Tekad Relawan di Tahun Kelinci

Jurnalis : Yusie (He Qi Timur), Fotografer : Effendy (He Qi Timur)
 
 

foto Dalam tradisi "Lao Yu Sheng", para relawan mengikrarkan tekad baik mereka di tahun baru imlek yang berlambang tahun kelinci ini.

Asalkan kita memiliki niat, pasti akan ada waktu yang terluangkan. Asalkan kita memiliki tekad, pasti akan ada kekuatan. (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Sudah menjadi agenda kegiatan rutin relawan Hu Ai  Kelapa Gading, He Qi  Timur untuk mengadakan sosialisasi relawan baru. Kegiatan yang disebut Tea Gathering ini bertujuan untuk semakin menumbuhkan benih cinta kasih yang sebenarnya sudah tertanam di setiap hati manusia.

Tea Gathering Dimulai
Bulan ini, Tea Gathering diselenggarakan pada hari Selasa, 15 Februari 2011 tepat pukul 14.00 WIB dan dihadiri oleh 19 relawan baru yang kesemuanya sangat antusias. Di antara relawan baru tersebut salah satunya merupakan kelompok dari gereja, sehingga kerukunan antar umat beragama pun semakin terlihat. Bertempat di Jing Si Books & Café Kelapa Gading, acara ini diawali dengan sambutan dari Rensy Shijie, Ketua Hu Ai Kelapa Gading. Saat itu, Rensy Shijie menceritakan profil Yayasan Buddha Tzu Chi kepada relawan baru dan semua yang hadir tampak menyimak penjelasannya dengan serius.

Acara dilanjutkan dengan sharing dari Tony Shixiong mengenai  kegiatan komunitas yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi di Hu Ai  Kelapa Gading, He Qi  Timur. Seperti kegiatan pelestarian lingkungan, survei kasus, kunjungan kasih, kelas isyarat tangan, dan lain sebagainya. Saat video mengenai kisah Ani diputar –salah satu anak yang menjadi pasien kasus yang pernah ditangani Tzu Chi. Ia menderita kanker tulang dan akhirnya meninggal dunia– banyak di antara peserta yang hadir terharu dan menangis. Sebenarnya semua manusia berhati baik, maka ketika melihat kisah seperti Ani banyak yang hatinya kemudian tersentuh. Namun kita tidak hanya boleh merasa kasihan saja, harus diwujudkan dengan suatu tindakan nyata bersumbangsih kepada sesama.

Selanjutnya Phei Se Shijie turut menyampaikan sharingnya mengenai pentingnya pelestarian lingkungan. Topik yang diangkat hari itu adalah mengenai global warming. Dengan cara yang komunikatif dan menarik, Phei Se Shijie menyampaikan sebab dan akibat dari global warming serta apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya.

Pukul 16.00 WIB, Rensy Shijie kembali menyampaikan sambutan penutup yang isinya mengundang para relawan baru untuk dapat bergabung bersama-sama menyebarkan cinta kasih Master Cheng Yen dengan cara menjadi relawan di setiap kegiatan yang dilaksanakan di Hu Ai Kelapa Gading He Qi Timur.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan presentasi yang komunikatif dan menarik, Phei Se Shijie memberikan sharing mengenai global warming dan pentingnya melestarikan lingkungan. (kiri)
  • Elly Shijie (kiri) menyatakan tekadnya untuk selalu tetap bekerja dan berada di jalan Tzu Chi. (kanan)

Silaturahmi Imlek Bersama
Ternyata acara Tea Gathering tidak hanya sampai di situ. Relawan baru kemudian mendapatkan kesempatan untuk bersama-sama melaksanakan Tuan Pai atau Imlek bersama relawan. Acara itu diawali dengan memutarkan video kilas balik kegiatan yang sudah dilakukan relawan Tzu Chi Hu Ai Kelapa Gading sepanjang tahun 2010. Mulai dari donor darah, training relawan, sampai dengan IDC.

Dalam kesempatan ini, Linda Shijie Ketua He Qi Timur memberikan kata sambutan Imlek. Saat itu ia menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek kepada semua relawan yang hadir. Demikian halnya dengan Phei Se Shijie dan Sudarno Shixiong Wakil ketua He Qi Timur yang juga menyampaikan kata sambutan dan ucapan selamat tahun baru secara singkat.

Selanjutnya relawan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen melalui tayangan video. Saat itu Master Cheng Yen memberikan pesan, “Dengan menjaga niat baik, maka niat buruk akan lenyap.” Pesan Master Cheng Yen yang lain adalah kita harus memegang teguh tekad dan tekun melatih diri serta menghargai berkah dan segala sesuatu yang telah kita dapatkan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi mempersembahkan isyarat tangan "Kami Mencintai Keluarga Besar Tzu Chi" di hadapan para peserta sosialisasi relawan baru. (kiri)
  • Li Ying Shijie bersama Linda Shijie dan Elly Shijie meramu sayur-sayuran yang akan digunakan dalam tradisi "Lao Yu Sheng". (kanan)

Relawan juga kemudian dipersilakan untuk memberikan sharing tentang tekad mereka di tahun 2011. Dalam kesempatan itulah, Elly Shijie bertekad untuk terus bekerja dan tetap berada di jalan Tzu Chi.

Menjelang akhir acara, beberapa relawan lantas mempersembahkan isyarat tangan dengan lagu Kami Mencintai Keluarga Besar Tzu Chi. Rasa penasaran para relawan baru pun terjawab sudah setelah menyaksikan isyarat tangan tersebut, karena sebelumnya memang telah disinggung tentang adanya kegiatan kelas isyarat tangan. Usai menyaksikan isyarat tangan tersebut, para relawan baru tampak cukup menikmatinya.

Lao Yu Sheng
Sebagai penutup, dilakukan acara Lao Yu Sheng yang merupakan salah satu tradisi di tahun baru Imlek. Dalam tradisi itu seseorang mengaduk sayur dalam panci dengan menggunakan sumpit, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sambil mengucapkan harapan untuk tahun itu. Semua relawan maju bersama ke depan, memikirkan, dan mengucapkan kata-kata baik sebagai harapan di masa depan. Lao Yu Sheng diawali oleh Liliawati Rahardjo (Li Ying Shijie)yang menyampaikan Kata Perenungan dari Master Cheng Yen, “Marah adalah menghukum diri atas kesalahan orang lain.” Lao Yu Sheng berikutnya dilakukan oleh Linda Shijie dan para relawan Tzu Chi lainnya. Mereka menyampaikan harapan dan tekad masing-masing di tahun yang baru ini.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Gema Genderang Dharma

Suara Kasih: Gema Genderang Dharma

24 Agustus 2011 Dalam persamuhan Dharma ini, kita semua sungguh harus membangkitkan sikap mawas diri yang tulus dan bertobat secara mendalam. Artinya, kita harus menyucikan hati kita dan menyesali segala kesalahan kita.
PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

21 Januari 2020

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019, sesi 2 di Kota Batam dihadiri oleh sebanyak 1.004 peserta terdiri dari orang tua murid Kelas Budi Pekerti dan penerima bantuan Tzu Chi. Selain menyaksikan kilas balik Tzu Chi dan petunjukan yang dibawakan oleh relawan, pemberkahan kali ini juga mengundang penerima bantuan untuk berbagi kisah mereka.

Kesempatan yang Kedua

Kesempatan yang Kedua

28 Mei 2012 Jumlah pasien penderita katarak di Pulau Nias adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia, ditambah dengan keterbatasan dokter mata maka sebagian besar pasien katarak yang kebanyakan berasal dari golongan ekonomi rendah tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk diperiksa dan menjalani pengobatan.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -