Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih dengan Hati Buddha dan Tekad Guru

“Master, saya benar-benar menjalankan kewajiban. Di Tzu Chi, selama itu adalah tugas kelompok saya, baik menjadi relawan ladang berkah maupun relawan daur ulang, semuanya pasti kerjakan. Saya berjalan mendorong gerobak daur ulang. Karena itu, kini kaki saya sangat sehat,” kata Zhang Ming-zhu, Relawan Tzu Chi berusia 77 tahun.

“Saya ingin berterima kasih kepada Master yang telah memberi kita kesempatan ini. Dahulu saya hanya di rumah saja, hanya bisa memasak dan mengurus anak. Setelah mengikuti Master, setiap hari saya menjadi relawan di Tzu Chi. Kini saya menjadi relawan informasi. Begini sudah benar. Saya terus menjadi relawan sejak saat itu hingga sekarang,” ujar Lin Su-qin, Relawan Tzu Chi berusia 81 tahun.

“Tahun ini saya berusia 35 tahun. Saya sudah bergabung dengan Tzu Chi selama hampir empat puluh tahun. Sebelum Tzu Chi memulai misi pelestarian lingkungan pada tahun 1990, saya sudah mulai melakukan daur ulang sampai sekarang. Saya juga masih menjadi relawan rumah sakit. Saya gembira bisa bergabung di Tzu Chi,” ucap Zeng Yi-bing, Relawan Tzu Chi berusia 85 tahun.

“Setelah ditabung 50 tahun, kini usia saya adalah 44 tahun. Saya masih muda. Bagus sekali. Jadi, kita semua harus giat di jalan Tzu Chi. Terima kasih kepada Master yang memberi kita ladang berkah ini. Terima kasih,” kata Yu Jin-shan, Relawan Tzu Chi berusia 94 tahun.


Dengan sebatang jarum dan sehelai benang, engkau bekerja keras membesarkan kami Dengan air mata dan keringat, engkau berharap kami menjadi anak berguna.

Melihat para relawan lansia dan senior, saya sangat gembira. Mereka semua adalah murid yang dekat di hati saya. Waktu terus berlalu hari demi hari. Waktu tidak pernah menunggu kita. Namun, diri kita sendiri harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. "Dengan sebatang jarum dan sehelai benang." Biar saya beri tahu, di Jalan Bodhisatwa, kalian bagai tengah merangkai untaian mutiara dengan sehelai benang. Kalianlah yang merangkainya dengan jarum dan benang. Bayangkan, dalam kehidupan kita, selama bertahun-tahun kita terus merangkai butir demi butir mutiara. Kita telah merangkainya.

Setiap butirnya melambangkan hati Buddha. Setiap rangkaiannya melambangkan tekad Guru. Jadi, kalian mengemban hati Buddha dan tekad Guru. Hidup ini tidak kita jalani dengan sia-sia. Segala yang kita lakukan juga tidak sia-sia. Jika tidak menjalankan misi Tzu Chi, waktu kita mungkin akan berlalu sia-sia. Berhubung telah bersumbangsih di Tzu Chi, kita dapat menginspirasi banyak orang dan banyak keluarga.


Saudara se-Dharma kita ada di mana-mana. Saat berbagai negara di dunia dilanda bencana, insan Tzu Chi di semua tempat itu akan segera bergerak dengan sumber daya yang ada untuk memberikan bantuan. Untuk itu, dibutuhkan adanya niat dalam hati bagaikan merajut dengan jarum dan benang. Jarum dan benang ini merangkai jalinan kasih yang berkesadaran. Kita terus merangkai jalinan kasih ini hingga ke seluruh dunia. Butir-butir benih cinta kasih ini telah berakar di masing-masing tempat dan terus berkembang.

Para Bodhisatwa lansia, setelah menitipkan 50 tahun pada "bank usia", kalian rata-rata berusia 3 atau 4 puluhan tahun. Tekad tidak boleh kendur. Kalian harus terus merangkai mutiara. Setiap mutiara ini begitu bersinar. Jadi, kita semua tidak boleh mengabaikan perjalanan yang sudah dilalui di masa lalu. Jalan ini telah kita lalui langkah demi langkah dengan mantap. Saya selalu berkata bahwa kalianlah yang menjalankannya. Jadi, jika memang ada pahala, kalianlah yang mendapatkannya. Jadi, jalan hidup kita tidaklah sia-sia. Segala yang kita lakukan juga tidak sia-sia.


Kita melihat banyak Bodhisatwa di antara kita yang telah lanjut usia dan tidak sebugar dahulu. Saya bisa memahami hal ini. Saat ini saja kalian terlihat kabur di mata saya. Saya juga tengah mengalami masa-masa ini dan tetap berusaha. Semua ini disebabkan oleh usia tua. Mengenai usia, usia kalian di sini tidak berbeda jauh dari saya, hanya berbeda satu atau dua tahun. Terutama yang masih "tiga puluhan" tahun, usia kalian tidak berbeda jauh dari usia saya. Bagaimana agar tetap merasa muda? Sayalah orang pertama yang "menitipkan" sebagian usia saya di "bank usia". Kini saya menganggap diri saya bagaikan masih berusia 30-an tahun. Saya telah menitipkan 50 tahun usia saya. Saya harus tetap meningkatkan semangat dan energi yang saya miliki. Inilah yang saya sebut menambah energi. Saya harus meningkatkan energi saya.

Sejujurnya, kini untuk berbicara saya juga harus bersusah payah. Namun, masih dapat berbicara setiap hari, saya sudah sangat bersyukur. Masih dapat bertahan seperti ini setiap hari, saya juga sudah bersyukur. Jadi, saya berharap kalian semua dapat melewati hari-hari dengan hati penuh syukur dan penuh rasa sukacita. Dengan begitu, kehidupan kita setiap harinya akan bernilai. Kita juga harus terus berkegiatan dan berinteraksi dengan orang lain. Jika tidak, seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh kita akan cepat menurun, terutama fungsi otak. Karena itu, kita harus lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan janganlah risau. Kita harus terus memberi manfaat bagi orang banyak. Inilah bekal yang akan kita bawa ke kehidupan mendatang, yaitu kebijaksanaan. Karena itu, kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan.


Kesadaran dan pengetahuan awam tidaklah begitu berguna. Pengetahuan awam membawa banyak kerisauan. Kita tahu banyak hal, tetapi tidak bisa melenyapkan noda batin. Semua ini tidaklah berguna. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan. Kebijaksanaan didapat dari ajaran Buddha. Jadi, setelah bangun pagi setiap hari, di rumah kita dapat menyaksikan Da Ai TV. Setiap pagi saya ada di sana untuk berbicara kepada kalian. Kalian tidak harus pergi ke kantor Tzu Chi. Sesungguhnya, saat saya tidak berceramah pada pagi hari, saya akan mendengar ulang ceramah saya. Saya juga mendengar dan menyerapnya. Inilah pelimpahan jasa untuk diri sendiri. Setelah saya berceramah, meski yang ditayangkan Da Ai TV saat ini adalah ceramah lebih dari satu tahun yang lalu, tetapi saat saya mendengarkannya kembali, saya juga merasa sukacita dan kagum. Jadi, kalian juga harus melakukannya.

Bangunlah lebih awal setiap pagi. Setelah membersihkan diri, kita dapat menyaksikan televisi dan mendengar ceramah. Apakah kalian paham? (Paham) Jika setelah mendengar Dharma kita dapat menyerapnya ke dalam hati, setiap hari kita akan dipenuhi rasa sukacita. Jika memungkinkan, datanglah ke tempat kegiatan Tzu Chi untuk melakukan daur ulang dan lainnya. Alangkah baiknya kita juga menjaga komunikasi dengan para donatur. Kita dapat menelepon mereka. Kini ada telepon seluler. Segala cara bisa kita lakukan. Kita harus memperhatikan yang lebih muda. Yang lebih tua juga harus kita perhatikan. Kita harus sering berinteraksi dan saling memperhatikan. Apakah kalian paham? (Paham)

“Saya berterima kasih kepada Master yang membimbing saya untuk masuk ke Tzu Chi. Jalan ini sudah benar. Saya sudah mengikuti Master selama hampir 40 tahun. Saya tidak pernah mundur. Saya bersumbangsih dengan sepenuh hati. Kini saya masih menjadi relawan informasi dan relawan pendampingan jangka panjang. Saya juga mau bilang saya tidak mau mengaku tua. Saya masih mau merawat orang lain dan menjalin jodoh baik,” ucap Lai Yang Su-mei, Relawan Tzu Chi berusia 87 tahun.

Jangan sampai harus dirawat oleh orang lain. Kitalah yang harus merawat orang lain, benar? (Benar) harus menjalin jodoh baik dengan orang.

“Saya sudah membimbing anak dan cucu saya untuk menjadi anggota komite Tzu Chi,” sambung Lai Yang Su-mei, Relawan Tzu Chi berusia 87 tahun.

Baiklah, begitu sudah benar. (Tiga generasi dalam satu keluarga) Semuanya harus saling mendukung. Mengerti? (Mengerti) Semuanya harus saling memperhatikan. 

Murid yang dekat di hati merangkai untaian kasih

Semua saudara se-Dharma memiliki hati Buddha dan tekad

Guru Terus beraktivitas guna mencegah penurunan fungsi otak

Giat bersumbangsih serta mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 15 Juli 2018

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -