Tzu Chi Cup, Asah Bakat Non-akademis Siswa

Jurnalis : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School) , Fotografer : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School)


Para siswa dari berbagai sekolah nampak semangat dan antusias mengikuti lomba menggambar budaya humanis.

Suasana di Gedung SD dan SMP Tzu Chi tampak riuh dan meriah. Ada keramaian yang tidak biasa di hari Sabtu, 15 Februari kemarin. Sabtu itu adalah puncak dari ajang kompetisi antar sekolah yang diadakan oleh SD Tzu Chi yakni ‘Tzu Chi Cup’ yang diselenggarakan di gedung SD, gedung SMP, dan gedung Gan En di Tzu Chi Pantai Indah Kapuk.

Tzu Chi Cup mengusung tema ‘Peace, Love, and Unity’ dengan harapan, ajang kompetisi antar sekolah ini dapat menjadi wadah untuk mengasah bakat non-akademis anak-anak dan membangun hubungan antar sekolah. “Semoga lewat Tzu Chi Cup, baik anak-anak maupun guru-guru dapat menambah teman,” tutur Caroline Widjanarko, Kepala Sekolah SD Tzu Chi.


Trevalya Therico (nomor 7) ketika bertanding basket dalam babak semi final.

Penanggungjawab acara ini, Pak Soffy Fauziansyah, mengatakan bahwa kegiatan ini selain menjadi wadah bagi para siswa untuk menunjukan kebolehan mereka, juga untuk membangun karakter anak-anak. “Kegiatan seperti ini tentu saja dapat membangun karakter anak-anak dengan nilai-nilai seperti sportivitas dan kerja sama.”

Menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak sudah menjadi tugas bersama. SD Tzu Chi sebagai sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya humanis bersyukur, menghormati, dan cinta kasih juga berusaha mengenalkan nilai-nilai ini lewat kata perenungan Master Cheng Yen yang dijadikan tema lomba menggambar. Masing-masing tingkatan kelas diberikan kata perenungan yang berbeda.


Hasil gambar Trevalya Therico yang memenangkan juara 2. Ia menggambar buah-buahan dan tanaman sebagai bentuk berkat. Seorang anak kecil membantu nenek yang menyebrang digambarkan sebagai bentuk kebajikan.

Trevalya Therico belum sempat menghapus keringatnya ketika baru saja selesai bertanding dan memenangkan perlombaan basket, ia sudah harus berlari ke gedung SD untuk berpartisipasi dalam lomba gambar. Pertandingan basket sebelumnya membuat Trevalya kehilangan 30 menit pertama untuk menyelesaikan karya gambarnya. Siswa-siswi kelas 5 diberikan kata perenungan Master Cheng Yen tentang menanam ladang berkah: “Dengan menciptakan lahan berkah sendiri, akan terajut jalinan berkah untuk diri sendiri pula”.

Siapa sangka, terlepas dari waktu yang singkat, siswa kelas 5 Harmony di SD Tzu Chi ini memenangkan juara dua. “Saya kaget sih, nggak menyangka akan menang karena saya lihat gambar yang lain bagus-bagus,” tutur Trevalya.

Sehari sebelum pertandingan final, Trevalya dan rekan timnya kalah dalam pertandingan basket antar sekolah. Kemenangan yang diraih di hari final serta juara menggambar, tidak lepas dari usaha dan perencanaan yang baik. Ketika ditanya mengenai upaya yang ia lakukan supaya bisa juara, cinta kasih ibu menjadi salah satu penyemangat terbesar baginya.


Beberapa gambar hasil perlombaan yang menjadi juara dalam lomba menggambar bertemakan budaya humanis.

“Tentunya yang pertama saya berdoa, tapi yang penting itu pujian dan semangat yang dikasih mama ke saya, itu yang buat saya bisa percaya diri,” katanya.

Trevalya dan rekan satu timnya ketika ditemui di akhir acara, memiliki satu pesan sederhana namun bermakna. “Kita sudah menang tapi kita nggak boleh sombong. Semoga tahun depan bisa juara lagi.”

Sekolah sebagai sarana pendidik, memang dituntut untuk mendukung prestasi siswa baik dalam bidang akademis maupun non-akademis. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu dasar dari diadakannya Tzu Chi Cup. “Fungsi sekolah kan bukan hanya mengembangkan anak dengan potensi akademis, tapi juga membimbing nilai-nilai dan potensi non-akademis. Kompetisi seperti ini bisa dijadikan target bagi anak-anak kita untuk terus berlatih sebagai ajang pembuktian diri,” pungkas Soffy Fauziansyah.


Trevalya Therico (tengah) ketika menerima piagam penghargaan. Dirinya tidak menyangka dapat memenangkan lomba dikarenakan waktu menggambar yang minim. Semangat dari ibunya membuat Trevalya percaya diri.

Tahun ini merupakan kali pertama SD Tzu Chi mengadakan perlombaan antar sekolah. Tzu Chi Cup yang berlangsung dari 13-15 Februari 2020. Tzu Chi Cup menguji bakat dan mengeksplor kemampuan non-akademis anak-anak di bidang olahraga, kesenian, dan teknologi informasi seperti basket, renang, bernyanyi, menggambar, dan koding.

Ada lebih dari 20 sekolah dari Jabodetabek yang berpartisipasi dalam tujuh kompetisi: Bina Bangsa School, Binus School Bekasi, BPK Kelapa Gading, BPK Penabur 10, BPK Penabur 11, Bukit Sion, Bunda Mulia School, Global Jaya School, Jakarta Nanyang School, Kanaan Global School, Kinderfield Depok, Mentari Grand Surya, National High Jakarta, Pahoa School, Raffles Christian School, Regality Academy, SD Atisa Dipamkara, SD Dian Harapan, SD Global Sevilla, SD IPEKA, SD Karakter, SD Kristen Gloria 1, SD Kristoforus 2, SD St Theresia, SD Victory Plus, SDS Pah Tsung, Sekolah Bogor Raya, Sekolah Dian Bangsa, Sekolah Mahabodhi Vidya, Sekolah Mahabodhi Vidya, Springfield School, dan Tunas Bangsa School.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Tzu Chi Cup, Asah Bakat Non-akademis Siswa

Tzu Chi Cup, Asah Bakat Non-akademis Siswa

20 Februari 2020

SD Tzu Chi mengadakan Tzu Chi Cup, ajang kompetisi antar sekolah yang diikuti oleh lebih dari 25 sekolah di Jabodetabek dari tanggal 13-15 Februari 2020.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -