Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Komunitas dengan Menginspirasi Banyak Orang

“Untaian bacang ini melambangkan silsilah Dharma Jing Si dan semangat Tzu Chi. Silsilah Dharma Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisattwa dunia. Kami akan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Dengan hati Buddha dan tekad Guru, kami bersedia mengemban tanggung jawab misi dan pasti akan menjalankannya. Master, banyak yang belum kami kuasai. Kami membutuhkan Master. Kami membutuhkan bimbingan Master.” Acara ramah tamah insan Tzu Chi di Aula Jing Si Taichung, 01/01/2020.

Saya melihat untaian bacang ini menyatukan insan lansia, paruh baya, dan muda. Ini merupakan penghiburan terbesar yang menenangkan hati saya. Semua orang bertekad dengan tindakan nyata. Namun, saya ingin mengingatkan kalian untuk pantang mundur dan menjaga jalinan hati ini agar tidak kendur.

Pikirkanlah, bila kita tidak bergabung di Tzu Chi, bagaimana kita mengenal satu sama lain? Bila kita tidak bergabung di Tzu Chi, kita akan tinggal di dalam lingkaran kecil sebatas keluarga kita, pekerjaan kita, dan hanya sendirian. Berapa pun uang yang kita miliki dan berapa pun panjang usia kita, suatu hari, walau tidak rela, kita tetap akan meninggal dengan tangan kosong.

Akhirnya, kita hanya membawa seluruh karma yang kita ciptakan, tidak ada yang lain. Hanya karma yang selalu kita bawa. Kita akan menerima hasil dari berkah yang kita ciptakan. Kita juga akan menerima akibat dari niat dan perbuatan jahat yang telah kita ciptakan. Ajaran Buddha menjelaskan bahwa hukum sebab akibat sangat jelas dan tepat.

 

Dahrma menjelaskan hukum sebab akibat sangat jelas dan tepat. Ini merupakan kebijaksanaan Buddha. Buddha datang ke dunia dan menjelaskan kebenaran hidup. Ini merupakan ciri khas ajaran Buddha. Kita dapat melihat Tzu Chi Miaoli. Kita memiliki jalinan jodoh yang luar biasa di sana.

Saat itu, tiba-tiba seorang Bodhisattwa terinspirasi untuk bersumbangsih dengan tulus. Dia memiliki sebidang tanah di Miaoli. Saya sangat bersyukur. Ketika kita membutuhkan lahan, dia muncul dan bersedia membantu sehingga beban kita menjadi lebih ringan.

Terdapat banyak pohon di sana yang perlu kita jaga baik-baik. Tanah itu sangat luas. Kedepannya, misi pendidikan, budaya humanis, dan amal dapat dijalankan di sana. Dahulu lahan ini adalah pabrik kaca. Tzu Chi membeli lahannya dan merenovasi bangunan itu. Bangunannya sangat kukuh. Bangunan itu juga direnovasi menjadi ladang pelatihan yang agung. Insan Tzu Chi-lah yang merenovasinya.

Berkat kesungguhan para insan Tzu Chi, kita memiliki bangunan yang kukuh dengan interior yang penuh budaya humanis dan eksterior yang indah. Para insan Tzu Chi menyampingkan karier dan menyatukan kekuatan untuk menciptakan ladang pelatihan Bodhisattwa yang penuh kehangatan, layaknya keluarga besar bagi semua orang.

 

Di Puli, Nantou juga sama. Kita memiliki jalinan jodoh istimewa di sana, yakni peristiwa Gempa 921. Jangan lupakan peristiwa Gempa 921. Saat para korban merasa ketakutan dan tidak memiliki tempat bersandar, Tzu Chi menenangkan batin, tubuh, dan kehidupan mereka. “Tiga ketenangan” ini kita berikan di Miaoli. Para Bodhisattwa di sana penuh cinta kasih dan harmonis.

Pada perjalanan ke Dalinkali ini, Profesor Shi datang menjumpai saya. Setelah beliau bertemu saya pascagempa 921, kami menjalin hubungan baik. Beliau datang setiap kali saya berkunjung. Pada perjumpaan kali ini, beliau membahas kembali mengenai aktivitas gempa di Taiwan. Aktivitas gempa di Taiwan masih sangat tinggi. Kita perlu meningkatkan kewaspadaan diri. Saya harap kita dapat menciptakan berkah dengan cinta kasih yang tulus untuk meredam bencana.

Namun, usaha dari beberapa orang tidak cukup. Jadi, saya terus mengingatkan kalian untuk menggalang lebih banyak Bodhisattwa. Mereka tidak harus kaya materi. Mereka hanya perlu mengenal Tzu Chi terlebih dahulu. Dengan himpunan tetes-tetes cinta kasih, setiap orang dapat bersumbangsih. Saya mendengar bahwasetiap insan Tzu Chi bersumbangsih di berbagai daerah untuk mencabut penderitaan semua makhluk.


Yang terpenting ialah semangat untaian bacang ini. Kita mempraktikkan jalan kebenaran sesuai silsilah Dharma Jing Si untuk membangun mazhab Tzu Chi yang meliputi misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis. Apa kalian telah menjalankan misi? (Ya.) Hanya dengan himpunan cinta kasih dari semua orang, saya dapat menjalankan misi amal, membangun rumah sakit, membangun sekolah, dan membangun Da Ai TV. Beginilah Empat Misi Tzu Chi dibangun.

Empat misi ini dijalankan di komunitas oleh relawan setempat yang menggarap ladang berkah. Saya merasa tenang setelah melihat kalian. Jangan biarkan akar kebijaksanaan dan niat baik kita terputus. Percayalah, saya pun tidak berani untuk memutusnya. Kini saya bersumbangsih dengan mengerahkan seluruh daya kehidupan saya pada setiap detiknya.

Dahulu saya hidup melewati hari dan bulan. Kini saya hidup melewati detik dan menit. Saya harus bergerak cepat. Setiap detik, saya membabarkan Dharma; kalian mendengar dan mempraktikkan Dharma. Harap kalian saling percaya karena keyakinan adalah akar dari pahala yang menumbuhkan akar kebajikan. Kita perlu membangun akar kebajikan yang kukuh.

Karma baik dan buruk selalu mengikuti kita
Hukum sebab akibat sangat jelas dan tepat
Memupuk akar kebajikan dan mempraktikkan kebenaran
Melindungi komunitas dengan menginspirasi lebih banyak Bodhisattwa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 14 Januari 2020
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -