Tak Lagi Merasa Sunyi

Jurnalis : Dini Rantykasari, Fotografer : Dini Rantykasari, Videografer: Clarissa R.

Di kota hujan yang sedang cerah, dua relawan Tzu Chi Bogor menyambangi kediaman Nicholas Febrian Setidewa (6) di Griya Soka I, Kec. Sukaraja, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (3/7/20). Kebetulan, saat relawan sampai di perumahan Griya Soka I, Nicho dan keluarganya juga baru tiba dari suatu tempat. Mobil yang berisi relawan dan Tim Redaksi pun mengiringi mobil keluarga Nicho sampai di depan rumah mereka.

Nicho yang saat keluar dari mobil digandeng oleh ayahnya terlihat sehat dengan badan berisi. Terlihat alat yang terpasang di telinga kanannya. Senyumnya yang menyejukkan hati menyambut kami.


Setelah menjalani operasi pemasangan implan koklea, pendengaran Nicho sekarang menjadi lebih baik.

“Apa kabar Pak Tommy?,” sapa Lenny Mulya, salah seorang relawan kepada ayah Nicho.

“Kabar baik, Bu. Mari silakan masuk,” Tommy (41) mempersilakan kami masuk ke rumahnya.

Nicho, adalah anak penyandang disabilitas pendengaran yang setahun lalu dibantu dalam biaya pemasangan alat implan koklea oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, agar Nicho bisa mendengar layaknya orang normal. Pada kunjungan ini, para relawan bermaksud memantau langsung perkembangan Nicho.

Kepada relawan, Dewi Kartika Sari (39) ibu Nicho mengatakan kini anak keduanya itu mengalami banyak perkembangan.  "Perkembangannya setelah pasang implan jauh berbeda. Kalau kata-kata ‘mama, papa, kakak’ jadi lebih jelas. Lebih mau mengeluarkan suara," ujar Dewi.

Bekerja Keras Agar Nicho Bisa Lebih Baik

Orangtua Nicho menyampaikan perkembangan Nicho setelah pemasangan implan setahun lalu kepada relawan Tzu Chi di rumahnya pada Jumat (3/7/2020).

Nicho lahir dalam keadaan sehat dan normal. Kejanggalan mulai terlihat saat Nicho berusia dua tahun. Perkembangan bicaranya lambat, tidak seperti anak-anak seusianya. Setelah diperiksa oleh dokter spesialis THT ternyata ada masalah di pendengarannya, dan tingkat keparahannya cukup tinggi yakni hanya bisa mendengar di kebisingan suara 90 desibel. Seperti suara pesawat, kereta, dan mesin bor. “Kami berdamai dengan diri sendiri dulu, menerima kenyataan. Untuk menerimanya saja sebulan lebih. Kalau kita terus-terusan kaya gini malah enggak ada gunanya kan buat anaknya,” ungkap Tommy.

Dewi menuturkan, dari penjelasan dokter mungkin pendengaran Nicho bermasalah disebabkan oleh virus rubella. Di semester awal Dewi mengandung Nicho, kakak Nicho mengalami campak yang disebabkan virus rubella. Diketahui memang virus rubella yang menyerang ibu hamil dapat menular pada janinnya.  

Cobaan bertambah menyesakkan saat mendengar saran dari dokter agar Nicho menjalani pemasangan alat implan koklea dengan harga 250 juta rupiah supaya maksimal mendengar. Sebagai seorang guru mata pelajaran Matematika dan Fisika di salah satu sekolah swasta, Tommy merasa shock mendengar harga alat itu. "(Saya) guru ya, dengar angka itu aja sudah keder. Ya ampun uang 250 juta dapat dari mana," kenang Tommy.

Tak mau berlama-lama larut dalam kesedihan, Tommy dan Dewi mulai berupaya semaksimal yang mereka bisa dengan membeli alat bantu dengar (ABD) seharga 16 juta rupiah sepasang. Selain memakai ABD, Nicho juga menjalani 3 jenis terapi yakni terapi audio verbal therapy (AVT), terapi wicara dan terapi motorik. Tiga terapi yang dijalani 4 kali dalam sebulan ini juga tak murah, total Rp 1,9 juta rupiah sebulannya.


Nicho yang ditemani ibunya menjalani operasi implan koklea pada pertengahan tahun 2019 lalu.

Namun, dengan memakai ABD tak banyak membantu Nicho. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tetap kesulitan mendengar. Satu-satunya jalan agar Nicho bisa mendengar lebih jernih yakni memasang implan koklea. Karena batas maksimal pemasangan alat implan itu pada usia 6 tahun, Tommy dan Dewi sekuat tenaga mencari penghasilan tambahan agar Nicho bisa memakai alat implant itu sebelum usianya menginjak 6 tahun. Di luar jam mengajar, Tommy mencari uang tambahan dengan menjadi guru les privat, jualan motor, dan menjadi pengendara ojek online. Sedangkan Dewi membantu suaminya mencari penghasilan dengan berjualan online.

Sudah bertahun-tahun bekerja keras dan menabung, tetap belum cukup untuk biaya pasang implan. Padahal saat itu usia Nicho sudah 5 tahun. Di saat sedang bingung, Desember 2018 tercipta jalinan jodoh keluarga ini dengan Yayasan Tzu Chi melalui kawan Tommy yang pernah bekerja di DAAI TV Indonesia. Kawan tersebut menyarankan Tommy agar mengajukan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Saat itu seperti ada yang menggerakkan, ‘wess pokoknya kamu datang ke Tzu Chi’,” ujarnya. 

Sehari kemudian Tommy datang ke Tzu Chi Center di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara untuk mengajukan permohonan bantuan. Setelah melalui survei beberapa bulan, Tzu Chi memutuskan memberikan bantuan biaya implan sebesar 100 juta rupiah. Kekurangannya sebesar 150 juta rupiah didapat dari menjual mobil, tabungan yang sudah terkumpul, dan BPJS Kesehatan. Nicho pun menjalani operasi pemasangan implan koklea dengan lancar di pertengahan tahun 2019.

Lebih Percaya Diri dan Rajin Berdoa

Nicho yang gemar menggambar kini lebih lancar menerima pelajaran dan berkomunikasi dengan orang lain.

Selang satu tahun dari operasi, banyak perkembangan yang dialami Nicho. Dengan pendengaran yang lebih jelas seperti orang normal lainnya, kini Nicho tak lagi merasa sunyi.  Kini ia lebih mudah diberi arahan, seperti diberi perintah untuk mandi, cuci tangan, atau dimintakan tolong ambilkan gelas, menutup pintu, dan matikan lampu. Kemandirian dan rasa percaya dirinya pun meningkat. “Kalau sekarang lebih mandiri lagi, tambah pede lagi. Kalau dulu dia mau keluar nungguin (diberitahu) kita. Kalau sekarang dia mau keluar, dia keluar (sendiri). Sekarang kalau disuruh masuk ‘ayo Nicho masuk’ dia langsung masuk,” papar Dewi.

Hal yang paling membuat haru orangtuanya adalah kini Nicho sudah pede berdoa setiap sebelum dan bangun tidur meski pengucapannya masih belum sempurna.

"Buddha Tzu Chi itu adalah anugerah terbesar dalam hidup saya. Itu adalah jawaban doa mungkin. Puji Tuhan saya diperkenalkan dengan Buddha Tzu Chi. Buddha Tzu Chi telah banyak membantu saya," ungkap Tommy.


Sukacita Nicho sekeluarga mendapatkan perhatian dari relawan Tzu Chi.

Sebagai wujud rasa bersyukur telah dibantu melalui Tzu Chi, Tommy telah dua kali berkontribusi saat kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi dan sekali di acara Bazar Vege tahun lalu. 

Lenny Mulya, salah seorang relawan yang hari itu berkunjung ke rumah Nicho mengungkapkan sangat senang melihat perkembangan Nicho yang cukup pesat.

"Kita melihat Nicho sudah ada perkembangan lebih baik tentu sangat senang karena dengan bantu survei kita bisa memberikan kehidupan yang lebih baik. Semoga kehidupan Nicho lebih baik, bisa dengar normal, bicara normal seperti teman-temannya," harap Lenny.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Tak Lagi Merasa Sunyi

Tak Lagi Merasa Sunyi

06 Juli 2020

Nicholas Febrian Setidewa (6) adalah anak penyandang disabilitas pendengaran yang setahun lalu dibantu dalam biaya pemasangan implan koklea oleh Tzu Chi Indonesia. Untuk memantau langsung perkembangan anak yang akrab disapa Nicho ini, relawan Tzu Chi Bogor berkunjung ke rumahnya di Griya Soka I, Kec. Sukaraja, Bogor, Jawa Barat (3/7/2020). 

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -