Terus Berjuang, Terus Optimis

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Karmani, salah satu penerima bantuan Tzu Chi atau yang biasa disebut dengan Gan En Hu. Ia ditemani Eva Wiyogo, saat berada di Kantor He Qi Pusat, Minggu, 1 Desember 2019.

Karmani (35), warga Pinang Ranti, Jakarta Timur, tak pernah patah arang. Walau kini hanya memiliki satu lengan, bapak dari tiga anak ini terus berusaha, bekerja keras menghidupi keluarganya. Sudah sebulan ini, Karmani bahkan menjadi pengemudi ojek, khusus mengantarkan barang dan makanan.

Pagi itu, Minggu 1 Desember 2019. Kantor He Qi Pusat di ITC Mangga Dua, Jakarta Utara di hari Minggu pekan pertama selalu ramai. Puluhan Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) datang untuk mengambil paket bantuan dari Tzu Chi. Begitu juga Karmani yang mendapatkan bantuan biaya hidup setiap bulannya.

“Bantuan dari Tzu Chi sangat membantu. Apalagi waktu saya masih belum bisa apa-apa setelah kecelakaan. Bantuan itu saya pakai untuk biaya sekolah anak saya yang sekolah di SMK swasta, lalu untuk tambah jajan adiknya,” kata Karmani sambil tersenyum.

Cobaan Hidup
Pada bulan Juni 2017, Karmani yang bekerja serabutan diajak oleh seseorang untuk bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan bidang pemasangan kabel optik. Saat itu ia diminta memasang kabel di sebuah rumah di kawasan  Sentul, Bogor, Jawa Barat.  

“Saat itu malam hari. Pukul 23.30 WIB, saya pasang kabel. Untuk memasang kan pakai tangga. Nah sampai anak tangga terakhir kan mau tidak mau harus pegangan tiangnya. Nah pas pegang tiang penerang jalan itu di atas ada kotak tempat sambungan kabel listrik, pas begitu tersenggol, langsung meledak itu kotak. Saya jatuh ke bawah itu sekitar tujuh meter, jatuh, tidak sadarkan diri,” ceritanya.  


Karmani bercengkerama dengan para relawan Tzu Chi.

Karmani langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun sayang rumah sakit tersebut tak bisa menanganinya. Akhirnya Karmani dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, di Jakarta Timur dan dirawat selama empat hari. Tapi, lengan kanan Karmani makin membengkak dan tak bisa digerakkan. Jari-jarinya kaku, mengepal, dan tidak bisa dibuka. Karmani pun meminta pulang.

Tapi belum juga sampai rumah, lengan kanan tersebut mengalami pendarahan. Keluarga dibantu para tetangga membawanya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Sampai di RSCM, dokter mengatakan, lengan kanan Karmani harus segera diamputasi. Karmani pasrah.

“Saya pasrah, habis mau bagaimana, kalau memang itu yang terbaik ya sudah,” kenangnya.

Derita Karmani belum selesai sampai di situ. Setelah amputasi, bekas jahitan di lengannya tak kunjung mengering. Ia pun terus bolak-balik untuk kontrol sekitar 6 bulan lamanya di RSCM Jakarta.

Ketika Lebaran tahun 2018 tiba, ia bersama istri dan tiga anaknya pulang kampung di Batang, Jawa Tengah. Oleh seorang tetangga, ia disarankan untuk ke rumah sakit khusus bedah di Pekalongan. Dengan semua ikhtiarnya, jahitan lengan yang telah diamputasi pun akhirnya kering dan sembuh.

Mengenal Tzu Chi
Saat Karmani masih dirawat di RSCM Jakarta, ada seorang ibu yang memberitahunya tentang Tzu Chi dan memberinya saran untuk mengajukan bantuan. Singkat cerita, Karmani pun datang ke Kantor Tzu Chi Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada September 2017. Sebulan kemudian, relawan Tzu Chi datang ke rumahnya untuk melihat langsung keadaan Karmani dan keluarganya.


Karmani saat mengambil bantuan biaya hidup di Kantor He Qi Pusat. Sebelumnya pada gelaran My Dream yang digelar DAAI TV Indonesia pada 20-21 Juli 2019 di Jakarta, Karmani juga datang sebagai tamu undangan.

Satu bulannya lagi, Karmani ditelepon oleh bagian Bakti Amal Tzu Chi yang memberinya kabar gembira. Pengajuan bantuan Karmani berupa bantuan biaya hidup disetujui dan ia bisa mengambil setiap bulannya di Kantor He Qi Pusat di ITC Mangga Dua Jakarta. Dan kini, terhitung dua tahun sudah Karmani menerima bantuan biaya hidup dari Tzu Chi.

“Tzu Chi sangat membantu saya. Saya sangat berterima kasih. Saya justru bangga bisa ketemu dan tahu tentang Tzu Chi. Kalau tidak ada yang bilangin ada Tzu Chi ya tidak tahu juga. Relawannya juga baik-baik, tidak ada yang sombong. Mukanya muka senyum semua,” ujarnya.

Eva Wiyogo, relawan Tzu Chi salut dengan semangat hidup Karmani. Juga semangat hidup istri Karmani. Sehari-hari istri Karmani bekerja sebagai buruh pengupas bawang, dan dibayar dua ribu rupiah perkilonya. Lalu tiap hari Sabtu dan Minggu, istrinya berjualan kopi keliling di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta TImur.

“Pak Karmani orangnya semangat sekali. Walaupun tangan cuma satu. Orangnya baik, anak-anaknya juga sopan. Ia pekerja keras, saya sangat terkesan,” kata Eva.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Syukuran Menyambut Tahun Baru

Syukuran Menyambut Tahun Baru

02 Februari 2024

Setiap akhir tahun penanggalan lunar, Tzu Chi Medan selalu mengundang gan en hu dan anak asuh pulang ke rumah batin yaitu rumah Tzu Chi. Relawan menyambut kepulangan mereka seperti keluarga sendiri. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi di Hu Ai Mandala.

Mengenal Tzu Chi Lebih Mendalam

Mengenal Tzu Chi Lebih Mendalam

22 Agustus 2022

Gathering Gan en Hu (penerima bantuan) di komunitas He Qi Utara 2 kali ini cukup berbeda dari biasanya. Para Gan En Hu diajak tour berkeliling aula Jingsi supaya lebih mengenal lagi tentang Tzu Chi, tujuan didirikan Tzu Chi serta visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi.

Memaknai Cinta dan Bakti Pada Ibu

Memaknai Cinta dan Bakti Pada Ibu

25 Desember 2015

Minggu, 6 Desember 2015, sebanyak 75 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat memulai hari yang cerah dengan kegiatan yang mencerahkan. Hari itu, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan perayaan Hari Ibu dalam kegiatan rutin gathering anak asuh dan penerima bantuan Tzu Chi) di Fortuna Palais Function Hall, ITC Mangga Dua. Sebanyak 86 anak asuh beserta orang tuanya dan 125 Gan En Hu mengikuti kegiatan ini.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -