Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Mendatangkan Pahala bagi Diri Sendiri

Saya sangat bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Kita bisa melihat para bhiksu-bhiksuni yang sangat agung. Para bhiksu-bhiksuni membimbing umat Buddha untuk berpegang pada prinsip kebenaran dan menyebarkan semangat ajaran Buddha di dunia.

Setiap keluarga hendaklah berpegang pada prinsip kebenaran dan melatih diri sesuai Dharma. Saat ini, melatih diri itu harus. Kita harus melatih diri ke dalam dan melakukan praktik ke luar.

Kita harus terjun ke tengah masyarakat dengan ketulusan dari lubuk hati kita.

Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Sesungguhnya, lebih dari 2.500 tahun lalu, Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa demi saat ini, yaitu era kemunduran Dharma yang penuh dengan Lima Kekeruhan. Berkat kemajuan teknologi zaman sekarang, dengan menggerakkan jari tangan saja, kita dapat menyebarkan Dharma ke segala penjuru dunia, tidak peduli di mana kita berada.

Saat saya memberikan ceramah, relawan di setiap negara juga dapat mendengar dan melihat saya dengan menggerakkan jari tangan saja. Saat suatu negara dilanda bencana besar ataupun kecil, relawan di negara lain pun dapat melihatnya. Contohnya Filipina. Saat sedang menjalankan program pembersihan lewat pemberian upah,

insan Tzu Chi Filipina juga dapat berbagi dengan saya tentang perkembangan upaya pembersihan dan bagaimana mereka menjalankan program bantuan lewat pemberian upah untuk menolong warga yang kekurangan dan terkena dampak bencana.

 

Kita mengupah warga untuk membersihkan lokasi bencana demi menolong mereka. Saya juga sangat bersyukur kepada para pengusaha di sana. Mendengar saya berkata bahwa kita kekurangan tenaga manusia, mereka pun menggerakkan banyak alat berat untuk membantu kita. Saya bersyukur pengusaha setempat dapat melepas status sosial mereka.

Selain mendukung program pembersihan lewat pemberian upah, mereka juga berpartisipasi secara langsung. Pemandangan seperti ini sungguh mengagumkan. Di Tzu Chi, semua orang setara. Sesuai kemampuan masing-masing, ada yang bersumbangsih dengan uang, ada pula yang bersumbangsih dengan tenaga. Mereka yang memiliki uang dan tenaga juga menyumbangkan uang sekaligus tenaga dengan bersumbangsih secara langsung. Saya sungguh sangat tersentuh.

Saya berpesan pada insan Tzu Chi Filipina untuk segera menyelesaikan upaya pembersihan agar perekonomian setempat dapat segera pulih. Kini perekonomian setempat sudah lumpuh. Karena itulah, kita mengajak orang-orang untuk berpartisipasi dalam upaya pembersihan. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk menyumbangkan uang ataupun tenaga bagi para korban bencana di Filipina kali ini.

Kemarin dan hari ini, saya bersyukur ada sekelompok insan berhati mulia yang datang dan berkata pada saya, "Master, ini donasi saya untuk membantu korban bencana di Filipina kali ini."

Banyak bhiksu-bhiksuni yang juga berdonasi dengan penuh cinta kasih. Saya berkata pada mereka, "Kalian telah menyemangati saya dan para insan Tzu Chi." Saya sungguh sangat bersyukur atas partisipasi mereka.


Mengenai sumbangsih para insan Tzu Chi, entah apa yang harus saya katakan. Namun, saya tetap harus memberi tahu kalian bahwa apa yang ditabur, itulah yang dituai. Banyaknya hasil yang diperoleh bergantung pada besarnya sumbangsih kita. Mari kita mengimbau orang-orang untuk menciptakan berkah lewat mulut dan tangan masing-masing.

Dengan mengimbau orang-orang berbuat baik, kita juga menciptakan berkah. Kita harus berbagi dengan orang-orang bahwa ini bukan tentang berdonasi. Yang terpenting ialah membangkitkan niat baik.

Saat ini, kita harus mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan membangkitkan niat baik. Dengan niat baik, kita dapat menyucikan hati manusia dan menginspirasi orang-orang untuk menciptakan berkah. Inilah yang disebut menciptakan berkah.

Di Griya Jing Si, saya pernah berkata bahwa niat baik semua orang bagaikan lapisan pelindung. Lapisan pelindung yang tipis ini dapat melindungi kita dari virus penyakit yang tidak bisa dilihat ataupun diraba. Saya tidak perlu mengupas hal ini lebih dalam. Saya berharap semua orang dapat membangktikan niat baik untuk membentuk lapisan pelindung ini dan menjaga keteguhannya agar virus penyakit tidak dapat menyerang kita.

Dengan niat dan pikiran baik, kita mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan berhenti membunuh hewan. Singkat kata, kita harus lebih banyak menciptakan berkah agar karma buruk berat berbuah ringan dan bencana kecil dapat dihindari. Kita harus bersungguh-sungguh menciptakan berkah bagi dunia.

Dalam Sutra Ksitigarbha dikatakan bahwa dengan bersumbangsih secara tulus, kita telah menciptakan pahala bagi diri sendiri. Sungguh, kita akan memperoleh pahalanya sendiri. Kita bisa melihat para dokter kita mementaskan bab Sepuluh Pahala dari Sutra Makna Tanpa Batas.

Tim Opera Tang Mei Yun juga hadir secara khusus. Dia sangat sibuk dan tidak tidur demi menghadiri acara ini. Meski hanya tampil di panggung beberapa detik, tetapi ini menunjukkan ketulusannya. Singkat kata, banyak kisah menyentuh yang terakumulasi seiring berlalunya waktu.


Desain angpau berkah dan kebijaksanaan tahun ini berbentuk Yang Mahasadar di Alam Semesta. Kalian harus menyimpan angpau ini dengan baik. Di alam semesta ini, jika ingin hidup sehat dan tenteram, kita harus memiliki kesadaran. Yang Mahasadar ialah nama lain dari Buddha. Buddha membabarkan Dharma di dunia ini dan kita bertindak sesuai Dharma.

Segala Dharma berpulang pada hati kita. Mari kita menjaga hati dan pikiran dengan baik serta mempraktikkan Dharma di dunia ini. Dengan mempraktikkan Dharma, kita dapat menciptakan berkah yang tak habis untuk diulas. Singkat kata, saya bersyukur kepada para Bodhisatwa  yang menghimpun kekuatan cinta kasih.

“Kami akan mengingat semangat celengan bambu dan tidak melupakan tekad awal; sepenuh hati dan tekad mengikuti langkah Master. Kami memohon pada Master untuk terus membabarkan Sutra Teratai.”

Bodhisatwa sekalian, saya sangat tersentuh. Inilah Dharma. Setiap kalimat memancarkan cahaya. Lihatlah satu sama lain dan dengarlah kalimat yang kalian ucapkan. Kalian harus mempraktikkannya. Kekuatan cinta kasih berawal dari sebersit niat.

Tidak ada hal yang mustahil dan tidak ada Dharma yang tidak bisa dipraktikkan. Jadi, mari kita melangkah dengan mantap di Jalan Bodhisatwa dengan pikiran, pandangan, dan arah tujuan yang benar. Banyak yang ingin saya sampaikan. Intinya, saya mendoakan kalian.

Bodhisatwa sekalian, setiap tindakan kalian merupakan wujud cinta kasih. Semua itu menciptakan berkah. Semoga cinta kasih dan berkah kalian tak terhingga. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.

Menyebarkan Dharma lewat pementasan adaptasi Sutra
Memancarkan kecemerlangan di dunia yang dipenuhi Lima Kekeruhan
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan memberikan bantuan bersama
Bersumbangsih mendatangkan pahala bagi diri sendiri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 November 2020      
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 November 2020
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -