Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Menggarap Ladang Berkah dengan Cinta Kasih

“Apakah kamu tahu? Kita tak akan terbakar oleh api, tahu tidak?,” seorang ayah menerobos api dengan mengemudi mobil sambil sibuk menenangkan anaknya.

“Ya.”

“Kita akan keluar dari sini, semuanya akan baik-baik saja, tahu tidak?”

“Ya.”

“Kita semua akan baik-baik saja. Semuanya sangat kacau, di mana-mana ada mobil pemadam kebakaran. Rumah di sekitar sedang terbakar. Sisa-sisa barang yang terbakar jatuh di sekitar rumah saya,” kata seorang ayah tersebut.

“Saya pergi ke jalan untuk melihat kondisi para tetangga, tetapi tak disangka, rumah saya juga hangus terbakar. Itu sangat menakutkan,” ujar Scott, warga yang berhasil keluar dari kobaran api.

“Sudah berapa lama Anda tinggal di sini?”

“Dua puluh satu tahun,” jawab Scott.

“Dalam waktu beberapa menit, semua barang terbakar. Begitu saya keluar rumah, seluruh bangunan rumah sudah terbakar.” kata Michelle, warga yang berhasil keluar dari kobaran api.

Saya terus bertanya, "Mengapa bisa terjadi kebakaran?" "Titik api berasal dari mana?" Mereka semua menjawab, "Karena cuaca kering." California Utara sudah kekeringan dalam waktu yang sangat lama dan tak turun hujan. Tiupan angin panas dapat menimbulkan api. Begitu api menyala, itu menjadi tak terkendali dan sangat parah. Api masih belum dapat dikendalikan dan masih sedang merambat.


Beberapa hari ini saya sangat khawatir dan terus bertanya, "Apakah orang-orang selamat?" Insan Tzu Chi yang bisa dihubungi harus saling memberi perhatian. Bagi orang yang berada dalam kondisi aman, harus lebih memperhatikan kondisi bencana dan segera bergerak untuk melakukan persiapan guna membantu orang banyak yang terkena dampak bencana. Bagaimana cara kita memulai bantuan bencana? Kita mencari tahu berapa banyak warga yang terkena dampak bencana terlebih dahulu. Kita harus berusaha menenteramkan raga dan batin mereka. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi.

Orang-orang harus menyatukan kekuatan cinta kasih untuk membantu sekelompok orang ini. Pada saat-saat ini, kondisi batin para korban bencana mungkin tak mudah untuk bangkit kembali. Ini dibutuhkan tetes demi tetes cinta kasih dari orang-orang  agar mereka tahu bahwa meski harta benda mereka sudah hangus terbakar, tetapi masih ada perhatian dan cinta kasih yang tulus dari orang-orang di dunia. Jadi, saya sangat berharap orang-orang di dunia dapat menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membantu orang yang terdampak bencana kebakaran di Amerika Serikat.

Tak hanya orang-orang di Amerika Serikat saja yang memberi bantuan, melainkan semua orang harus bergerak. Lebih dari sebulan yang lalu, Indonesia diguncang gempa. Orang-orang yang menjalani kehidupan yang cukup sulit di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia masih menggalang dana untuk membantu membangun kembali rumah warga yang terdampak bencana gempa di Indonesia.

Kini, kita juga melihat kebakaran yang terjadi di Amerika Serikat kali ini  juga sangat parah. Sekelompok orang yang terdampak bencana ini juga membutuhkan tetes demi tetes cinta kasih dari semua orang. Selain itu, Carolina Utara, Amerika Serikat juga diterjang badai yang membawa kerusakan.

Insan Tzu Chi juga mengembangkan kekuatan cinta kasih di sana. Untuk mengantarkan selimut, mereka harus menempuh perjalanan sejauh beberapa ratus kilometer. Ada daerah yang masih belum menerima selimut. Setelah melakukan survei pascabencana, relawan masih harus lanjut memberikan bantuan.


Amerika Serikat sangatlah luas. Insan Tzu Chi harus bolak-balik melakukan perjalanan untuk bersumbangsih. Saya selalu berpikir sumber daya manusia di sana masih tak cukup. Saya sangat berharap sumber daya manusia bisa lebih banyak lagi. Kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk memiliki semangat Tzu Chi. Beginilah cara kita menciptakan berkah dan menggarap ladang berkah.

Apa pun yang terjadi di masa lalu telah berlalu. Sekarang kita harus mengintrospeksi diri dan menghimpun cinta kasih. Ada begitu banyak negara di dunia yang dilanda bencana. Setiap hari, satu demi satu bencana terjadi di dunia. Insan Tzu Chi terus memberi perhatian dan bersumbangsih.

Ada orang yang masih bertanya, "Mengapa harus menolong orang di luar negeri?" Orang yang menolong orang lain adalah orang yang memiliki berkah dan harus menciptakan berkah kembali.

Bisa hidup dengan aman dan tenteram, kita harus selalu bersyukur. Rasa syukur ini harus ditambah dengan cinta kasih. Rasa syukur yang disertai cinta kasih barulah rasa syukur yang sesungguhnya. Selain memiliki cinta kasih dan rasa syukur, kita juga harus memiliki rasa hormat. Kita harus bersumbangsih dengan rasa syukur, hormat, dan cinta kasih. Tak peduli di mana pun, bisa bersumbangsih adalah berkah.

Lihatlah, di Filipina juga sama. Tak hanya bersumbangsih, relawan juga menginspirasi warga untuk menyisihkan uang koin di celengan bambu agar orang-orang dapat membangkitkan niat baik. Seperti inilah kita menghimpun cinta kasih orang-orang agar mereka mengerti untuk menciptakan berkah. Saya berharap semua orang aman dan tenteram. Walaupun hanya 1 peso atau 5 peso, kita juga ingin mereka tahu bahwa 1 peso atau 5 peso yang mereka sumbangkan  juga bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.


Membantu orang lain berarti menciptakan berkah bagi diri sendiri. Kita harus membuat orang-orang memahaminya agar mereka juga bersedia menolong orang. Tak masalah jika uang yang mereka sumbangkan sedikit, yang penting ada niat. Ini juga berarti mendoakan diri sendiri. Orang-orang berkumpul untuk berdoa bagi keharmonisan masyarakat. Intinya, melihat begitu banyak bencana yang terjadi di dunia, saya sangat khawatir. Saya sangat berharap setiap orang dapat menyucikan hati manusia.

Kita bersumbangsih sebagai wujud rasa syukur  karena bisa hidup dengan aman dan tenteram. Kita juga menghormati orang-orang karena mereka juga memiliki cinta kasih. Orang-orang hendaknya terus bersumbangsih dengan cinta kasih. Ini sangatlah penting.

 

Ketidakselarasan hati manusia menimbulkan bencana

Membangkitkan niat baik untuk menggarap ladang berkah

Menghimpun tetes demi tetes cinta kasih

Rasa syukur dan hormat menciptakan keharmonisan masyarakat

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -