Tzu Ching Camp: Semangat Tim Konsumsi

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara), Juliana Santy

fotoUntuk mempersiapkan konsumsi bagi para peserta Tzu Ching Camp VI, para anggota Tzu Ching yang tergabung dalam tim konsumsi sejak dini hari sudah mulai bekerja menyiapkan makanan.

Tzu Ching Camp VI yang diadakan pada tanggal 25-27 November 2011  ini adalah salah satu kegiatan besar yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh relawan muda-mudi Tzu Chi yang disebut Tzu Ching. Semua panitia dari berbagai tim tampak sibuk dengan tugas-tugas yang harus mereka siapkan agar camp ini dapat berjalan dengan lancar. Bahkan persiapan telah mereka lakukan sejak minggu-minggu sebelumnya. Setiap tim saling membantu agar pekerjaan terasa lebih ringan dan  cepat selesai.

 

Salah satunya adalah tim konsumsi. Persiapan telah mereka lakukan sejak satu minggu sebelumnya dimulai dengan membersihkan dapur yang akan digunakan. Saat itu semua peralatan dapur yang tadinya tertata pada tempatnya tiba-tiba semua bergeser dari posisinya, rak-rak peralatan pun dipindahkan, air menggenang di mana-mana, sesaat keadaan dapur tampak seperti “kapal pecah”. Namun semua yang dilakukan adalah untuk membersihkan dapur yang agak kotor karena sudah jarang digunakan. Setelah usai membersihkan, dapur tampak kembali seperti semula, namun dengan keadaan yang tampak jauh lebih bersih dan nyaman. Mereka mau melakukan hal ini karena konsumsi adalah salah satu bagian yang penting dan mereka ingin saat menyiapkan makanan di dapur yang  bersih dan steril sehingga kesehatan makanan pun lebih terjamin.

Dari Tzu Ching untuk Tzu Ching
Jumat, 25 November 2011, waktu masih menunjukkan pukul 05.30, namun sudah terdapat dua orang Tzu Ching yang berada di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi bagi panitia dan peserta yang berasal dari luar kota. Dua orang menyiapkan makanan untuk puluhan orang tentu akan sangat berat. Tak lama satu per satu Tzu Ching pun mulai datang membantu persiapan memasak, alhasil, masakan pun selesai tepat pada waktunya dan semua orang dapat mulai “bertempur” untuk camp dengan perut yang kenyang.

 

foto    foto

Keterangan :

  • Panitia bekerjasama mempersiapkan makanan untuk peserta camp (kiri).
  • Para relawan pria pun tak ragu-ragu untuk membantu menyiapkan makanan di dapur (kanan).

Usai menyiapkan sarapan, mereka harus kembali bersiap-siap untuk menyiapkan menu makan siang. Begitu pula setelah makan siang usai, mereka harus mulai menyiapkan makan malam. Semua menu yang disiapkan adalah menu vegetarian tentunya, dan kali ini mereka pun mendapatkan tantangan untuk memasak setiap makanan tanpa menggunakan bumbu berupa bawang. Tantangan pun mereka jawab dengan hasil dari setiap masakan. Mereka membuktikan bahwa memasak makanan vegetarian itu mudah, enak, dan setiap orang dapat memasak makanan vegetarian.

Mereka yang ada di dapur ini bukanlah orang-orang yang ahli memasak. Mereka adalah muda-mudi yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan ada yang sudah bekerja, dan tentu memasak bukanlah pekerjaan utama mereka.  Lalu kenapa mereka dapat memasak? Karena mereka menyukai kegiatan memasak, dan yang utama adalah karena mereka pemberani, mereka berani mencoba hal-hal baru, berani mengemban sebuah tanggung jawab, dan berani lelah untuk melayani setiap orang. Suatu kebahagiaan bagi mereka jika setiap peserta camp dapat menikmati dan menghabiskan makanan yang disajikan. 

 

foto  foto

Keterangan :

  • Tak hanya menyiapkan makanan, mereka pun merapikan area ruang makan bagi para peserta Tzu Ching Camp VI ini (kiri).
  • Setelah usai menggunakan dapur, Tzu Ching kembali membersihkan dapur yang telah digunakan agar dapat dikembalikan dalam keadaan bersih (kanan).

Tak hanya menyiapkan makanan di dapur saja, mereka juga berbagi tugas untuk menghidangkan semua makanan di ruang makan dan yang bertugas mencuci peralatan makan. Sulit bagi mereka untuk beristirahat, tetapi pekerjaan terasa ringan karena teman-teman dari tim lain pun ikut membantu pekerjaan tim konsumsi ini. Lelah pun dapat hilang karena suasana yang selalu ceria, penuh tawa, dan semangat hingga tak terasa kegiatan memasak mereka pun usai pada tanggal 27 November 2011. Walaupun peserta banyak yang sudah pulang pada sore harinya, mereka juga masih menyiapkan makan malam dan minuman untuk teman-teman peserta yang berasal dari luar kota dan panitia yang masih bekerja membereskan semua tempat hingga malam.

Awal yang indah berakhir pula dengan indah untuk tim konsumsi. Benar-benar salut dengan semua Tzu Ching yang terlibat dalam tim konsumsi dan tim lain yang juga ikut membantu tim konsumsi. Mereka mulai belajar untuk mandiri. Mereka benar-benar luar biasa, walaupun kondisi di dapur panas, tetapi hati mereka tidak cepat panas. Mereka bekerja dengan sepenuh hati, bekerja sama dengan baik dan mampu mengendalikan emosi. Mereka juga tetap saling perhatian dalam satu tim. Tiada kata lagi untuk mereka selain luar biasa.


Artikel Terkait

Semangat Berbagi Tanpa Lelah Hingga Menembus Hutan Papua

Semangat Berbagi Tanpa Lelah Hingga Menembus Hutan Papua

22 Maret 2019
Untuk menuju Desa Witi, relawan berjalan sekitar 40 menit. Sementara untuk menuju Desa Muara Pasrah, relawan berjalan sekitar 4 jam. Namun, waktu tempuh yang tidak singkat dan medan yang tidak mudah tidak menghalangi semangat relawan untuk berbagi cinta kasih melalui baksos keliling bagi warga Papua.
Celengan Cinta Kasih yang Makin Dikenal di Selat Panjang

Celengan Cinta Kasih yang Makin Dikenal di Selat Panjang

19 Oktober 2022

Di bawah sinar lembayung pagi yang kian menguning, para relawan Tzu Chi di Selat Panjang mensosialisasikan celengan cinta kasih dengan penuh semangat di Sekolah Patria Dharma, Selat Panjang, Provinsi Riau. 

Indahnya Keberagaman dalam Acara Buka Puasa Bersama Tzu Chi Makassar

Indahnya Keberagaman dalam Acara Buka Puasa Bersama Tzu Chi Makassar

02 April 2024

Tzu Chi Makassar mengundang 119 anak dari tiga panti asuhan yang ada di Kota Makassar untuk berbuka puasa bersama. Buka puasa bersama ini berlangsung hangat, ceria, dan penuh kegembiraan.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -