Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Daur Ulang Bersama untuk Melindungi Bumi

Kita bisa melihat Jepang mengalami kerusakan serius. Sebuah topan mendatangkan hujan deras dan angin kencang yang menimbulkan bencana besar. Yang lebih memprihatinkan ialah sebelum terjangan topan ini, Jepang sudah terlebih dahulu diterjang tornado dan diguncang gempa bumi.

Serangkaian bencana yang terjadi telah membawa dampak serius bagi Jepang. Ada banyak sungai yang airnya meluap dan menimbulkan banjir. Orang-orang tidak menyangka bahwa dampak bencana akan sebesar itu. Selanjutnya, orang-orang harus menghadapi rumah, jalan, dan lain-lain yang mengalami kerusakan. Membersihkan dan membangun kembali semua itu tidaklah mudah.

Kita juga melihat di Amerika Serikat dan Australia, terjadi kebakaran hutan. Saat hutan mengalami kerusakan, paru-paru Bumi juga terluka. Ini membawa dampak bagi seluruh dunia. Karena itu, saya juga merasa khawatir dan panik. Di manakah harapan masa depan kita? Saya berharap kita dapat berusaha untuk menyucikan hati manusia agar setiap orang dapat membangkitkan kebijaksanaan dan tahu bagaimana melindungi Bumi.

Kini kita bisa melihat insan Tzu Chi dan para Bodhisatwa lansia yang sepenuh hati melindungi Bumi dengan melakukan daur ulang. Kegiatan daur ulang Tzu Chi sudah dijalankan selama hampir 30 tahun. Meski kita telah melakukan daur ulang selama hampir 30 tahun, tetapi hingga 5 atau 6 tahun lalu, dunia internasional baru perlahan-lahan menyadari pentingnya daur ulang.

 

Masalah plastik tidak akan terselesaikan dengan membahasnya saja, butuh tindakan nyata dan imbauan. Banyak orang yang mengeluarkan imbauan, tetapi tidak ada yang mempraktikkannya. Orang-orang hanya tahu dan setuju, tetapi tidak ada orang yang bersedia bertindak secara nyata. Namun, selama hampir 30 tahun ini, para insan Tzu Chi telah melakukan daur ulang secara nyata dengan bijaksana. Para relawan dengan status sosial dan profesi yang berbeda-beda melakukan daur ulang tanpa kemelekatan.

Mereka sangat antusias dalam melakukan daur ulang. Bahkan pengusaha besar pun bisa merendahkan hati untuk mengumpulkan dan memilah barang daur ulang. Inilah Bodhisatwa yang sesungguhnya. Ada seorang pengusaha yang berbagi bahwa ada yang berkata, “Kamu mengumpulkan begitu banyak barang daur ulang. Berapa harganya jika dijual?” Pengusaha itu berkata, “Sedikitnya 200 hingga 300 dolar NT.” Orang itu berkata, “Uang kecil di sakumu saja lebih dari itu.”

Pengusaha itu berkata, “Itu berbeda. Mengeluarkan uang dari saku atau rekening saya bukan masalah. Namun, saya bisa membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang daur ulang dan menyusun kertas-kertas dengan rapi, lalu menjualnya. Mari kita melakukannya bersama. Kamu tidak usah mengeluarkan uang, cukup melakukan daur ulang bersama saya.” Orang itu berkata, “Saya tidak bisa. Demi beberapa dolar saja, saya harus menghabiskan banyak waktu.”

 

Kita melakukan daur ulang bukan demi mendapatkan uang, melainkan karena barang-barang itu dapat merusak bumi dan sulit terurai. Karena itulah, kita harus melakukan daur ulang. Ini termasuk sejenis pendidikan. Bukan hanya orang berpengetahuan yang bisa mengajari orang lain. Saat kita mengunjungi posko daur ulang, kita bisa mendengar para kakek dan nenek mengulas kebenaran tentang sampah yang sangat mendalam.

Para Bodhisatwa kita mengasihi dan melindungi bumi. Kegiatan daur ulang Tzu Chi telah dijalankan selama hampir 30 tahun. Lihatlah relawan yang sangat bijaksana ini. Dia membuat buku sampel jenis-jenis plastik dengan menempelkannya di lembaran plastik. Setiap lembar ditempeli jenis plastik yang berbeda. Selain jenis-jenis plastik, dia juga menjelaskan bagaimana memilahnya dan apa kegunaannya. Dia sungguh mengagumkan. Saya sangat memujinya.

Di antara murid-murid saya, banyak yang merupakan doktor, termasuk doktor lingkungan, “doktor sampah”, dan lain-lain. Saya sungguh sangat tersentuh. Inilah yang disebut Bodhisatwa. Mereka membawa manfaat bagi orang banyak dan tidak menyia-nyiakan waktu mereka. Setiap orang sibuk bersumbangsih. Saya sangat bersyukur pada mereka, doktor daur ulang, dan lain-lain. Saya sungguh sangat tersentuh.


Dua hari yang lalu, di Hualien terjadi kebakaran. Sekitar pukul 4 sore, saat kita sedang mengadakan rapat, kebakaran terjadi di sana. Insan Tzu Chi segera berkumpul dan bergerak untuk memberikan bantuan.

“Kita menyiapkan air minum, makanan hangat, roti, nasi kotak, masker, dan lain-lain. Kita terus memberi bantuan dan perhatian,” kata seorang relawan.

Para bhiksuni dari Griya Jing Si segera datang ke lokasi kebakaran untuk menghibur para petugas damkar dan korban kebakaran. Guru De Ru juga secara langsung menghibur korban kebakaran satu per satu serta mengantarkan dana solidaritas. Kita juga bersyukur kepada Griya Jing Si yang menyediakan makan malam dan mengantarkannya ke lokasi kebakaran bagi para petugas damkar,” jelas relawan lainnya.

Relawan kita sungguh merupakan Bodhisatwa dunia. Kebakaran terjadi sekitar pukul 4 sore. Usai saya mengikuti rapat, para relawan kita telah menyiapkan roti, air mineral, dan nasi kotak yang hangat. Semua orang bekerja sama untuk memberikan bantuan dengan cepat. Saya bersyukur kepada semua orang. Saya juga mendoakan semoga kekuatancinta kasih kalian tidak berkurang, melainkan terus terhubung untuk bersumbangsih bersama. Terima kasih.

Para relawan daur ulang mengembangkan kebijaksanaan
Menjadi orang yang bijaksana dan terbebas dari kemelekatan
Bersama-sama melakukan daur ulang untuk melindungi Bumi
Mewariskan kekuatan cinta kasih hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Oktober 2019
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -