Ceramah Master Cheng Yen: Mematuhi Peraturan agar Senantiasa Tenteram


Hingga kini kondisi pandemi masih terus memburuk dan status siaga di Taiwan terus ditingkatkan. Entah status siaga ini akan ditingkatkan hingga level berapa. Di Taipei, status siaga telah dinaikkan ke level 3. Itu sangat parah. Saat ada satu orang yang terkonfirmasi positif, pihak berwenang akan melakukan penelusuran untuk menelusuri jejak kontak orang tersebut.

Ini menunjukkan bahwa manusia tak punya hak milik atas kehidupan dan tidak boleh bertindak sesuka hati. Bukan berarti asalkan kita suka, kita boleh melakukan apa saja. "Saya berhak melakukan apa saja." Anda dapat berpikir Anda boleh melakukan apa saja dan merasa tidak takut pada virus ini, tetapi Anda bisa membawa ketakutan bagi orang lain.

Bukan hanya membuat orang lain takut, Anda mungkin juga membawa ketakutan bagi orang-orang yang Anda kasihi. Jadi, setiap orang harus mengasihi diri sendiri dan orang lain. Mengasihi orang lain berarti mengasihi diri sendiri. Kita harus berusaha mengembangkan cinta kasih yang utuh dan menyeluruh terhadap manusia dan semua makhluk.

Kini kita harus melakukan langkah pencegahan. Selain menjaga kebersihkan lingkungan, kita juga harus rajin mencuci tangan. Kini saya juga mengkhawatirkan kondisi kekurangan air di Taiwan. Kita harus rajin mencuci tangan, di sisi lain kita kekurangan air.
 

Taiwan tengah menghadapi kekurangan air. Persediaan air tanah juga telah berkurang. Air danau dan air sungai sudah mengering. Meski harus rajin mencuci tangan, kita juga harus menghemat air.

Dalam menjalani hidup di tengah pandemi ini, kita dapat melakukan berbagai langkah pencegahan. Asalkan kita dapat mengubah pola pikir, ini akan sangat membantu dalam menghadapi pandemi kali ini dan membuatnya lebih cepat teratasi. Namun, untuk itu dibutuhkan kerendahan hati setiap orang.

Janganlah terlalu sombong dan egois. Banyak orang ingin bertamasya. Aktivitas ini bukanlah sesuatu yang mendesak saat ini. Aktivitas seperti ini hendaknya dihentikan sementara. Segala aktivitas yang tidak mendesak hendaknya dihentikan sementara.

Beberapa waktu belakangan ini saya terus berpesan agar orang-orang tidak berkumpul dan mengurangi kerumunan. Akhir-akhir ini saya juga berpesan agar berbagai aktivitas dihentikan sementara. Pada saat ini setiap orang hendaknya berdiam di rumah.

Saya mendengar insan Tzu Chi berkata bahwa belakangan ini mereka lebih senggang. Jadi, pada saat-saat ini mereka mengikuti kelas bedah buku. Mereka membaca Sutra dan mengikuti bedah buku secara daring. Mereka dapat saling berdiskusi untuk menumbuhkan kebijaksanaan. Kehidupan mereka tetap penuh kebahagiaan dan penuh kebijaksanaan. Intinya, kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
 

Janganlah menyia-nyiakan waktu. Waktu berlalu dengan cepat. Waktu hendaknya digunakan untuk membantu sesama.

Contohnya, di Filipina ada sebuah berita yang membuat saya terharu. Di klinik mata kita di Filipina, ada seorang anak berusia 12 tahun yang datang berobat. Matanya berdarah. Dokter Say mengobatinya dengan sepenuh hati. Penyakitnya berhubungan dengan telinga. Jadi, anak ini dirujuk ke Dokter Leh. Dokter Leh adalah putra dari Dokter Leh Siu Chuan.

Berhubung penyakit anak itu berkaitan dengan telinga dan karena ayah Dokter Leh berlatar belakang anggota TIMA, Dokter Leh mengoperasi anak ini dengan senang hati. Namun, ibu dari anak ini sesungguhnya kesulitan untuk menanggung biayanya.

Seorang donatur mendengar berita ini. Beliau sendiri memang berencana untuk menyumbangkan 20 juta peso untuk klinik mata kita. Jumlah ini sama dengan sekitar 12 juta dolar NT (Rp6 miliar). Beliau mendonasikannya untuk kegiatan baksos kesehatan jangka panjang oleh klinik mata kita. Sebagian dari jumlah donasi tersebut juga digunakan untuk pengobatan anak tadi. Inilah orang-orang yang penuh cinta kasih.

Berkat cinta kasih dokter dan donatur ini, anak ini terhindar dari kecacatan. Mata dan telinganya dapat kembali sehat. Matanya dapat melihat dengan jelas, telinganya juga tidak mengalami gangguan. Anak ini dapat hidup dengan tubuh yang sehat. Jadi, mendengar berita ini, saya sangat bersyukur.
 

Alangkah baiknya ada insan Tzu Chi. Donatur ini bagaikan Bodhisatwa. Dokter tadi juga adalah insan Tzu Chi yang memiliki ayah juga seorang dokter yang telah mengembangkan cinta kasih untuk mengobati orang lain. Kini putranya juga meneruskan cinta kasih ayahnya dalam bidang pengobatan. Inilah pewarisan cinta kasih.

Cinta kasih hendaknya dihimpun. Semoga cinta kasih seperti ini bisa terus diwariskan. Kehidupan tak lepas dari penderitaan. Di mana ada penderitaan, kita bisa membangkitkan cinta kasih. Begitulah kehidupan.

Kini kondisi pandemi begitu parah. Saat ini manusia diingatkan untuk mengubah pola hidup dari kondisi batin yang kacau dan kebiasaan yang penuh nafsu keinginan menuju pola hidup vegetaris. Obat mujarab untuk kondisi saat ini ialah menjadi vegetarian. Inilah kebijaksanaan. Dengan demikian, barulah masyarakat kita dapat pulih, sehat kembali, dan memiliki kebebasan seperti sediakala.

Di mana pun berada, kita tidak bisa bebas. Ke mana pun pergi, kita diliputi ketakutan dan rasa cemas. Orang-orang selalu merasa takut. Bagaimana agar batin kita kembali merasakan kedamaian dan kebebasan? Kita harus terlebih dahulu mengubah kebiasaan hidup agar tubuh kita bisa terbebas dari ancaman penyakit. Jadi, tubuh dan batin kita harus selaras.

Meningkatkan kewaspadaan di tengah kondisi pandemi yang memburuk
Mematuhi peraturan dan tidak panik
Tekun menyerap nutrisi Dharma demi meningkatkan kebijaksanaan
Menenangkan hati dan meredam nafsu keinginan demi mencapai ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Mei 2021
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -