Usaha Tanpa Henti

Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Robby (Tzu Chi Surabaya)
 
foto

Suami, ibu, dan anak-anak Siti ikut menjemput sewaktu Siti diijinkan untuk keluar dari RS Surabaya Internasional setelah menjalani operasi untuk mengeluarkan batu dari ginjalnya.

Mendung tampak menggelayuti langit kota Surabaya pada tanggal 11 Januari 2008. Musim hujan yang sedang mencapai puncaknya membuat cuaca mendung dan hujan mengguyur kota Surabaya hampir setiap hari. Namun ini tidak mengurangi kebahagiaan seorang ibu dua anak, Siti Romlah (31 tahun). Pada hari itu dia diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit Surabaya Internasional setelah menjalani operasi dan perawatan terhadap penyakit batu ginjalnya. Ditemani oleh dua orang relawan Tzu Chi yaitu Yap Pik Liang dan Fang Fang, dan disertai seluruh keluarganya, Siti Romlah keluar dari rumah sakit dengan perasaan lega dan gembira.

Penyakit Menahun
Siti Romlah dan suaminya Suryo Kartono (39 th) telah menikah selama sekitar 12 tahun dan sudah dikaruniai 2 orang anak yaitu Rafif (10 th) dan Akmal (5 th). Selama ini keadaan perekonomian mereka dalam kondisi yang pas-pasan karena pekerjaan sang suami tidak menentu. "Saya bekerja di pergudangan, jadi kalau ada barang yang mau diangkut baru saya dipanggil untuk kerja. Penghasilan juga sedikit sekali hanya 300 ribu rupiah sebulan," kata Suryo Kartono. Untuk menambah penghasilan keluarga, akhirnya Siti Romlah beserta ibunya Karsiyah (68 th) berjualan martabak di kampungnya. Jualan mereka cukup laris sehingga keuntungannya bisa sedikit menopang kehidupan keluarga ini. "Saya hanya hidup sendirian, untuk bisa makan saya coba jualan martabak ini, hitung-hitung juga bisa membantu anak saya," ujar Karsiyah.

Kondisi kurang menguntungkan mulai dialami keluarga sederhana ini pada tahun 2003. Saat itu Siti mulai menderita sakit. Karena tiada biaya, ia mengabaikan penyakitnya ini. Lama-kelamaan sakitnya tidak tertahankan lagi. Akhirnya Siti memeriksakan dirinya ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Dari hasil pemeriksaan didapati bahwa ada batu di ginjalnya sehingga ia sulit buang air kecil. Pada tanggal 13 April 2006, dengan fasilitas kesehatan masyarakat kecil dari pemerintah berupa Askeskin, Siti dioperasi di RSUD Dr. Soetomo.

Keadaan kesehatan Siti sempat membaik dan segalanya pun mulai berjalan normal seperti biasanya. Namun ternyata ini tidak berlangsung lama. Awal tahun 2007 penyakit yang sama mulai kambuh kembali. Kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu memperparah kondisi penyakitnya. Keluarga ini terpaksa pergi ke pengobatan alternatif untuk berupaya menyembuhkan penyakit Siti. Setelah menjalani terapi alternatif dan konon batu sebesar ibu jari sempat bisa dikeluarkan dari ginjalnya oleh paranormal tersebut, kondisi kesehatan ibu ini ternyata tidak membaik. Fasilitas kesehatan dari pemerintah yang sudah dicabut membuat keluarga ini tidak tahu harus kemana lagi berikhtiar untuk kesembuhan Siti.

Berjodoh dengan Tzu Chi
Suatu kali, seorang relawan Tzu Chi menyarankan agar keluarga ini coba menghubungi Tzu Chi. Setelah melalui proses survey dan rapat medis, akhirnya diputuskan bahwa Siti bisa mendapat bantuan pengobatan dari Tzu Chi. Tak lama, Siti pun diantar oleh relawan Tzu Chi untuk memeriksakan diri ke RS Surabaya Internasional. Dari hasil pemeriksaan, ?didapatkan bahwa dalam ginjal terdapat batu yang berukuran cukup besar dan sangat membahayakan ginjalnya. Bahkan terjadi infeksi yang disebabkan oleh batu tersebut. Dokter Edwin Ong yang menangani Siti menyarankan agar segera dilakukan operasi untuk mengangkat batu ginjal dan mengatasi infeksi. Jika tidak, maka Siti bisa kehilangan ginjalnya.

foto  

Ket : - Siti tampak berbincang akrab dengan Yap Pik Liang dan Fang Fang, relawan Tzu Chi yang selalu
           menemaninya sejak awal ia dirawat hingga selesai dioperasi.

Maka pada tanggal 10 Januari 2008, dengan ditemani sang suami dan relawan Tzu Chi, Siti pun masuk ke Rumah Sakit Surabaya Internasional. Dijadwalkan keesokan harinya operasi akan segera dilaksanakan. Karena kondisi Siti sangat lemah, maka dia sangat membutuhkan bantuan suaminya selama di rumah sakit. Sang suami yang sangat menyayangi istrinya ini pun berusaha keras untuk dapat menemani sang istri. Sayangnya, ketika Suryo meminta ijin kepada kantor tempatnya bekerja untuk menemani Siti, ternyata atasannya tidak mengijinkan. Akhirnya Suryo keluar dari tempatnya bekerja. "Karena bos saya tidak mengijinkan saya untuk menemani istri saya maka saya disuruh keluar dari pekerjaan," ujar Suryo pelan.

Seribuan lebih warga yang telah mengantri dengan tertib sejak pagi, satu-persatu menerima satu karung beras. Diantara para relawan, terdapat 4 orang anak asuh Tzu Chi yang ikut membantu menjaga ketertiban dalam acara pembagian beras hari ini. Para relawan bersiaga dan bersukacita membantu warga mengangkat beras, menghantarkannya ke tepi jalan untuk mendapatkan angkutan untuk membawa pulang beras. Penerima beras memakai sepeda, sepeda motor, becak maupun berjalan kaki untuk membawa beras ke rumahnya masing-masing.

Maka pada tanggal 10 Januari 2008, dengan ditemani sang suami dan relawan Tzu Chi, Siti pun masuk ke Rumah Sakit Surabaya Internasional. Dijadwalkan keesokan harinya operasi akan segera dilaksanakan. Karena kondisi Siti sangat lemah, maka dia sangat membutuhkan bantuan suaminya selama di rumah sakit. Sang suami yang sangat menyayangi istrinya ini pun berusaha keras untuk dapat menemani sang istri. Sayangnya, ketika Suryo meminta ijin kepada kantor tempatnya bekerja untuk menemani Siti, ternyata atasannya tidak mengijinkan. Akhirnya Suryo keluar dari tempatnya bekerja. "Karena bos saya tidak mengijinkan saya untuk menemani istri saya maka saya disuruh keluar dari pekerjaan," ujar Suryo pelan.

Beberapa hari di ICCU, kondisi kesehatan Siti terus membaik hingga dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Bahkan kondisi ginjalnya pun meningkat pesat sehingga infeksinya berhasil diatasi dan tidak perlu dilakukan pengangkatan ginjal. Dengan tetap ditemani suami yang selalu setia menungguinya di rumah sakit, ibu ini terus berjuang agar cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarga. Hasil perjuangannya tidak sia-sia. Pada tanggal 16 Januari 2008, Siti diperbolehkan keluar dari rumah sakit namun masih tetap dalam pemantauan dokter dengan beberapa jadwal check up rutin. Karena kondisinya belum pulih benar, Siti harus duduk di atas kursi roda yang didorong oleh suaminya disertai 2 anaknya dari belakang dan Karsiyah. "Kami sekeluarga mengucapkan banyak sekali terima kasih atas bantuan Tzu Chi selama ini. Hal ini sangat berarti untuk kami dan semoga Tzu Chi semakin banyak berkah," ujar Siti kepada relawan Tzu Chi yang mengantarnya. Semoga setelah kondisinya benar-benar pulih, dia dapat kembali mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada 2 orang anaknya yang beranjak dewasa.

 

Artikel Terkait

Semangat Hidup Salidin dan Nonayu

Semangat Hidup Salidin dan Nonayu

10 Desember 2018
Salidin dan Nonayu adalah sepasang suami istri yang hidup tanpa anak, dengan segala keterbatasan fisik untuk bekerja lebih keras. Hal ini dikarenakan kedua kaki suaminya sering sakit. Hidup mereka banyak dibantu warga sekitar. Mereka juga memiliki banyak hutang untuk makan sehari-hari. 
Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

23 Juli 2021
Hunian yang nyaman dambaan setiap keluarga. Namun tidak demikian Anton dan keluarganya. Ekonomi yang sulit menyebabkan rumah yang ditinggalinya sejak tahun 1997 tidak pernah direnovasi. Akibatnya jika hujan tiba, rumahnya bocor dan mengalami banjir.
Desember yang Ceria

Desember yang Ceria

27 Desember 2016

Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Barat yang mengunjungi Saung Tawon yang terletak di Tanah Tinggi, Tanggerang. Di sana relawan berbagi cerita, bermain, dan bercanda bersama anak-anak Saung Tawon.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -