Waisak Tzu Chi 2018: Peringatan Hari Waisak di Rumah Baru

Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Djaya Iskandar, Nopianto (Tzu Chi Batam)


Sebanyak 965 hadirin mengikuti prosesi Waisak untuk pertama kalinya di Aula Pembabaran Dharma (Jiang Jing Tang).

Selama 52 tahun, di bawah bimbingan Master Cheng Yen, insan Tzu Chi mengikuti kebijaksanaan Buddha, mengurangi penderitaan dan memberi kebahagiaan kepada sesama, serta mengembangkan ajaran Buddha. Tahun ini, peringatan Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia dirayakan serentak oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia pada Minggu 13 Mei 2018. Yayasan Buddha Tzu Chi Batam sangat bersyukur karena untuk pertama kalinya, perayaan tiga hari besar ini diadakan di ruangan ‘Jiang Jing Tang’, lantai 5 Aula Jing Si Batam yang baru rampung.

Mulai pukul 8 pagi, hadirin sudah mulai berdatangan dan diarahkan menuju ke lantai 5. Sebelum acara dimulai, terlebih dahulu Fang Fang dan Stella memperkenalkan makna pemandian rupang Buddha, di mana kita memberikan hormat yang paling tulus dengan bersujud di depan kaki Buddha, bersyukur atas rahmat dan kebijaksanaan beliau.


Prosesi Pemandian Rupang Buddha berlangsung dengan khidmat dan teratur.

Pertama kali diadakannya Waisak di dalam Aula Jing Si sempat menjadi kekhawatiran bagi Yasin, selaku koordinator. Ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari segi keamanan hingga jumlah peserta yang hadir. Awalnya panitia menargetkan peserta dapat memenuhi kursi teratai di dalam ruangan, sebanyak 792 orang.

“Hadirin tahun ini ternyata melebihi target, ada 965 yang datang mengikuti acara Waisak. Angka ini dapat tercapai berkat dukungan para relawan yang giat mensosialisasikan perayaan Waisak di sekolah, universitas dan kunjungan dari rumah ke rumah,” ujar Yasin.


Chen Yun Xian (pertama dari kanan), peserta Waisak, melaksanakan prosesi pemandian Rupang Buddha.

Salah satu peserta, Chen Yu Xian sudah ikut perayaan Waisak di Tzu Chi sejak lama, baik perayaan yang dilakukan di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Pertama kalinya mengikuti Waisak di Aula Jing Si memberikan kesan tersendiri bagi Yu Xian. 

“Bagi teman-teman yang lanjut usia yang seumuran seperti saya, masuk ke sini terasa khidmat, suasana sangat damai, saya merasa Tzu Chi dari tahun ke tahun semakin baik,” pujinya. 


Julia (pertama dari kanan), salah satu peserta Waisak, sedang melafalkan Gatha Pemandian Rupang Buddha.


Demi menghimpun lebih banyak peserta untuk mengikuti Upacara Waisak, relawan mensosialiasikan acara ke perumahan, sekolah dan universitas.

Lain halnya pula dengan Julia. Julia yang baru berusia 22 tahun  ini pertama kali mengikuti perayaan Waisak di Tzu Chi. “Acara ini merupakan platform yang sangat baik bagi masyarakat untuk memperkenalkan ajaran Buddha dan Yayasan Tzu Chi, apa yang Tzu Chi lakukan selama ini,” kata Julia. 

Di saat yang sama, relawan di Tanjung Pinang juga melakukan pemandian rupang Buddha. Hujan yang turun sejak pagi tidak menghambat 42 relawan dan masyarakat umum untuk memperingati hari Waisak, hari Ibu, dan hari Tzu Chi Internasional. Melalui doa bersama yang dipanjatkan sekitar seribu peserta, relawan berharap dengan kekuatan bersama, semerbak bunga, ajaran, dan sebersit kebaikan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Semoga batin manusia tersucikan, masyarakat aman dan tentram, serta dunia aman bebas bencana.

Editor: Khusnul Khotimah

Sebanyak 965 hadirin mengikuti prosesi Waisak untuk pertama kalinya di Aula Pembabaran Dharma (Jiang Jing Tang).


Artikel Terkait

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -