Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati dan Bergotong Royong untuk Memberikan Bantuan


Dalam telekonfrensi dengan insan Tzu Chi Malaysia kemarin sore, topik kami tak lepas dari pandemi. Saya juga terus memberi tahu mereka bahwa seluruh warga Malaysia harus bersatu hati untuk membentangkan cinta kasih ke seluruh Malaysia. Berhubung kini kondisi pandemi sangat serius, tiada cara lain selain semua orang mengerahkan cinta kasih.

Saya juga sangat tersentuh mendengar bahwa kini setiap orang di Malaysia mengerahkan cinta kasih. Saat ada yang kekurangan perlengkapan medis, insan Tzu Chi terus mengajak orang-orang untuk melengkapi kekurangan tersebut. Tidak peduli rumah sakit mana yang membutuhkan atau perlengkapan medis apa yang dibutuhkan, relawan kita selalu bersedia meyumbangkannya.

“Kami turut mengerahkan kekuatan untuk mencurahkan cinta kasih, terutama kepada tenaga medis di garis depan. Jadi, kami berharap dapat terus membantu dan mengajak para pengusaha bergerak bersama. Kami berharap ada lebih banyak orang yang berdonasi dengan cinta kasih. Mari kita bergandeng tangan untuk menyebarkan cinta kasih kepada semua orang,” tutur Liu Zhe-hong, pengusaha Malaysia.


“Kami bersyukur atas semangat celengan bambu. Hari ini kita melihat kekuatan besarnya. Himpunan donasi kecil dari banyak orang dapat digunakan untuk melakukan kebajikan besar. Demikianlah kita mengerahkan cinta kasih. Kita berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kehidupan. Dengan bertambahnya satu perlengkapan medis, bertambah pula satu nyawa yang bisa diselamatkan,” imbuh Lim Chiew Teng, relawan Tzu Chi Malaysia.

“Dalam sebulan, sebuah ventilator (alat bantu pernapasan) dapat menyelamatkan nyawa sepuluh orang. Jadi, jika kita bisa memberikan dukungan berupa perlengkapan medis dan mencurahkan perhatian kepada tenaga medis, mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan lebih tenang, juga tidak perlu khawatir bahwa mereka dan keluarga mereka akan tertular.

“Dengan perlengkapan medis yang memadai, mereka juga tidak perlu memikirkan siapa yang akan mereka selamatkan karena, mereka dapat menyelamatkan semuanya. Jadi saya merasa bahwa kita telah mengambil jalan yang paling tepat,” jelas dr. Tan Lean Seng, anggota TIMA.

Dengan menghimpun cinta kasih dari masyarakat, kita dapat meredam pandemi. Jika tidak segera diredam dan membiarkannya terus menyebar, konsekuensinya sungguh tidak terbayangkan.


Menghadapi pandemi kali ini yang begitu kuat, para tenaga medis di garis depan harus mengerahkan kemurahan hati, keberanian, cinta kasih, dan welas asih agung mereka.

Bisakah kita memperhatikan mereka? Semua orang hendaklah saling memperhatikan dan mengasihi. Pada saat seperti ini, tanpa memandang perbedaan agama dan warna kulit, semua orang hendaklah membantu, membimbing, dan menyemangati satu sama lain. Inilah yang paling dibutuhkan sekarang.

“Saya merasa semua orang harus memainkan peran masing-masing dengan baik. Ini bukan hanya tugas satu orang, satu agama, satu organisasi, atau satu kementrian, melainkan tugas semua warga Malaysia. Saya sangat gembira bisa ambil bagian dalam kegiatan ini,” ungkap Julian Leow, Uskup Agung Kuala Lumpur.

“Saya rasa mungkin ini kali pertama orang-orang dari berbagai keyakinan dan suku mengatasi semua rintangan untuk bekerja sama guna melakukan hal yang baik bagi Malaysia,” kata Jason Leong, Pendiri Christians for Peace and Harmony in Malaysia.

”Ini adalah upaya yang sangat genting. Kami melakukannya dibawah pimpinan Tzu Chi. Kami juga melakukan penggalangan dana agar bisa memenuhi kebutuhan ekstra rumah sakit,” tutur jelas H. Mohd Jamaludin Shamsudi, Directur Eksekutif Allied Coordinating Committee of Islamic NGOs.


“Jika dilakukan masing-masing, sulit untuk mengetahui perlengkapan medis yang dibutuhkan oleh beberapa rumah sakit ini. Dengan bekerja sama, semuanya bisa dilakukan dengan lebih cepat dan tepat, pembagian perlengkapan medis juga lebih adil,” tambah Goh Pik Pin, Perwakilan Vajrayana Buddhist Council of Malaysia.

“Jika kita bekerja sama, saya rasa kontribusi dan sumbangsih kita akan lebih besar dibandingkan kita bergerak sendirian,” kata Ahmad Fahmi Mohd Samsudin, Wakil Ketua Muslim Youth Movement of Malaysia.

“Saya berharap organisasi dan komunitas Buddhis di Kuala Lumpur dan Selangor dapat bersama-sama menghimbau orang-orang untuk bersatu hati dan bekerja sama untuk menolong masyarakat Malaysia tanpa memandang perbedaan suku dan agama,” harap Bhiksu Ming Ji, Ketua Malaysian Buddhist Association Cabang KL dan Selangor.

“Negara kita mengalami kesulitan sekarang. Semua orang dapat bekerja sama dengan harmonis dan berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi tenaga medis, ini sungguh patut dipuji,” tutur Sio Kee Hong, Wakil Ketua Tzu Chi Kuala Lumpur dan Selangor.

Saat ini semua orang harus membentangkan cinta kasih hingga cinta kasih ada dimana-mana. Bisakah kita melakukannya? Tidak perduli orang lain bisa atau tidak, kita haruslah bisa. Kita harus bersumbangsih sekuat tenaga dan terus menginspirasi orang-orang. Tidak peduli mereka akan mendengarkan kita dan melakukannya atau tidak, kita tetap harus sangat tulus.


Kita berharap orang-orang mendengarkan kita, tekun dan bersemangat melatih diri, serta membangun tekad dan ikrar untuk menapaki jalan yang sama dengan kita. Kita tidak perlu memikirkan orang-orang akan mendengarkan kita atau tidak. Kita harus yakin bahwa mereka akan mendengarkan kita. Kita harus memiliki keyakinan. Keyakinan adalah sumber dari segala pahala. Kita harus terlebih dahulu membina keyakinan diri sendiri.

Dengan demikian, barulah ucapan kita dapat menginspirasi orang lain. Asalkan kita memiliki keyakinan dan ikrar, tidak ada tujuan yang tidak bisa tercapai.

Dahulu saya berkata kepada relawan kita, “Kalian harus berbuat demikian”. Sekarang saya berkata pada diri sendiri, “Saya harus berbuat demikian”. Selain itu, saya juga menghimbau orang-orang untuk melakukan hal yang sama dengan saya.

Kita harus terlebih dahulu yakin bahwa kita dapat melakukannya, barulah kita dapat meyakinkan orang lain bahwa mereka juga dapat melakukannya.

Saat ini segala sesuatu di dunia hendaklah hidup berdampingan agar dapat menghirup udara segar dan berpijak di atas bumi yang luas ini. Kita yang berpijak di atas bumi ini hendaklah bertekad dan berikrar untuk memikul tanggung jawab.

“Tanggung jawab besar diberikan pada orang itu”. Saat mendengar “Orang itu”, kita hendaklah berkata pada diri sendiri, “Orang itu ialah saya”. “Saya harus memikul tanggung jawab untuk menghimbau orang lain”.


Jadi, ini adalah tanggung jawab semua orang. Saya yakin apa yang saya katakan sekarang telah meresap ke dalam hati setiap orang. Kita sendiri harus melakukannya terlebih dahulu, lalu bertekad untuk kembali menginspirasi satu, lima, sepuluh, bahkan dua puluh orang. Kita bisa terus menginspirasi orang-orang yang tak terhingga.

Singkat kata Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih bukan berasal dari tempat lain, melainkan dari hati masing-masing, yakni hati anda, Saya dan dia berarti orang banyak. Saat semua orang bersatu hati, saya yakin pandemi ini akan perlahan-lahan berlalu.

Semoga dunia ini dapat kembali dapai dan udara kembali bersih agar orang-orang dapat memperoleh kebebasan. Kita hendaklah membina kemurnian, ketulusan, dan keindahan. Dengan hati yang murni dan tulus barulah kehidupan kita akan indah. Ini bukanlah hal yang mustahil asalkan setiap orang dapat bersungguh hati.

 
Bersatu hati dan bergotong royong untuk memberikan bantuan
Mendukung tenaga medis yang bagai batu karang pelindung kehidupan
Menginspirasi orang-orang dengan keyakinan dan ikrar
Menampilkan kecemerlangan dengan kebajikan dan cinta kasih tak terbatas

 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Juli 2021
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -