Sukacita Menyambut Bulan Penuh Berkah

Jurnalis : Subandi Chandra (He Qi Barat), Fotografer : Markus Kusumaputra (He Qi Barat)

Dalam perayaan bulan tujuh penuh berkah, tamu undangan yang hadir diajak untuk mengenal lebih dekat Tzu Chi dengan melakukan tur Aula Jing Si pada tanggal 14 Agustus 2016.

Menyambut bulan tujuh penanggalan lunar, masyarakat keturunan Tionghoa mengadakan ritual untuk leluhur, karena pada bulan ini dianggap bulan hantu. Dalam kepercayaan tradisional, mereka percaya bahwa pada bulan ini  para arwah dibebaskan untuk mendatangi rumah-rumah keluarga. Sehingga mereka yang menjadi keturunannya  pun mengadakan ritual doa dengan memberikan persembahan.

Biasanya persembahan yang diberikan berupa makanan, minuman, maupun barang lain yang menjadi kesukaan leluhur. Persembahan makanan pada umunya berasal dari daging hewan seperti sapi, ayam, itik, babi, dan ikan. sementara itu untuk barang lain berupa kertas sembahyang berbentuk mobil-mobilan, pakaian, uang, dan lain sebagainya.

Bagi insan Tzu Chi, persembahan yang diberikan sangat tidak tepat karena dengan memberikan persembahan makanan itu, maka seseorang telah mengambil sekian banyak nyawa hewan untuk dijadikan persembahan. Sedangkan membakar kertas sembahyang berarti turut merusak bumi, karena dengan banyaknya kertas yang dibakar, banyak pula pohon ditebang.

Sebanyak 29 orang relawan pemandu tur dan 40 orang pedamping tur mengikuti briefing sebelum memandu tur Aula Jing Si.

Setiap orang yang masih melakukan ritual ini dan menganggapnya sebagai wujud rasa bakti kepada leluhur, tentu ini merupakan pandangan yang keliru. Untuk mengubah pandangan ini, relawan Tzu Chi mengadakan perayaan bulan tujuh lunar setiap tahunnya yang dikenal dengan sitilah Bulan Tujuh Penuh Berkah. Pada tahun ini, Tzu Chi mengadakan acara perayaan pada tanggal 14 Agustus 2016. Kegiatan yang digelar mulai dari jam 13.30 sampai jam 17.00 WIB. Dalam kegiatan ini, relawan Tzu Chi wilayah Barat mengundang para tamu ke Aula Jing Si Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Jumlah tamu yang datang sebanyak 548 orang yang dibantu  170 relawan Tzu Chi.

Acara yang bertema ”Bulan Tujuh Lunar, Bulan penuh Sukacita, Bersyukur, dan Bulan Penuh Berkah” ini merupakan suatu perayaan bukanlah ritual doa bersama, karena tamu yang hadir bukan hanya mereka yang beragama Buddha melainkan semua agama hadir dalam acara ini. Sebagaimana suatu perayaan yang penuh kegembiraan dan sukacita, acara ini dikemas dalam bentuk tur Aula Jing Si, sosialisasi pelestarian lingkungan dan vegetarian, serta makan bersama. Menu yang disajikan pun beragam menu vegetaris. Melalui acara seperti ini,  diharapkan para tamu yang hadir dapat mengetahui visi misi Tzu Chi, dapat mengubah sudut pandang bahwa bulan tujuh lunar adalah bulan yang penuh sukacita. ”Diharapkan para tamu dapat tergerak untuk bersama-sama insan Tzu Chi dalam melaksanakan misi Tzu Chi,” ungkap Rudy Darmawan, koordinator acara.

Selama tur Aula Jing Si, par atamu undangan dibagi per grup yang ditemani sebanyak 29 orang relawan pemandu tur dan 40 orang pedamping tur. Relawan Suherman Latip, selaku penanggung jawab tur menjelaskan, “Diadakannya tur ini agar para tamu di samping dapat menikmati keindahan gedung, juga dapat memahami Visi, Misi Tzu Chi  juga,  keteladan, keteguhan dan sifat welas asih dari Master Cheng Yen.” Ia berharap agar setiap orang dapat memahami pandangan Master Cheng Yen bahwa setiap hari, setiap bulan adalah penuh berkah, penuh sukacita, penuh kebahagiaan demikian pula dengan bulan tujuh. Jadi sudah selayaknya kita menciptakan berkah setiap saat.

Suherman Latip berharap agar setiap orang dapat memahami pandangan Master Cheng Yen bahwa setiap hari, setiap bulan adalah penuh berkah, penuh sukacita, penuh kebahagiaan demikian pula dengan bulan tujuh.


Relawan memberikan penjelasan kepada keluarga Subroto Kuncoro yang saat itu hadir dalam perayaan bulan tujuh ini.

Salah satu tamu undangan, Subroto Kuncoro pertama kali hadir bersama istri dan kedua putrinya. Ia merasa takjub dengan adanya bangunan Aula Jing Si. Pada awalnya ia beranggapan bahwa Aula Jing Si merupakan bangunan wihara. Sebagai umat Kristiani, ia merasa heran tidak ditemukannya tempat kebaktian di dalam aula tersebut, walaupun ia menemukan rupang Buddha dan Boddhisatwa. Setelah mendengarkan penjelasan bahwa Aula Jing Si bukanlah wihara tetapi pusat kegiatan relawan Tzu Chi dan pusat bantuan bencana, ia menjadi kagum. Kekagumannya pun bertambah dengan visi misi Tzu Chi pada kegiatan sosial kemanusian membantu sesama.

Ia pun merespon dengan baik ajakan relawan untuk bersama-sama melakukan kegiatan kemanusiaan di Tzu Chi. Bahkan istrinya mendorong kedua putrinya untuk mengikuti kegiatan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching). Karena alasan kesehatan, mereka bervegetaris. Istri Subroto sangat menyukai hidangan vegetaris yang disajikan oleh relawan Tzu Chi. Ia merasa senang melihat kedua putrinya menyukai hidangan sayuran yang disajikan Tzu Chi, karena ketika di rumah ia cukup kesulitan dalam menyediakan menu makanan kepada mereka. Ia berharap bisa mendapatkan resep-resep masakan vegetaris yang sehat dari Tzu Chi, sehingga dapat menyajikan menu makanan sehat untuk keluarganya.

Bagi keluarga ini, dengan menghadiri perayaan bulan tujuh penuh berkah telah memberikan wawasan bagi mereka tentang Tzu Chi. Selain itu melalui kegiatan ini telah menginspirasi mereka  untuk berjalan bersama relawan dalam melaksanakan misi sosial Tzu Chi. 


Artikel Terkait

Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah

Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah

31 Agustus 2017

Hymne Jingsi yang dibawakan relawan berkolaborasi dengan anak-anak Tzu Ching dan juga anak Tzu Shao mengawali peringatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang digelar oleh Tzu Chi Medan. Dengan Gatra Pembuka Lu Xiang Zan, barisan prosesi pembawa pelita, buah dan bunga memasuki ruangan.

Doa Bersama Bulan Tujuh di Tzu Chi Medan

Doa Bersama Bulan Tujuh di Tzu Chi Medan

01 September 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan doa bersama dalam rangka memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah pada 21 Agustus 2016 di Grand Ocean Restaurant, Medan.
Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah

07 Agustus 2014 Minggu, 3 Agustus 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melaksanakan kegiatan untuk memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah. Dalam kegiatan ini para relawan membacakan doa dan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -