Ceramah Master Cheng Yen: Bersemangat Menjalankan Ikrar yang Tak Terbatas

“Di Los Angeles, sangat jarang ditemukan organisasi Buddhis yang berkontribusi di tengah masyarakat. Di sini, saya ingin  berterima kasih kepada Master. Tanpa memandang agama, etnis, dan negara asal, selama ada orang yang membutuhkan bantuan, Tzu Chi akan menolong mereka,” tutur YM. Bhiksu Zhao Chu.

Kemarin diadakan perayaan ultah ke-30 Tzu Chi Amerika Serikat. Mereka merayakannya dengan bahagia. Mengenang 30 tahun lalu, berbagai kenangan muncul di benak saya. Di layar, kita melihat sekelompok relawan senior  berbagi pengalamannya di atas panggung. Berbagai pemuka agama  juga menghadiri perayaan tersebut.

Di Kantor Pusat Tzu Chi California, mereka merayakannya dengan mengadakan pertunjukan musik, telekonferensi selama seharian penuh. Saat telekoferensi, seorang pastor berdiri dan berbagi mengenai Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi menghormati agama lain, dan bagaimana Tzu Chi bersumbangsih. Mereka berbagi secara bergiliran. Tamu dari berbagai agama, termasuk anggota Sangha juga menghadiri acara dan mengikuti telekonferensi untuk menyampaikan ucapan selamat.

“Misi yang kita jalankan ialah menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Tujuan utama saat membangun sekolah ialah menyelesaikan masalah pendidikan dan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah Taiwan Timur dan mengubah kehidupan mereka. Kini, kami memperluas tujuan kami. Kami berharap kami dapat membawa perubahan bagi siswa tidak mampu di dunia,” kata Rektor UST Tzu Chi ke-2, Zhang Fu-mei.

 

Kita juga melihat perayaan ultah ke-30 Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi. Banyak hal yang perlu dikenang. Satu per satu orang yang turut mengukir sejarah Tzu Chi bermunculan. Kita melihat Prof. Yang Sze-Piao. Tiga puluh tahun telah berlalu. Kini beliau terlihat berbeda. Beliau duduk di kursi roda. Saat seseorang memasuki fase tua, semua terasa seperti naik perosotan. Saat kita mulai terlihat tua, semua tanda penuaan mengikuti dengan begitu cepat. Namun, setelah Tahun Baru Imlek nanti, beliau akan berusia 101 tahun.

Kehidupan berlalu dengan sangat cepat. Saya bertemu dengannya lebih dari 30 tahun lalu. Membangun sekolah keperawatan di wilayah Taiwan Timur bukanlah hal yang mudah. Ke mana kita harus mencari guru? Jadi, saat pertama kali kita mendengar bahwa Prof. Yang Sze-Piao  bersedia menjadi kepala akademi, tidak ada yang percaya.

Prof. Yang Sze-Piao adalah pensiunan dekan Fakultas Kedokteran National Taiwan University dan pernah menjabat sebagai kepala RS NTU. Jika beliau datang ke Hualien dan menjadi kepala akademi keperawatan swasta, beliau akan menjadi bahan tertawaan. Namun, inilah cara beliau mendukung Tzu Chi. Jika dibahas sekarang, semua ini sangatlah mengagumkan.

Saya juga mendengar dr. Kuo mengatakan bahwa saat beliau mendengar Prof. Yang datang ke Hualien dan menjadi kepala Akademi Keperawatan Tzu Chi, beliau berkata, “Beliau akan menjadi bahan tertawaan.” Benarkah begitu? Itulah keberanian Prof. Yang. Beliau juga rela melepaskan jabatan guru besar di NTU dan datang ke Hualien untuk membantu saya. Ini bisa disebut sebagai jalinan jodoh.

 

“Setelah pensiun dari NTU, dedikasi saya di Tzu Chi tidak pernah putus. Semakin saya menjalankannya, saya semakin merasakan semangat misi,” kata Prof. Yang Sze-Piao, Kepala Akademi keperawatan Tzu Chi.

“Mengapa Anda terus mendukung Tzu Chi? Apakah karena Anda terharu?”

“Saya terharu oleh Master. Beliau mulai membantu saat pembangunan RS dan bergabung sejak pendirian akademi hingga kini,” jawabnya.

Jalinan perasaan ini terus beliau pertahankan. Hingga kini, beliau masih membantu untuk membaca hasil foto sinar-X pasien karena beliau adalah spesialis paru-paru. Beliau berkata kepada saya, “Master, tolong jangan memberi tahu saya untuk pensiun.” Sungguh, tidak ada pensiun dalam kehidupan ini. Saya juga tidak pensiun dan tetap berdedikasi hingga napas terakhir. Inilah nilai kehidupan.

Saya rasa begitu juga dengan beliau. Kemarin, beliau terlihat sehat, hanya saja beliau perlu duduk di kursi roda. Inilah fase dalam kehidupan. Singkat kata, ini adalah hukum alam. Iklim mengalami perubahan ekstrem. Tubuh kita juga mengalami perubahan. Lihatlah perubahan kita dari masa lalu hingga kini. Saya juga mengalaminya.

Saat menonton siaran ulang Da Ai TV yang berisi ceramah saya tentang bab Pembuka Sutra Bunga Teratai, saya merasa, “Wah, saya terlihat muda saat itu.” Itu adalah saya 10 tahun lalu. Kini saya telah berbeda. Penampilan kita terus berubah. Ini merupakan ciri hukum alam. Penampilan kita akan berubah. Jadi, seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita juga berkurang.

 

Contohnya, pada waktu pagi setiap harinya, saya memberi ceramah dalam kebaktian pagi di musim semi, panas, gugur, dan dingin. Setiap subuh, sekitar pukul 4 atau 5, saya akan memasuki aula utama. Saat saya berjalan pada musim semi, saya melihat matahari hampir terbit di atas permukaan laut. Walau masih gelap,  tetapi langit mulai terang. Saat saya berjalan keluar usai kebaktian, matahari telah terbit sepenuhnya. Sinar matahari menyilaukan mata saya. Semua ini adalah proses.

Pada musim panas, sebelum saya memasuki aula, matahari telah terbit sepenuhnya, sangat indah, dan sinarnya tidak menyilaukan mata. Setelah kebaktian usai, matahari telah berpindah sehingga saya dapat melihat bayangan Griya Jing Si di depan saya. Pemandangan di waktu pagi, siang, dan malam, pada musim semi, panas, gugur, dan dingin, berbeda-beda.

Begitu pula dengan kehidupan kita, ada masa kanak-kanak, masa muda, masa paruh baya, dan masa tua. Kehidupan kita berproses setiap detiknya. Sangat penting bagi kita untuk  menggenggam setiap detik dalam kehidupan. Bagaimanapun, kini saya semakin menghargai kehidupan saya. Saya harus melatih suara saya yang lemah. Saya melatih langkah saya yang tidak mantap agar setiap langkah saya lebih mantap.

Singkat kata, dalam kehidupan ini, kita harus tekun dan bersemangat serta memanfaatkan setiap waktu hingga tarikan napas terakhir. Ini menentukan nilai kehidupan sebagai manusia.

Menyambut perayaan dengan bahagia dan membangun tujuan masa depan
Setia menjalankan misi kesehatan dengan kebajikan dan ketulusan
Perubahan terjadi dari waktu ke waktu
Senantiasa tekun dan bersemangat menjalankan ikrar yang tak terbatas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Desember 2019     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Desember 2019

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -