Ceramah Master Cheng Yen: Bertindak Secara Nyata untuk Menyucikan Hati dan Menyelamatkan Dunia

Buddha berkata bahwa ketidakkekalan senantiasa ada di sekitar kita. Karena itulah, Buddha sering mengingatkan kita untuk menyadari ketidakkekalan.

Sungguh, hidup manusia tidaklah kekal. Kita sungguh harus membina ketulusan karena kini alam telah jatuh sakit. Kebakaran Hutan Amazon masih berlangsung hingga kini dan jumlah titik api telah melebihi 100.000. Setiap hari, saya merasa khawatir karena api tak kunjung padam.

Berhubung empat unsur alam tidak selaras, maka kita harus berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa. Kita harus berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa dengan hati yang tulus. Namun, bukan berarti dengan berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa, kita akan diberkahi dan dunia akan terbebas dari bencana. Bukan demikian.

Para Buddha dan Bodhisatwa mengajari kita prinsip kebenaran agar kita paham bahwa hidup ini tidak kekal dan semua makhluk menciptakan karma buruk kolektif. Dalam jangka waktu yang panjang, manusia terus mengakumulasi tabiat buruk.

Di kehidupan sekarang, sudahkah kita menapaki jalan yang benar dan melakukan hal yang benar?

Sudah berapa lama kita mengalami kelahiran kembali di enam alam kehidupan?


Akibat tabiat buruk dan kegelapan batin, manusia terus menciptakan karma buruk dalam jangka panjang. Lama-kelamaan, kita pun memasuki era kemunduran Dharma dan kalpa kerusakan.

Saat ini, manusia terus merusak alam. Banyak bencana yang dianggap sebagai bencana alam. Contohnya kebakaran Hutan Amazon, apa penyebabnya?

Apakah ditimbulkan oleh manusia? Entahlah.

Kebakaran bisa ditimbulkan oleh banyak faktor. Kebakaran karena kekeringan, angin fohn, dan gesekan pepohonan termasuk bencana alam karena bukan ulah manusia, karena bukan ulah manusia, melainkan faktor alam.

Kebakaran Hutan Amazon sungguh menakutkan dan mengkhawatirkan. Selama beberapa hari ini, saya memperhatikan berapa luas hutan yang terbakar. Kemarin, saya mendengar siaran berita bahwa turun hujan selama empat jam. Saya sangat bersyukur mendengarnya meski dampaknya sangat terbatas.

 

Saya juga mendengar bahwa di Australia, kebakaran hutan belum bisa dipadamkan, bahkan kobaran apinya semakin besar. Ini sangat mengkhawatirkan. Selain itu, setelah menghantam Bahama dan menimbulkan kerusakan parah, Badai Dorian juga menimbulkan dampak bencana serius di Amerika Serikat dan Kanada. Inilah bencana badai dan banjir.

Topan nomor 15 bernama Topan Faxai yang mendarat di Jepang juga mengakibatkan terputusnya aliran listrik di sekitar sejuta rumah dan lebih dari 260.000 orang dievakuasi, bahkan transportasi darat dan udara pun terganggu. Pemerintah setempat telah bergerak untuk menyalurkan bantuan bencana. Intinya, banyak bencana yang terjadi.  Selain itu, juga ada topan nomor 13 yang terbentuk lebih awal, topan Lingling.

Jadi, banyak negara yang dilanda bencana. Karena itu, kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Semoga semua orang di seluruh dunia dapat mawas diri dan berhati tulus. Kita harus berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa dengan hati yang tulus.

 

Para Buddha dan Bodhisatwa menunjukkan arah yang benar pada kita. Kita harus teguh pada keyakinan kita. Apa pun keyakinan kita, baik Katolik, Kristen, maupun Islam, kita harus menuju arah yang benar yang ditunjukkan keyakinan masing-masing dan segera berdoa dengan tulus.

Umat Buddha harus berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa. Namun, kita jangan sekadar berdoa. Kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan berdoa dengan tulus semoga dunia terbebas dari bencana. Selain berdoa, kita juga harus bersumbangsih secara nyata. Agar dunia aman dan tenteram, kita harus bersumbangsih secara nyata.

Singkat kata, apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Karena itu, di saat seperti ini, kita harus bertobat dan berdoa dengan tulus semoga dunia terbebas dari bencana. Kita harus berdoa dengan tulus.

Bodhisatwa sekalian, saya sungguh berharap kalian bisa menyucikan hati manusia dan berdoa dengan tulus. Terima kasih. Saya mendoakan kalian. Mari kita lebih bersungguh hati.

Semua makhluk mengakumulasi tabiat buruk dan karma buruk kolektif
Bencana menimbulkan kerusakan dan menunjukkan ketidakkekalan
Berdoa dengan hati yang tulus
Bertindak secara nyata untuk menyucikan hati dan menyelamatkan dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, MarlinaDitayangkan tanggal 12 September 2019
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -