Si Periang yang Akhirnya bisa Mendengar

Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya)


Keceriaan Rizal bersama keluarga di kantor Tzu Chi Surabaya.

Bicara seputar ikatan cinta orang tua dan anak, cinta kasih sayang orang tua merupakan hal utama bagi pertumbuhan anak, baik secara emosional maupun fisik. Itulah yang selalu ditekankan oleh relawan Tzu Chi Surabaya kepada Arif Setiawan (37) orang tua dari Abdul Rizal Pranotoprojo (5), salah satu penerima bantuan Tzu Chi untuk operasi Implan Koklea.Pascaoperasi, relawan selalu mengingatkan untuk membimbing dan mengajarkan berbicara dan merespon kata demi kata yang orang ucapkan kepada Rizal, begitu ia kerap disapa.

Arif berkisah saat pertama kali anaknya diduga memiliki gangguan pendengaran adalah setelah mengalami sakit panas berkali-kali ketika berusia 1,5 tahun. Saat itu Rizal memanghampir setiap minggudi opname karena panas yang tak kunjung hilang. “Saya masih ingat, kepalanya dibentur-benturkan ke tembok karena sangat pusing mungkin kebanyakan minum obat,” ujar bapak dua orang anak ini. Satu setengah tahun berlalu, Arif dan istrinya masih belum menduga Rizal mengalami gangguan pendengaran dan lain hal, berbagai cara dilakukan termasuk pengobatan tradisional, dan spesialis anak. “Waktu itu pernah Rizal tidak merespon ketika saya menutup pintu keras, dia tidak kaget dari situ saya mulai curiga dia ada gangguan pendengaran,” tambahnya.

Semangat yang Tidak Pernah Putus


Relawan dengan welas asih mendampingi Arif dan istrinya ketika proses implan koklea.

Semangat Arif dan sang istri tak pernah putus. Tahun 2015 dia membawa Rizal ke klinik Jala Puspa milik Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya (RSAL) Dokter Ramelan Surabaya untuk mendeteksi sejauh mana gangguan pendengaran Rizal. Gangguan telinga Rizal terbilang sangat berat atau bisa disebut Profound Sensorineural Hearing Losspada kedua telinga yaitudi ambang 90 sampai 120 desibel. Saat dokter memfonis kondisi pendengaran Rizal tidak normal, mereka terpukul antara percaya dan tidak percaya.

Dengan kondisi itu, dokter menyarankan untuk melakukan implan koklea di telinga Rizal. Namun karena biaya implan terbilang mahal, mereka menunda implant koklea dan memasang Alat Bantu Dengar(ABD) terlebih dahulu. Saat itu Rizal hanya mengandalkan ABD yang dipasangkan ke telinga, dengan kesabaran, ketekunan, komunikasi aktif, dan dukungan sedikit demi sedikit Rizal mampu memahami walaupun tidak banyak yang Rizal tau.

Usaha Arif tidak sampai disitu saja, dia selalu mencari info bantuan implan gratis, dan dari situlah tumbuh jalinan jodoh dengan Tzu Chi Surabaya. “Dulu saya cari-cari di internet info implan gratis ternyata yang paling atas adalah berita dari Tzu Chi, setelah saya cari tau akhirnya saya memberanikan diri untuk datang langsung di Tzu Chi Surabaya untuk mengajukan bantuan,” tutur pria asli Mojokerto ini.

Dengan penuh kesabaran Arif datang dari kota Mojokerto ke Surabaya dengan jarak tempuh 2 jam. Hal ini ia lakukan untuk kontroldan mengurus administrasi implan koklea Rizal.Meski mendapat bantuandari Tzu Chi mereka berdua tidak begitu saja bergantung pada bantuan itu. Sebagian uang dari implan koklea merupakan uang tabungan mereka yang sengaja ditabung untuk pengobatan Rizal, Tzu Chi hanya membantu setengah dari biaya implan tersebut.

Keyakinan yang Membuahkan Hasil


Fahri koordinator dari Medel tengah melakukan tahap Switch On, Rizal pun merespon dengan baik pengaktifan alat pembatu pendengarannya tersebut.

Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya Rizal dioperasi pada bulan Maret 2018 lalu. “Semua berjalan lancar, dan hasil tesnya juga bagus,”terang Fahri koordinator dari pihak Medel (penyedia alat implan). Selain relawan Tzu Chi yang selalu mengingatkan Arif dan istrinya untuk menjadi therapisbagi Rizal, pihak Medel juga mendukung lewat seminar yang diadakan setiap minggunya di Jala Puspa.

Bantuan untuk Rizal ini merupakan pengalaman bantuan implant koklea pertama kalinya bagi Tzu Chi Surabaya, namun karena kemauan dan semangat orang tua Rizal yang tinggi relawan akhirnya mengabulkan permintaan bantuan tersebut. Salah satu relawan yang mendampingi Arif dan istrinya saat Rizal operasi adalah Pik Liang, ia berharap semoga Rizal bisa seperti anak normal kebanyakan. “Dengan dana bantuan dari Tzu Chi kami berharap Rizal bisa mendengar dan berbicara lancar seperti anak seusianya seperti harapan orang tuanya, masa depannya masih panjang, semoga bisa berbakti bagikedua orang tuanya,” tutur Ketua Misi Amal Tzu Chi Surabaya tersebut.

Satu bulan pasca operasi implan, selanjutnya adalah tahap Switch On atau pengaktifan alat implan dengan prosesor suara agar Rizal bisa mendengar. Pada saat Switch Onprosessoryang dilakukan di kantor Tzu Chi Surabaya tersebut suara yang dimasukan adalah 4 program mapping yang gunanya untuk beradaptasi dengan alat implan tersebut.Setiap program mapping digunakan selama 3 hari berturut-turut,setelah sampai ke program 4 selama 2minggu pasien diwajibkan mapping ulang di Medel Jala Puspadengan tujuan untuk memberikan Dinamic Rangependengaran yang lebih luas lagi agar Rizal bisa mendengar lebih jelas. Bersamaan dengan proses tersebut, Rizal juga diwajibkan untuk melakukan terapi mendengar dan berbicara di RSAL. Di sini orang tua sangat berperan penting untuk kelangsungan terapi tersebut.


Keluarga Rizal berfoto bersama relawan Tzu Chi Surabaya dan pihak Medel.

Saat melakukan tahap Switch On di kantor Tzu Chi Surabaya, orang tua Rizal menyampaikancerita dan rasa syukur kepada relawan Tzu Chi Surabaya yang membantu dan mendampinginya hingga akhirnya Rizal bisa mendengar.

Rizal sendiri merupakan anak yang aktif dan sangat ceria, tidak heran jika setiap tes hasilnya pun selalu bagus. “Perkembangan saat Switch On sangat bagus, anak langsung merespon suara sekitar. Dengan perubahan perilaku yang antusias dengan suara teriakannya sendiri,” pungkas Fahri.

Semangat serta kesabaran orang tua Rizal memang patut untuk dijadikan panutan, seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.”

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

TIMA Global Forum 2023: Implan Koklea di Indonesia Sudah Sejauh Mana?

TIMA Global Forum 2023: Implan Koklea di Indonesia Sudah Sejauh Mana?

19 Juni 2023

Sejak tahun 2016, sekurangnya sudah ada 17 anak yang telah menerima bantuan implan koklea dari Tzu Chi Indonesia. Jumlah yang terbilang banyak mengingat masih mahalnya alat implan koklea itu sendiri. Meski Indonesia masih berkutat dengan mahalnya alat implan koklea, namun dari sisi tindakan operasi pemasangan implan koklea itu sendiri sudah banyak kemajuan.

Sebuah Keajaiban Bernama Implan Koklea

Sebuah Keajaiban Bernama Implan Koklea

08 Juli 2020

Masayu Aini Gunawan (11) telah hidup dalam kesunyian selama 10 tahun karena terlahir dengan disabilitas tuli. Berkat bantuan alat implan koklea dari Tzu Chi, si anak cantik dan kakak yang penyayang ini mulai bisa mendengar dan mulai bisa berbicara. 

Kabar Bahagia dari Noel yang Kini Sudah Bisa Mendengar dan Berbicara

Kabar Bahagia dari Noel yang Kini Sudah Bisa Mendengar dan Berbicara

05 Juni 2021

Christoper Noel Tigor Manik (7) merupakan satu dari sekian anak yang dibantu Tzu Chi berupa implant koklea. Noel sekarang sudah bisa mendengar, berbicara, bahkan berkomunikasi dua arah.

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -