TK Tzu Chi Indonesia Donasikan 31 Model Permainan ke Sekolah Atmabrata, Cilincing

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi

TK Tzu Chi Indonesia mendonasikan 31 alat peraga pendidikan berupa permainan kepada perwakilan Sekolah Atmabrata, Bruder Petrus PSS., (kiri) pada Kamis, 25 Mei 2017. Donasi ini merupakan hasil dari penjualan dan pelelangan saat entrepreneur day di TK Tzu Chi Indonesia, April 2017 lalu.

Berbagi cinta kasih kepada sesama yang selalu menjadi pesan Master Cheng Yen, terus dipraktikkan oleh seluruh relawan Tzu Chi termasuk masing-masing badan misi Tzu Chi. Badan misi Tzu Chi dalam bidang pendidikan pun melakukan hal yang sama, yang kali ini dilakukan oleh mereka di jenjang pendidikan Pra-TK dan TK.

Bekerja sama dengan Daai Mama dan orangtua murid, TK Tzu Chi Indonesia mengumpulkan donasi dan menyalurkannya ke sekolah lainnya. Sekolah Atmabrata yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara, menjadi satu dari empat sekolah yang menerima donasi tersebut. Sekolah ini pun menjadi sekolah pertama yang menerima donasi berupa alat peraga pendidikan di jenjang PAUD.

“Saya bersyukur, saya bahagia sekali karena kami bisa berkumpul bersama, punya acara bersama, bahkan ada tamu yang bisa membagikan berkah untuk anak-anak kami. Ini menjadi tali persaudaraan yang erat antara kami,” tutur Bruder Petrus, pengurus Yayasan Amtabrata.

Sebanyak 400 lebih murid yang terdiri dari tiga sekolah: Atmabrata 1, Atmabrata 2, dan Atmabrata 3 hadir menyaksikan pemberian donasi tersebut. Mereka juga bermain bersama guru-guru TK Tzu Chi Indonesia, mendengarkan dongeng, bernyanyi bersama, menggambar, juga menampilkan tari dan lagu. “Semuanya senang,” kata Bruder Petrus.

Ekspresi gembira menghiasi wajah para murid Sekolah Atmabrata yang tengah kedatangan tamu. Mereka tidak segan larut dalam acara dan bermain bersama.


Para siswa Sekolah Atmabrata bermain bersama guru-guru TK Tzu Chi Indonesia, mendengarkan dongeng, bernyanyi bersama, menggambar, juga menampilkan tari dan lagu.

Bruder Petrus menjelaskan bahwa ketiga sekolah Atmabrata terletak di tiga lokasi yang berbeda. Kondisinya pun sangat sederhana. “Sekolah Atmabrata 1 ada di atas empang dan kami biasa sebut ‘Sekolah Empang’, lalu Sekolah Atmabrata 3 biasa kami sebut ‘Sekolah Bambu’, dan di sini Sekolah Atmabrata 2.”

Semua barang di kelas adalah sumbangan, “Meja dari si ini, kursi dari si itu, lalu buku-buku cerita ada dari si dia, atap yang baru direnovasi ini dari yang lain lagi. Semua berkah dari banyak orang,” ucap Febby, Koordinator ‘Sekolah Empang’ gembira.

Walaupun dalam kondisi sederhana, Sekolah Atmabrata tidak pernah menolak siswa. Semua diterimanya. Mereka pun masih menerima apabila orangtua siswa tidak mampu membayar uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang tergolong sangat murah, sebesar tujuh ribu rupiah.

Melalui kondisi yang sederhana ini pula, Sekolah Atmabrata menginginkan anak-anak didiknya bisa banyak belajar semangat maju dan berjuang sejak dini. “Sehingga mereka tidak patah arang karena situasi atau keadaan apapun maka ketika punya semangat untuk terus maju pasti menjadi pribadi yang luar biasa,” ujar Bruder Petrus.

Belajar Menghargai Berkah


Pada kesempatan tersebut, Daai Mama mengajarkan para murid untuk menggambar dan mewarnai serta mendengarkan dongeng.

Kegiatan yang disambut riuhnya siswa Atmabrata pada Kamis, 25 Mei 2017 tersebut membuat Iing Felicia Joe turut bergembira. Kepala Sekolah TK Tzu Chi tersebut merasa terharu bahwa donasi dari siswa dan orangtua siswa mampu memberikan kebahagiaan pada banyak orang lainnya.

“Kami tentu sangat senang dan sebenarnya ini adalah rangkaian kegiatan entrepreneur day yang kami lakukan bulan April lalu,” ucap Iing. “Di hari entrepreneur day tersebut, kami menginfomasikan kepada murid dan semua orangtua pada saat pelelangan, bahwa nanti hasil dari penjualan dan pelelangan akan kami sumbangkan ke sekolah-sekolah yang membutuhkan,” imbuhnya.

Iing mengatakan bahwa anak usia 2–6 tahun merupakan masa-masa krusial, bukan dalam akademik melainkan dalam tumbuh kembang anak-anak. Pada masa ini pula, anak-anak seharusnya mendapatkan masa-masa yang indah berhubungan dengan pertumbuhan secara natural, permainan, atau motivasi berbuat kebajikan.

“Hal tersebut membuat kami mulai mencari alat peraga sesuai dengan program kami untuk mengembangkan kognitif anak, fisik dan sosial, serta relationship sesama teman,” jelas Iing.

Di akhir kegiatan, siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia membagikan satu paket perlengkapan sekolah kepada lebih dari 400 murid Sekolah Atmabrata.


Sekolah Atmabrata yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara, menjadi satu dari empat sekolah yang menerima donasi dari entrepreneur day. Melalui kondisi yang serba sederhana, Sekolah Atmabrata menginginkan anak-anak didiknya bisa banyak belajar semangat maju dan berjuang sejak dini.

Berbekal latar belakang tersebut, TK Tzu Chi Indonesia memberikan sebanyak 31 model alat peraga berupa permainan kepada perwakilan sekolah. “Kami ingin anak-anak di sini juga bisa bermain dengan penuh kegembiraan seperti anak-anak (siswa) kami,” tambah Iing.

Melalui kegiatan ini, Iing pun berharap siswanya mampu mensyukuri berkah dan menghargai apa yang mereka miliki, juga apa yang telah mereka lakukan. “Karena kebaikan walaupun sekecil apapun yang dilakukan pasti bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya.

Nantinya TK Tzu Chi Indonesia masih akan mendonasikan alat peraga kepada tiga sekolah lainnya: PAUD Bawal Terpadu di Kamal Muara, PAUD Al-Hidayah di Rumah Susun Waduk Pluit, dan PAUD Kenanga 09 di Rumah Susun Kapuk Muara. Ketiga sekolah tersebut sama-sama berlokasi di Jakarta Utara.


Artikel Terkait

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -