qi Pusat kembali melakukan bakti sosial kesehatan degeneratif.

 Pada Minggu, 21 Agustus 2016, sebanyak 68 pasien berusia senja kembali mendatangi Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia”, Jl. Kramat Sentiong No. 51, Jakarta Pusat yang menjadi tempat pelaksanaan bakti sosial kesehatan degeneratif berlangsung. Mereka mendapat pelayanan kesehatan oleh 18 tim medis yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama 15 insan Tzu Chi dan dibantu 21 tunas relawan.


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia komunitas He Qi Pusat kembali mengadakan kegiatan baksos degeneratif untuk warga usia senja di Panti Sosial Asuhan Anak ‘Putra Setia’, Jakarta Pusat. (21/08/16).

Seiring dengan faktor penuaan, mereka yang berusia senja akan mengalami kemunduran fungsi organ tubuh, disertai dengan penurunan daya tahan tubuh serta menurunnya daya berpikir. Selain itu pola makan yang tidak sehat ditambah dengan jarangnya berolahraga dapat menyebabkan seseorang itu lebih mudah dikunjungi beberapa penyakit seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), osteoarthritis (gangguan persendian), diabetes melitus (kencing manis), penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronik serta kolestrol. Belum lagi dengan minimnya pengetahuan tentang kesehatan yang baik.

“Rata-rata semua pasien mengatakan ada banyak perubahan, mereka merasa lebih baik, lebih enak tapi ada beberapa yang masih belum berubah, masih merasakan keluhan yang sama tapi hampir secara keseluruhan merasakan lebih enak setelah berobat pertama.” Jelas dokter Fernando (30), salah satu tim medis TIMA. Ia juga menambahkan bakti sosial kesehatan degeneratif yang diadakan oleh TIMA lebih ke arah edukasi (pengetahuan). “Bukan cuma obat tetapi gaya hidup mereka, lifestyle mereka, pola makan, kegiatannya, seperti merokok, atau lebih banyak aktivitas gerak sepeti jalan kaki lebih banyak seperti itu, disamping pemberian obat-obatan.” tambah dokter Fernando.


Para pasien datang kembali untuk check up dan ditangani oleh para tim medis TIMA

Selain memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, salah satu tim medis, Fatimah (47) mengajak para pasien usia senja melakukan senam ‘Anti Stroke’. Senam ringan dengan menggerakkan tangan dan kaki secara teratur dan terarah untuk melancarkan sirkulasi peredaran darah. Senam ini harus dilakukan setiap hari untuk mendapatkan tubuh yang sehat. “Para pasien stroke biasanya sirkulasi darahnya tidak lancar, sering terdapat penyumbatan di dalam pembuluh darah sehingga oksigen tidak sampai ke verifer. setelah melakukan senam ini sirkulasi darahnya kembali lancar.” jelas perawat di rumah sakit Santo Carolus ini.

Penyakit degeneratif sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur, memperhatikan pola makan yang seimbang, olahraga yang teratur, komposisi makanan yang sehat. Selain itu mereka harus menjauhi segala asupan makanan yang berlebihan dan tidak diperlukan tubuh, istirahat yang cukup dan menghindari konsumsi rokok juga minuman beralkohol.

Eviati (71), salah satu pasien penyakit tekanan darah tinggi, merasa senang mendapat pelayanan kesehatan. Ia bercerita bahwa obat yang diberikan dokter telah habis tiga hari yang lalu hingga menyebabkan tekanan darah naik. “Harus makan sayur-sayuran, makanan yang asin nggak boleh, juga daging nggak boleh. Harus dijaga makannya. Kaki ibu yang sakit itu yang bawah, kesemutan, tapi enaklah rasanya ikut senam itu gerakannya.” Ungkap Eviati, sambil memperagakan gerakan senam.


Rudi Irfan Muntaha (25), saat menuntun salah seorang kakek dalam follow up baksos degeneratif untuk warga usia senja di Panti Sosial Asuhan Anak ‘Putra Setia’, Jakarta Pusat.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Mariani (62), pasien diabetes dan hipertensi, ia merasa senang mendapat pengobatan ini karena  tim medis dapat memantau kesehatan mereka.  “Saran dokter, saya harus rutin minum obat, olahraga, beberapa makanan ada yang dilarang biar kita sehat dan sembuh penyakitnya.” Ungkapnya.

Insan Tzu hi terus menebarkan cinta kasih serta ketulusan melayani setiap insan layaknya keluarga sendiri. Terdapat suatu kebahagian yang mendalam bila dapat memberikan manfaat bagi orang banyak. Hal ini dirasakan Rudi Irfan Muntaha (25). Ia ingin terus bersumbangsih melakukan lebih banyak kebajikan. “Ketika saya membantu mereka, hati saya ingin menangis. Saya teringat nenek saya, saya sangat ingin sekali membopong, menggendong nenek saya tapi beliau sudah tidak ada.” Kenang Rudi. Pada dasarnya setiap insan memiliki cinta kasih. Semua insan pula memiliki hak untuk mendapatkannya, tak terkecuali dengan para usia senja karena cinta kasih diperuntukkan bagi semua orang.


Artikel Terkait

Bersama Mengatasi Pandemi Covid-19

Bersama Mengatasi Pandemi Covid-19

02 Juli 2021

Tzu Chi Indonesia terus membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Tak hanya dari sisi ekonomi, namun juga penanganan pasien Covid-19. Membuka sentra vaksinasi dan memaksimalkan peran Tzu Chi Hospital dan RSCK Tzu Chi merupakan upaya Tzu Chi mendukung pemerintah menangani pandemi.

Bersumbangsih Adalah Kebahagiaan yang Tidak Bisa Dibeli

Bersumbangsih Adalah Kebahagiaan yang Tidak Bisa Dibeli

01 April 2016
Minggu, 20 Maret 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesa Kantor Perwakilan Pekanbaru melakukan kunjungan kasih ke Panti Jompo “Khusnul Khotimah”. kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan pada minggu ke-3.
Kebersamaan Antarsesama di Misi Kesehatan Tzu Chi

Kebersamaan Antarsesama di Misi Kesehatan Tzu Chi

22 Februari 2017
Tzu Chi Bandung melaksanakan bakti sosial pelayanan kesehatan umum dan gigi gratis pada 19 Februari 2017. Dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Garut, Jawa Barat, baksos ini berhasil melayani 1.084 pasien.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -