Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Keakuan untuk Membawa Manfaat bagi Masyarakat

Kehidupan tidaklah kekal. Kebakaran rumah di Taoyuan dalam sekejap merenggut nyawa 4 orang. Salah satunya adalah staf senior Da Ai TV. Bertepatan dengan hari Cengbeng, dia libur dan berada di rumah. Tidak disangka, dia mengalami hal seperti ini. Ketidakkekalan bisa datang kapan saja.

Buddha sering berkata bahwa ketidakkekalan bisa datang dalam sekejap. Memang benar, saya sering mengingatkan kepada semua bahwa ada 86.400 detik dalam sehari. Jika kita bisa melewati 86.400 detik berarti kita melewati satu hari dengan lancar. Beruntungnya, kita telah melewati detik demi detik selama beberapa puluh tahun hingga saat ini. Sesungguhnya, ketidakkekalan bisa datang dalam hitungan detik. Ia bisa terjadi dalam hitungan detik dengan kecepatan yang sangat singkat dan cepat.


Kehidupan kita pun demikian. Kita tidak tahu berapa lama hidup kita. Jadi, kita harus menghargai waktu. Kita tidak bisa kembali ke detik yang telah berlalu. Di dalam hidup kita, tidak ada sedetik pun yang bisa terulang kembali. Setiap momen terus berlalu. Kita harus bersyukur karena telah melewati masa lalu dengan tenteram dan lancar. Tentu saja, proses perubahan tidak pernah berhenti.

Sejak kita lahir hingga sekarang, tidak peduli berapa usia kita, siklus perubahan selalu berjalan dalam hitungan menit ataupun detik. Jadi, kita bertumbuh dari bayi menjadi kanak-kanak, remaja, paruh baya, hingga pelan-pelan memasuki usia lanjut. Kita bisa melihat Bodhisatwa lansia dari Sichuan. Dia sudah berusia lanjut, tetapi dia tetap mendedikasikan dirinya untuk terjun ke tengah masyarakat.


“Begitu mendengar bahwa sampah dapat didaur ulang, saya merasa sangat gembira. Saya gembira sepanjang hari dan tidak ada kerisauan. Kita harus bersumbangsih saat kita masih bisa dan melakukan daur ulang. Saat saya memungut sampah di jalan, mereka bertanya, “Untuk apa kamu memungutnya?” Saya menjawab, “Saya memungutnya untuk menjadikannya cinta kasih.” Mereka berkata, “Anda sudah berusia lanjut, untuk apa berbuat seperti itu?” Saya berkata, “Saya tidak peduli, saya ingin melakukannya.” Kamu sangat baik hati,” tutur Ye Xiuchun, relawan daur ulang.

“Tidak, saya berpikir bahwa setiap hari Anda akan datang ambil, maka saya menaruhnya di sana,” kata pedagang di pasar.

“Anda berbuat kebajikan,” kata Ye Xiuchun.

“Anda lebih baik hati,” jawab pedagang itu.

“Meski sudah berusia lanjut, dia masih memiliki begitu banyak cinta kasih. Kita harus belajar darinya,” kata pedagang yang lain.

“Bisa melakukan kebajikan bersama Nenek, saya merasa sangat senang. Saya merasa bahwa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat adalah tanggung jawab kita,” kata Ibu Zeng, pedagang di pasar


Nenek Ye Xiuchun sudah berusia 86 tahun. Dia berkata bahwwa dia sangat bersyukur ada kegiatan daur ulang seperti ini. Walaupun baru mulai bergabung tahun lalu, dia merasa bahwa itulah yang ingin dia lakukan dalam hidupnya. Di usia lanjutnya, dia masih memiliki kesempatan untuk bersumbangsih bagi sesama. Jadi, dia ingin menggenggamnya.

“Saat menonton televisi, saya masih bisa mengantuk, tetapi melakukan ini sampai pukul 12 pun, saya tidak mengantuk. Aneh sekali, bukan? Saya merasa sangat gembira,” kata Nenek Ye Xiuchun.


Dia merasa bahwa di dalam sisa hidupnya, dia bisa memiliki kesempatan untuk bersumbangsih. Karena itu, dia sangat gembira. Dia berjalan mengelilingi jalan dan gang untuk memungut barang daur ulang. Sebenarnya, dia adalah umat Kristen yang sangat taat dan rajin pergi ke gereja. Namun, dia berkata, “Umat Kristen juga adalah orang baik dan memiliki cinta kasih. Umat Buddha juga adalah orang baik dan memiliki cinta kasih. Mengasihi dan melindungi bumi adalah tangggung jawab semua orang.”

Di Sichuan, China, kita bisa melihat Bodhisatwa lansia bersumbangsih setiap hari tanpa henti. Dia menggenggam waktu untuk melakukan daur ulang. Selain itu, ada Nenek Lian-hua dari Malaysia. Dia mengumpulkan donasi selama 15 hingga 16 tahun tidak pernah berhenti. Dia melakukannya dengan penuh sukacita. Fisiknya pelan-pelan mengalami kemunduran. Dia sungguh tidak berdaya. Namun, dia tetap melakukannya. Kita bisa melihat, untuk melangkah naik saja dia sangat kesulitan.


“Orang-orang memaki saya dan berkata bahwa saya kurang kerjaan. Namun, saya tetap ingin melakukannya,” kata kata Zhuang Lian-hua, relawan Tzu Chi.

“Anda berharap bisa melakukannya berapa lama?”

“Asalkan saya masih bisa berjalan, saya akan tetap melakukannya,” jawab Zhuang Lian-hua.

Saat usia lanjut, mau naik satu anak tangga saja sangatlah sulit. Ini adalah proses perubahan dan hukum alam. Jadi, kita harus menggenggam waktu, memanfaatkan hidup kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jangan ada kemelekatan atas apa yang kita lakukan sekarang. Kita hendaknya memupuk tindakan yang alami untuk membawa manfaat bagi masyarakat.

Hal benar yang biasa kita lakukan, lakukan saja. Ini adalah yang paling sehat. Kita memastikan bahwa segala pikiran dan perbuatan kita membawa manfaat bagi orang. Ini disebut sehat secara lahir batin. Bebas dari keakuan dan kemelekatan, inilah yang paling sehat. Melihat kedua relawan lansia yang sudah berusia 80 tahun lebih itu, kita sungguh harus menggenggam waktu dan memanfaatkan hidup kita. Jika tidak, waktu akan berlalu begitu saja.


Nenek Lian-hua itu sulit untuk berjalan, tetapi dia tetap berjalan selangkah demi selangkah untuk mengumpulkan donasi agar orang-orang yang membangkitkan niat baik dapat terus melakukan kebajikan setiap bulan. Dengan bertambahnya satu kekuatan, berarti dia sudah membawa manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Dia tidak menyia-nyiakan satu detik pun.

Nenek di Sichuan tadi sudah berusia 86 tahun dan badannya sudah membungkuk, tetapi tetap melakukan daur ulang. Inilah kehidupannya. Meski sudah berusia lanjut, tetapi dia masih bisa membawa manfaat bagi orang. Dia merasa bahwa hidupnya sangat bermakna. Lihatlah, kita harus membuat hidup kita bernilai. Kita harus menjadi penyelamat bumi. Tanpa disadari, bumi telah memungkinkan kita untuk hidup dengan aman dan tenteram.

Kita harus bersyukur dan membalas budi bumi. Kita harus melakukan hal yang membawa manfaat bagi orang. Kita harus menginspirasi orang untuk melakukannya bersama-sama agar dunia dan masyarakat aman dan tenteram. Kita sungguh telah melihat kisah mereka yang menyentuh orang.

Mendampingi yang membutuhkan saat ketidakkekalan datang

Bersyukur telah melewati setiap detik dengan tenteram

Melindungi bumi tanpa membeda-bedakan agama

Melenyapkan keakuan untuk membawa manfaat bagi masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 April 2018

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -