Suara Kasih: Mengubah Tabiat Buruk

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Mempraktikkan Dharma dan Mengubah Tabiat Buruk

 

Mempraktikkan Dharma dan mengubah tabiat buruk
Segeralah berbakti dan berbuat kebajikan
Buddha datang ke dunia agar semua makhluk dapat menyelami ajaran Buddha
Perahu cinta kasih telah digerakkan untuk membimbing semua makhluk

Dimulai dari Yilan, setiap acara Pemberkahan Akhir Tahun sungguh membuat saya tersentuh. Pada setiap acara, baik di atas maupun di bawah panggung, setiap orang membentuk formasi perahu Dharma dan memeragakan isyarat tangan.

Lihatlah, perahu Dharma telah mulai dijalankan. Hari ini di kompleks Sanchong, kita bisa melihat banyak orang memenuhi Ruang Berkah dan Kebijaksanaan. Tadi saya juga melihat setiap orang baik yang di atas panggung maupun di bawah panggung menyelami Dharma dengan sangat khidmat.

Sejak awal tahun ini, saya sangat berharap setiap orang bisa menyerap Dharma ke dalam hati. Setiap orang bisa terinspirasi untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Semua orang berkata, “Saya ingin meneladani Buddha.” Hati Buddha adalah hati penuh welas asih dan kebijaksanaan agung. Bagaimana caranya kita meneladani Buddha serta mencapai Kebuddhaan? Jika tak menyerap Dharma ke dalam hati, bagaimana bisa mencapai Kebuddhaan? Karena itu, kita harus meneladani Buddha. Meneladani Buddha artinya memiliki hati Buddha dan menyerap Dharma ke dalam hati. Dengan demikian, Kita harus mempraktikkan Dharma di dalam setiap langkah. 

Hari ini kalian telah dilantik menjadi anggota Komite Tzu Chi. Di depan dada kalian terpasang pita bertuliskan “Hati Buddha dan Tekad Guru.” Semoga mulai hari ini kalian bisa menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri serta menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, barulah kita bisa membabarkan ajaran Buddha ke seluruh dunia dan menyucikan batin manusia. Dengan menyucikan batin manusia, barulah masyarakat bisa hidup damai dan harmonis. 

 

Saat empat unsur alam berjalan selaras, maka kondisi iklim juga akan bersahabat. Buddha berkata bahwa karma buruk kolektif semua makhluk mengakibatkan bencana terjadi silih berganti. Tahun ini Taiwan sangat aman dan selamat karena sejak awal tahun, setiap orang telah mempersiapkan pementasan adaptasi Sutra.

 

Dengan bervegetarian dan mengurangi pembunuhan hewan, kebajikan setiap orang dapat terbangkitkan. Karena itu, tahun ini banyak angin topan yang hanya melewati Taiwan tanpa membawa bencana. Kita sungguh aman dan selamat. Semoga perahu Dharma bisa menyeberangi lautan penderitaan. Saya berharap insan Tzu Chi di seluruh dunia bisa meneladani cinta kasih dan kebajikan insan Tzu Chi Taiwan. Dengan demikian, barulah dunia bisa aman dan selamat.

Kita harus senantiasa dipenuhi rasa syukur. Lihatlah Taiwan. Masyarakat Taiwan termasuk sangat aman dan selamat. Karena itu, kita harus menyadari berkah. Beberapa waktu lalu, sebuah siaran berita melaporkan bahwa angka kebahagiaan warga Taiwan sangat rendah. Setelah mendengarnya, saya berpikir, “Benarkah?” Setahu saya, Taiwan adalah tempat yang paling dipenuhi berkah karena masyarakat Taiwan hidup dengan damai. Banyak warga Taiwan yang penuh cinta kasih dan baik hati. Kita hendaknya mensyukuri hal ini. Jika tak bersyukur, maka hati kita tak akan damai dan akan selalu menderita.

Ada relawan bernama Jing Hui yang berbagi kisah. Orang tuanya sangat mengasihinya. Akan tetapi, karena adanya kesalahpahaman, dia pun membangkang terhadap orang tuanya. Dia tak mendengar nasihat ayah dan ibunya. Saat orang tuanya menelepon, dia bahkan enggan menjawabnya. Dia juga pergi meninggalkan rumah. Dia menjadi tak penurut dan tak berbakti terhadap orang tuanya.

“Pada Bulan Oktober lalu, saya (Jing Hui) datang ke kompleks Tzu Chi di Sanchong. Saya melihat pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak yang membahas tentang penderitaan seorang ibu saat mengandung 10 bulan. Itu mengingatkan saya tentang perilaku buruk saya terhadap Ibu. Saya menangis tersedu-sedu dan segera bertobat. Master Cheng Yen berkata bahwa berbuat baik dan berbakti tak boleh ditunda. Ayah dan Ibu, saya bertobat atas segala kesalahan saya dahulu. Dahulu saya selalu membentak dan berkata-kata kasar sehingga melukai hati kalian. Saya meninggalkan rumah, dan tidak mengindahkan perhatian kalian. Ibu, saya meminta maaf,” ujar Jing Hui.

Ibu dari Jing Hui mengatakan jika setelah putrinya bergabung dengan Tzu Chi, sikap dan pola pikirnya berubah 180 derajat. Pola pikirnya menjadi lebih dewasa dan lebih perhatian terhadap keluarga. Dia juga lebih berbakti terhadap orang tua. ”Terima kasih, Master. Terima kasih, Tzu Chi. Kalian telah menemukan kembali putri saya. Saya bertekad untuk menjadi relawan Tzu Chi, mengembangkan berkah dan kebijaksanaan bersama putri saya. Terima kasih,” ujar ibu dari Jing Hui.

Setelah menyelami Dharma, Jing Hui segera memahami budi luhur orang tua dan bertobat kepada orang tuanya. Sungguh membuat orang kagum melihatnya. Kita juga bisa melihat orang tuanya mengungkapkan terima kasih kepada Tzu Chi.Setiap kali mendengar kalimat itu,saya selalu berterima kasih kepada insan Tzu Chi.Tzu Chi berdiri berkat adanya insan Tzu Chi. Tzu Chi bisa mengubah kehidupan seseorang, berkat banyaknya insan Tzu Chi yang bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, barulah dapat memengaruhi pola pikir orang lain. Sungguh, setiap orang memiliki tabiat buruk.Setiap orang memiliki cinta kasih.

Hati Buddha adalah hati penuh welas asih. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan, yakni menyelamatkan semua makhluk. Yang terpenting adalah Buddha ingin menyelamatkan hati kita. Karena itu, Buddha datang ke dunia untuk membuka pikiran manusia dan membimbing manusia menuju pencerahan. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia. Buddha ingin membuka hati kita dan memberi tahu bahwa, “Tak hanya aku yang bisa menjadi Buddha, kalian juga bisa mencapai Kebuddhaan. Aku bisa menjadi Buddha karena memiliki hakikat kebuddhaan dan telah melenyapkan noda batin. Kalian juga memiliki hakikat Kebuddhaan. Dengan mengikis noda batin, kalian juga bisa mencapai Kebuddhaan.”

Apa itu noda batin? ketamakan, kebencian, dan kebodohan adalah noda batin. Ketamakan, kebencian, dan kebodohan ini bisa dikikis. Dengan mengikis noda batin, maka kebijaksanaan kita akan terpancar dan menyinari dunia masa kini sehingga kita bisa membedakan hal yang benar dan salah. Buddha datang ke dunia demi membuka pikiran manusia agar bisa tersadarkan. Kita harus menyadari kebenaran dan menyerap Dharma ke dalam hati agar bisa senantiasa mempraktikkan Dharma dan memiliki Buddha dalam hati. 

 


Artikel Terkait

Tekad Kuat Mengalahkan Segala Hambatan

Tekad Kuat Mengalahkan Segala Hambatan

29 Oktober 2014 Awal kedatangan Liu Su Mei ke Indonesia bersama suami pada 1992,  karena ingin mendirikan pabrik sepatu yang saat itu sedang berkembang. Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki potensi cukup besar. Saat itu meskipun berasal dari Taiwan, Ia mengaku belum mengenal Tzu Chi dengan baik. Perkenalannya dengan Tzu Chi dimulai saat bertemu dengan salah satu relawan Tzu Chi yang tengah berada di Indonesia, Liang Cheung.
Sentuhan Cinta Kasih Tzu Chi

Sentuhan Cinta Kasih Tzu Chi

23 Juli 2013 Tujuan dari kunjungan kasih ini adalah untuk berbagi kasih antara relawan Tzu Chi bersama anak-anak penghuni panti, mengingat mereka (penghuni panti asuhan) yang diterlantarkan, ditingalkan dan dititipkan oleh orang tuanya membutuhkan perhatian serta kasih sayang dari orangtunya masing-masing.
Selamat Ulang Tahun Tzu Chi

Selamat Ulang Tahun Tzu Chi

13 Mei 2011
Acara yang diperingati setiap tahunnya ini terasa lebih istimewa dibandingkan peringatan tahun-tahun sebelumnya karena diikuti oleh lebih banyak relawan. Meski pemberitahuan hanya berselang enam hari sebelum acara, para relawan tampak bersemangat mengikuti acara ini.
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -