Ceramah Master Cheng Yen: Berbakti dan Berbuat Baik serta Mewariskan Cinta Kasih

Bodhisatwa sekalian, saya datang lagi. Begitu tiba di Aula Jing Si Changhua, saya merasakan kehangatan yang sangat kental. Suasana kekeluargaan sungguh terasa. Saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Pada acara Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan setahun sekali, kita bisa mendengar dan melihat relawan Tzu Chi berbagi kisah.

“Saya adalah Xie Zhen-ying. Saat saya kecil, keluarga saya sangat kurang mampu. Penghasilan ibu saya hanya 18 dolar NT sehari. Karena itu, kami merasa sayang untuk membeli sepatu. Setelah dewasa, kami menjadi tidak terbiasa memakai sepatu. Jadi, saya selalu tak memakai sepatu. Saat berusia 13 tahun, saya membantu orang menjaga anak untuk menambah penghasilan keluarga. Pada tahun 1996, saya melihat majalah Tzu Chi Companion di rumah majikan saya. Saya pun menelepon ke Kantor Tzu Chi Taipei untuk menjadi donatur Tzu Chi,” kata Xie Zhen-ying relawan pelestarian lingkungan.

“Pada suatu hari, saya melihat relawan Tzu Chi sedang melakukan daur ulang di pinggir jalan. Lalu, saya pun mengikuti mereka melakukannya. Terima kasih kepada Master karena telah menciptakan dunia Tzu Chi sehingga saya bisa menjalankan Tzu Chi. Saya bertekad untuk mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan. Terima kasih, Master,” pungkasnya.

 

Lilhatlah relawan yang bertelanjang kaki ini. Saya sangat mengaguminya. Dengan bertelanjang kaki, dia menciptakan kehidupan yang bernilai. Dia telah mengandalkan sepasang kakinya untuk menempuh perjalanan jauh. Dia juga mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati. Dia juga melihat berbagai pelajaran dengan matanya dan menyerapnya ke dalam hati. Jadi, bisa dibilang bahwa jalinan jodohnya dengan saya sudah sangat lama.

Namun, saya berharap nenek ini dapat bergabung menjadi anggota komite Tzu Chi. Dia sangat rendah hati. Saya berharap dia bisa menjadi anggota komite.

Kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk menyebarkan benih kebajikan di Changhua dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Mendengar cerita nenek yang bertelanjang kaki tadi, saya teringat pada seorang bapak tua yang saya temui saat RS Tzu Chi Dalin baru beroperasi. Saat RS itu baru beroperasi, saya sering pergi ke sana.

 

Suatu hari, saat berkunjung ke sana, saya berjalan melewati lobi tempat orang-orang mendaftarkan diri. Di sana saya bertemu seorang bapak tua yang bertelanjang kaki. Saya tidak mengenalnya. Namun, saat melihatnya bertelanjang kaki, saya mendekatinya dan berkata padanya, "Apa Kakek tidak dingin karena bertelanjang kaki? Pakailah sepatu." Dia menjawab, "Master saya sudah mengenakan sepatu ini selama lebih dari 70 tahun. Ini adalah pemberian orang tua saya. Ini adalah sepatu yang paling baik dan alami." Bukankah sama dengan nenek yang bertelanjang kaki tadi?

Saya memanggilnya "kakek" karena itu terjadi lebih dari 20 tahun lalu. Cara pandang kakek itu sama dengan nenek tersebut. Tidak lama kemudian, saya baru tahu bahwa kakek itu dan keluarganya, semuanya adalah komisaris kehormatan Tzu Chi. Jadi, dia mengenakan sepasang "sepatu" pemberian orang tuanya sejak lahir. Sepatu itu adalah sepatu yang paling alami dan terbaik. Kakek itu berkata pada saya, "Sepatu saya ini tidak akan kebesaran ataupun kekecilan, bisa dipakai sampai tua." Sungguh, inilah cara untuk menciptakan kehidupan yang bernilai.

Kita harus menghargai tubuh pemberian orang tua dan setiap organ di dalamnya. Cara terbaik untuk membalas budi orang tua dan berbakti kepada mereka ialah memanfaatkan hidup kita untuk menciptakan kehidupan yang bermakna. Untuk membalas budi orang tua, kita bisa menggunakan tubuh kita untuk berbuat baik dan memberi manfaat bagi umat manusia. Inilah cara untuk membalas budi orang tua. Selain itu, kita juga bisa menjadi teladan bagi orang lain.

Ya, pendidikan sangat penting. Kita harus membimbing anak-anak agar mereka tahu berbakti, melakukan kebaikan, membalas budi orang tua, dan tidak berjalan menyimpang. Inilah yang paling bernilai.

Saya sungguh berharap semua insan pengajar dapat membimbing anak-anak dengan baik. Berbuat baik dan berbakti adalah dua hal yang tak bisa ditunda.

Saya juga berharap para guru dapat mendalami ajaran Buddha. Ajaran Buddha tidak bersifat takhayul. Ajaran Buddha berisikan pengetahuan ilmiah tentang kehidupan, dunia, bahkan tubuh manusia. Jadi, kalian harus mengkaji ajaran Buddha dengan baik karena di dalamnya terkandung Pendidikan yang menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Saya membawakan Angpau Berkah dan Kebijaksanaan sebagai bentuk doa untuk kalian. Saya mendoakan kalian semoga di tahun yang baru segalanya berjalan dengan lancar.

Semoga semua Bodhisatwa dunia dapat bekerja sama dengan baik. Semoga para anggota komite dapat merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia agar jiwa kebijaksanaan Tzu Chi dapat diwariskan selamanya.

 

“Murid Jing Si di Changhua berikrar dengan tulus di hadapan Master. Master selalu khawatir dengan orang-orang yang menderita di dunia dan jiwa kebijaksanaan para murid. Semua tim fungsionaris Tzu Chi di Changhua akan mendekatkan diri dengan hati Master; mendengar, meyakini, dan menerima Dharma serta memikul tanggung jawab "bakul beras" dunia. Ajaran Master pasti akan kami dengar, jalankan, dan wariskan. Kami akan menjernihkan hati manusia, melakukan kebajikan, dan bervegetars. Hati Guru dan murid bersatu untuk mengasihi semua orang, menghargai sumber daya dan segala sesuatu. Menggalang hati dan cinta kasih, biar saya yang lakukan. Bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme, saya bersedia. Kami memohon kepada Master untuk menjaga kesehatan dengan baik karena kami sangat membutuhkan Master, sangat sangat membutuhkan Master. Kami sangat mengasihi Master, Kami akan sangat patuh serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Kami akan mengasihi semua orang yang Master kasihi, bersungguh hati mendengar Dharma dan giat melakukan daur ulang.”

Hidup hemat demi mengembangkan cinta kasih
Seorang nenek yang bertelanjang kaki giat mempraktikkan Dharma
Memanfaatkan tubuh dengan baik untuk membalas budi orang tua
Mewariskan Dharma dan hidup berdampingan dengan alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Januari 2021           
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28 Januari 2021
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -