Suara Kasih: Berdoa Bagi Keselamatan Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Berdoa Bagi Keselamatan Dunia

 

Bersumbangsih dengan penuh hormat tanpa pamrih
Menerima barang bantuan dengan syukur dan tak tamak
Dunia yang indah dan bajik dipenuhi cinta kasih yang setara
Berdoa dengan hati yang tulus bagi keselamatan dunia

Griya Jing Si bermula dari bangunan yang sangat sederhana. Setelah 40 tahun lamanya, kita pun kini memiliki sebuah bangunan baru yang luas dan dapat memuat banyak orang. Setiap ruangan dipenuhi dengan ketulusan setiap orang. Kita sungguh harus berhati tulus karena kini kondisi iklim tengah tidak normal. Kita bisa melihat India dan Eropa yang dilanda badai salju. Kehidupan warga setempat sungguh menderita. Orang yang mapan juga kesulitan untuk keluar rumah diakibatkan jalur transportasi yang terhambat. Bagaimana orang yang hidup minim melewati kehidupan mereka? Selain itu, warga Eropa juga sangat khawatir akan terjadi salju longsor. Meski mobil penyapu salju terus membuka jalan, namun salju terus menumpuk dan semakin tinggi. Sungguh khawatir melihatnya.

Kita juga bisa melihat Texas, AS, yang dilanda bencana kekeringan berkepanjangan akibat temperatur yang tinggi. Tak turun salju maupun hujan, mereka juga sungguh khawatir. Texas merupakan salah satu daerah penghasil jagung. Tadi kita telah melihat bahwa akibat rendahnya suhu di Samudera Pasifik, kesempatan untuk turun hujan juga sedikit. Bahkan negara-negara di Afrika selatan juga mengalami bencana kekeringan. Karena itu, setiap orang sangat khawatir akan gagal panen pada tahun ini. Dengan bertambahnya populasi manusia, kebutuhan pangan juga bertambah. Prakiraan cuaca memprediksikan bahwa tahun ini kemungkinan negara-negara penghasil bahan pangan akan mengalami bencana kekeringan. Saya sungguh khawatir mendengarnya. 

Tahun Baru baru saja berlalu, namun telah terdengar berita tentang gempa, hujan lebat, dan kebakaran. Bodhisatwa sekalian, kita harus senantiasa meningkatkan kesadaran diri. Kita harus waspada. Di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara tertinggal, semuanya mengalami bencana. Karena iklim yang tak normal ini, kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus serta terus berdoa dengan ketulusan hati. Berhati tulus berarti membuka hati untuk merangkul semua orang di dunia dengan penuh cinta kasih universal. Dengan demikian, barulah dunia bisa aman dan tenteram. .

Meski cuaca sangat dingin, namun jika semua orang bisa membangkitkan cinta kasih, maka mereka yang kedinginan akan dapat memperoleh kehangatan. Kita bisa melihat di Da Ai TV, insan Tzu Chi mengantarkan kehangatan di tengah musim dingin ini

Insan Tzu Chi di Amerika Serikat merayakan Natal tahun lalu dengan mencurahkan cinta kasih bagi tunawisma, orang yang hidup minim, para lansia, dan lain-lain. Insan Tzu Chi bersumbangsih untuk menghangatkan hati mereka. Setelah itu, insan Tzu Chi AS juga membantu para lansia yang hidup serba minim merayakan Tahun Baru Imlek lebih awal. Kegiatan serupa akan terus diadakan. Insan Tzu Chi tak hanya membawakan pakaian dan makanan bagi orang yang hidup menderita, namun juga senantiasa memberikan kehangatan dan dukungan bagi batin mereka. Inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi di luar negeri. Tak peduli musim dingin maupun panas, mereka selalu mencurahkan cinta kasih. Meski ada perbedaan musim dengan belahan utara dan selatan bumi, namun insan Tzu Chi setempat mampu beradaptasi dengan iklim lokal demi bersumbangsih dan menghibur batin masyarakat setempat. Insan Tzu Chi di seluruh dunia melakukan hal yang sama. Saya sungguh bersyukur melihatnya.

Terlebih lagi di Tiongkok. Tahun ini, Tzu Chi juga menyalurkan bantuan musim dingin di 13 provinsi di sana. Insan Tzu Chi Taiwan berangkat ke Tiongkok dan bergabung dengan insan Tzu Chi setempat untuk menyalurkan bantuan. Saya sungguh berterima kasih kepada pemerintah setempat yang telah bersungguh hati dalam membantu kita. Mereka beserta dengan insan Tzu Chi sekalian bersumbangsih dengan cinta kasih universal. Kita juga bisa melihat kisah yang lebih menyentuh lagi. Ada seorang wanita yang hidup minim namun memiliki hati yang kaya dan tahu berpuas diri. Kita bisa melihat sebuah keluarga yang datang menerima barang bantuan demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Insan Tzu Chi menyalurkan bantuan dengan membungkukkan badan dan penuh rasa hormat sedangkan orang yang datang menerima bantuan juga dipenuhi rasa syukur dan merasakan kehangatan. 

Saat membawa barang bantuan pulang ke rumah, wanita ini baru menyadari bahwa barang yang dia terima lebih banyak dibanding dengan yang tertera di daftar. Karena itu, dia segera kembali dan berkata kepada insan Tzu Chi, "Tidak benar, saya menerima terlalu banyak. Lihatlah, jumlah anggota keluarga kami tak sama dengan yang di daftar. Karena itu, saya menerima lebih banyak. Tolonglah kurangi jatah saya.” Lihatlah wanita tersebut, dia sangat polos dan tahu berpuas diri. Selain itu, hatinya juga penuh dengan rasa syukur.

Lihatlah wajahnya yang dipenuhi dengan sukacita dan sinar kecemerlangan. Inilah keindahan batin manusia. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih dan terus berkontribusi. Orang yang menerima bantuan juga tahu berpuas diri dan bersyukur. Inilah harapan dunia.

Harapan dunia bersumber dari orang-orang yang bersedia untuk mencurahkan cinta kasih dengan setara bagi orang yang membutuhkan, sementara orang yang menerima bantuan dipenuhi rasa syukur. Inilah keindahan sifat hakiki manusia. Mereka yang bersumbangsih merasa bagaikan menerima curahan cinta kasih yang berlimpah. Saat bersumbangsih, mereka merasa menerima cinta kasih yang berlimpah. Inilah keindahan kehidupan manusia. Akan tetapi, kita bisa melihat orang menderita di dunia sangat banyak dan bencana alam terus terjadi. Singkat kata, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Kita yang berada di Taiwan bisa melewati satu tahun dengan aman dan tenteram, kita harus bersyukur. Kita harus lebih bertulus hati berdoa bagi keselamatan dunia serta unsur alam yang selaras. Semoga 4 unsur alam bisa berjalan seimbang dan dunia terbebas dari bencana. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 

 
 

Artikel Terkait

Seni Kehidupan dalam Secangkir Teh Tzu Chi

Seni Kehidupan dalam Secangkir Teh Tzu Chi

07 Oktober 2022

Sebanyak 50 staf dan tim medis Tzu Chi Hospital berkesempatan belajar, mengenal cara meracik dan menyajikan teh yang ada dalam Misi Budaya Humanis Tzu Chi. 

Niat Baik Mengalahkan Rasa Takut

Niat Baik Mengalahkan Rasa Takut

24 Desember 2019

Minggu 22 Desember 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan donor darah yang diikuti oleh 51 orang calon donor.

Hari Bakti, Rasa Haru, dan Bahagia

Hari Bakti, Rasa Haru, dan Bahagia

08 Juni 2018
Selain membasuh kaki orangtua dan menyajikan teh, kedua orang tua dan juga anak sama-sama menuliskan surat untuk kemudian ditukarkan. Momen penukaran surat merupakan salah satu momen yang membuat para peserta terbawa perasaan, hingga mereka tak kuasa menahan air mata yang mengalir di pipi.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -