Setiap Pencapaian Selalu Didahului dengan Tanggung Jawab

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Roberto (Tzu Chi Batam)


Shelly Widjaja, relawan Tzu Chi Jakarta membawakan materi bertajuk Script Kehidupan.

Minggu, tanggal 24 November 2019, relawan Tzu Chi kembali berkumpul di Aula Jing Si Batam untuk menghadiri kegiatan Pelatihan Relawan yang terakhir di tahun 2019. Pagi itu, Lobby lantai 2 Aula Jing Si Batam dihiasi dengan canda tawa peserta pelatihan yang bersukacita dapat berkumpul kembali dengan saudara-saudari sedharma. Mereka juga menanti dengan penuh harapan materi yang akan dibawakan oleh beberapa pembicara tamu yang berasal dari Kantor Pusat Yayasan Tzu Chi Indonesia di Jakarta.

Sebelum para pembicara mulai membawakan materi hari ini, para peserta terlebih dahulu memberikan hormat ke Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi), menyanyikan Mars Tzu Chi serta melafalkan 10 Sila Tzu Chi. Untuk mempersiapan hati dan pikiran, para peserta juga diajak untuk melakukan Pradaksina atau Meditasi Berjalan.

Tanggung Jawab dan Misi
Sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia, sekarang sudah mendapatkannya;
Sulit untuk mendengarkan Dharma Buddha, sekarang sudah mendengarnya; dan
Sulit untuk bertemu dengan guru yang tercerahkan, sekarang sudah menemukannya.


Haryo Suparmun, Wakil Fungsionaris Training Pusat ingin agar para peserta mengetahui Misi Kehidupan dan Tanggung Jawab mereka.

Dengan kutipan di atas, Haryo Suparmun, pembicara pertama pelatihan kali ini memulai presentasinya. Selaku Wakil Fungsionaris Pelatihan He Xin Pusat (Jakarta), beliau ingin peserta sadar bahwa jodoh mereka dengan Tzu Chi bukan suatu kebetulan, melainkan akumulasi dari beberapa tumimbal lahir dengan Master Cheng Yen. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini dan harus terus melanjutkan Misi Kehidupan, yaitu Dengan Kasih Sayang dan Welas Asih Menyelamatkan Dunia dan Menolong Orang.

Relawan Tzu Chi yang memiliki misi akan sadar terhadap tanggung jawab mereka dan akan menyelesaikan tugas mereka sampai tuntas. Mereka akan memiliki sikap jika bukan saya yang kerjakan maka siapa lagi. Relawan yang memiliki misi juga akan menanggung setiap resiko dengan sukacita atau 甘願做,歡喜受 yang berarti rela melakukan maka harus menanggung resiko dengan sukacita.

Mendengar sharing yang disampaikan oleh Haryo Suparmun, Bun Eng, Kepala Posko Daur Ulang Tzu Chi Batam paham bahwa misi inilah yang menjadikannya bisa berpegang teguh pada ikrarnya untuk mengembangkan Posko Daur Ulang Tzu Chi di Kota Batam.


Mengemban tanggung jawab di Tzu Chi mengajarkan banyak pembelajaran hidup yang berharga.

“Dulu ke Taiwan masih tidak tahu apa-apa, saya berikrar di hadapan Master Cheng Yen bahwa saya akan mengemban tanggung jawab Huan Bao (Misi Pelestarian Lingkungan) di Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam. Saat saya berikrar, saya bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan hati. Semua itu saya lakukan dengan tulus, tanpa mengharapkan pengakuan atau pujian dari orang lain, karena ikrar itu saya sampaikan dari lubuk hati yang terdalam,” ungkap Bun Eng, relawan Tzu Chi Batam yang telah 6 tahun dilantik menjadi Komite Tzu Chi.   

Menulis Sendiri Naskah Kehidupan
Agar para peserta dapat lebih memahami tentang Hukum Karma, pembicara kedua pelatihan hari ini, Shelly Widjaja menggunakan Naskah Aktor sebagai analogi. Shelly Widjaja, Wakil Ketua He Qi Utara 1, menamakan materi yang ia bawakan Script Kehidupan.

Dalam materinya, Shelly Widjaja menyampaikan bahwa hidup kita ini adalah sebuah sandiwara dan dunia ini adalah panggungnya. Setiap kita adalah seorang aktor, kita akan terima Script atau naskah. Ada aktor yang mendapatkan naskah yang bagus sehingga dapat menikmati hidup yang berkelimpahan. Tapi ada aktor yang menerima naskah yang kurang baik sehingga harus hidup dalam kesulitan. Setiap aktor harus melakoni naskah yang mereka terima. Mereka akan dikendalikan oleh sutradara dan tidak boleh lari dari naskah mereka. Naskah kehidupan sekarang yang tidak dapat diubah tersebut ialah takdir hidup kita.

 

Para relawan menenangkan hati dan pikiran sebelum mendengarkan materi pelatihan. Pelatihan ini diikuti oleh 71 orang peserta.

Kemudian, Shelly Widjaja menambahkan. Naskah kehidupan atau takdir memang tidak bisa diubah, tapi kita bisa mengubah nasib kita ataupun menulis naskah kehidupan kita berikutnya. Di Tzu Chi, ladang berkah dan ladang pelatihan terbuka lebar untuk digarap siapa saja. Ada ratusan pemohon bantuan yang dapat kita tolong dan ratusan perkara ataupun manusia yang bisa mengasah kebijaksanaan kita. Tapi sebelum itu, kita harus terlebih dahulu sadar dan berterima kasih kepada diri kita di masa lampau. Terus, kita harus menulis naskah yang baik untuk kehidupan kita yang akan datang. Sharing pelatihan ke-2 pun kemudian berakhir dengan peserta bersama-sama menyanyikan lagu Wo Zhi Zai Hu Ni oleh Teresa Teng, penyanyi legendaris asal Tiongkok.

Belajar Melepaskan Ego dan Mengabdikan Diri
Sebelum mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh pembicara ketiga, pelatihan terlebih dahulu diisi dengan sesi talkshow yang dimoderasi Fang Fang, Komite Tzu Chi Batam. Bintang tamu yang akan di-interview pada talkshow kali ini ialah Yasin, Fungsionaris Kegiatan He Qi Batam. Sebagai Fungsionaris Kegiatan He Qi Batam, Yasin perlu mengemban tanggung jawab berat mengkoordiasi even-even besar, seperti Kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun, Perayaan Hari Suci Waisak, Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak (SBSA) dan Peresmian Aula Jing Si Batam. Bahkan sebelum menjadi Fungsionaris Kegiatan He Qi, ia juga sering dipercaya untuk mengkoordinasi kegiatan, seperti Baksos Kesehatan Klinik Kecil, Galang Dana Bagi Korban Bencana, dan Pembagian Beras Cinta Kasih.

 

Kegiatan ditutup dengan sharing dari para peserta.

Sifatnya yang sulit menolak permintaan orang lain membuatnya sering disodori dengan tanggung jawab. Sebagai pengusaha yang sering bertugas keluar kota, kepercayaan yang mengikat tentunya tidak mudah baginya. Ia pernah tidak bisa tidur karena stres, bahkan pernah menghadiri suatu kegiatan dalam kondisi sakit. Namun, proses demi proses yang ia lalui mengajarnya banyak pembelajaran berharga, seperti menurunkan ego, menjalin jodoh baik, dan berinteraksi dengan relawan yang memiliki latar dan karakter yang berbeda.

Setelah berjalan di Jalur Bodhisatwa Dunia Tzu Chi, Yasin sadar bahwa kebahagiaan yang sejati hanya dapat dicapai dengan memberi, bukan menerima atau memiliki. Dulu, istrinya merasa ia gila uang.  Tapi sekarang anaknya mengatakan, “Papa saya bersyukur kamu bukan hanya pintar cari uang, tapi juga pintar dalam berbuat baik.” Usahanya pun makin hari makin berkembang. Sakit yang telah 10 tahun ia derita dan tidak sembuh setelah menjalani tiga kali operasi pun tiba-tiba bisa sembuh. Dalam hatinya ia percaya, itu semua dikarenakan kesediaannya dalam mengkoordinasi sebuah baksos kesehatan dalam kondisi sakit.

Ketemu Orang, Berbicaralah Tentang Tzu Chi
Hendry Cahyadi, Fungsionaris Training He Qi Timur, memulai presentasinya dengan menerangkan kekuatan ‘gossip’. Gosip positif 30 ibu rumah tangga saat belanja di pasar merupakan cikal-bakal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi yang sekarang kita kenal. Banyak relawan tidak berani galang hati galang dana karena mereka merasa tidak fasih berbicara. Hendry kemudian menasehati bahwa tidak harus menjadi public speaker baru bisa berbicara tentang Tzu Chi. Menyebarkan Dharma tidak harus tunggu sampai berdiri di podium acara formal, tapi juga bisa dipraktikkan dalam percakapan sehari-hari.

 

Walau paginya baru sharing di Tzu Chi Pekanbaru dan mengalami delay saat terbang ke Batam, Hendry Cahyadi tetap bersemangat menyampaikan materinya yang berjudul Apakah Anda Bahagia?

Di akhir sharing-nya, Hendry juga ingin meluruskan persepsi relawan yang keliru terhadap Pelantikan Komite. Banyak relawan Tzu Chi mengemban tanggung jawab, tapi tidak bersedia dilantik menjadi komite karena mindset tidak layak masih melekat. Dilantik jadi komite itu bukan tentang kelayakan. Kalau kelayakan merupakan salah satu syarat menjadi komite maka tidak ada orang yang bisa menjadi komite. Oleh sebab itu, Master Cheng Yen menyampaikan bahwa dilantik bukan berarti tamat, sebaliknya ini hanya sebuah titik awal. Mendengar penjelasan Henry, peserta yang awalnya merasa tidak layak atau belum siap menjadi komite, sekarang tidak lagi berpikir demikian.

Kegiatan Pelatihan Abu Putih Ke-4 Tahun 2019 yang berlangsung dari pukul 08.00 s.d. 17.00 WIB pun kemudian ditutup dengan bersama-sama menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen. Sangat bersyukur pembicara dari Tzu Chi Pusat bersedia untuk meluangkan waktu mereka untuk membina relawan di Kota Batam. Semoga 71 orang peserta dan 53 orang panitia yang hadir dapat meneladani dan mewarisi semangat yang dimiliki pembicara hari ini.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Setiap Pencapaian Selalu Didahului dengan Tanggung Jawab

Setiap Pencapaian Selalu Didahului dengan Tanggung Jawab

11 Desember 2019

Tzu Chi Batam mengadakan pelatihan relawan yang terakhir di tahun 2019 pada tanggal 24 November 2019 di Ruang Fu Hui, Aula Jing Si Batam. Di pelatihan ini, ada tiga orang pembicara dari Tzu Chi Jakarta.


Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -