Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Sebersit Niat Baik

Kita harus menggunakan cinta kasih untuk menyelaraskan empat unsur alam. Kita juga harus menggunakan cinta kasih dan ketulusan hati untuk menyelaraskan iklim. Kita bisa melihat bencana kekeringan di Kamboja mengakibatkan tanaman pangan gagal panen. Saya sangat bersyukur pemerintah Taiwan dapat menyumbangkan beras untuk menolong negara yang membutuhkan. Karena itu, setiap tahun, kita bisa menyalurkan bantuan beras ke luar negeri. Kita bisa melihat saat membagikan beras, relawan kita juga berbagi konsep daur ulang dan mengajari warga memilah barang daur ulang.

Saat mengemban misi amal, relawan kita juga mengajak warga melakukan daur ulang agar setiap orang dapat mengasihi bumi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pengusaha dari Taiwan dan warga setempat yang cinta kasihnya terbangkitkan. Jadi, di Kamboja, relawan kita sudah mulai menginspirasi warga setempat. Kemarin, Relawan Hu beserta istrinya dari Turki kembali ke Taiwan. Kisah yang dia bagikan membuat saya sangat bersyukur dan tersentuh.

Sejak dua tahun yang lalu, relawan di Turki membantu anak-anak pengungsi dari Suriah bersekolah. Jalan Bodhisatwa ini mereka tempuh dengan susah payah. Meski demikian, mereka dapat melihat cinta kasih di dunia. Dengan cinta kasih yang murni tanpa noda, anak-anak itu turut bersumbangsih. Pascagempa di Tainan menjelang Tahun Baru Imlek, mereka menyumbangkan uang saku mereka untuk membantu para korban. Selain itu, pascatopan di Taitung, mereka juga mengirimkan donasi mereka bagi para korban. Tindakan mereka sungguh membuat orang tersentuh.

Jadi, bersumbangsih bukan hak orang kaya, melainkan orang yang memiliki niat. Dengan membantu anak-anak itu menerima pendidikan, cinta kasih mereka juga akan berkembang seiring meningkatnya pengetahuan dan usia. Agar dunia aman dan tenteram serta terbebas dari konflik, kita sangat membutuhkan pendidikan cinta kasih. Sesungguhnya, hari ini kita mengenang sejarah Tzu Chi pada 26 tahun yang lalu. Taiwan hendaknya bisa menjadi Tanah Suci di dunia. Jika kita bertekad merawatnya, maka kondisinya pasti akan lebih indah dari saat ini. Namun, ini membutuhkan kekuatan banyak orang.

Saudara sekalian, apa yang bisa kalian lakukan dengan sepasang tangan yang digunakan untuk bertepuk tangan? Memilah barang daur ulang, benar? Saya berharap kita semua dapat bersama-sama mengimbau orang-orang untuk mengurangi volume sampah. Pada saat itulah, kita mulai melakukan daur ulang. Asalkan kita memulainya, maka banyak orang yang kekuatan cinta kasihnya akan terbangkitkan. Ada banyak kisah yang menyentuh tentang Bodhisatwa yang mengasihi dan melindungi bumi. Tanpa dibatasi oleh usia, agama, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi, semua orang mengulurkan sepasang tangan dan mencucurkan keringat untuk melakukan daur ulang.

Kita juga melihat Relawan Xie Zu-an. Setelah dia pensiun, istrinya meminta seorang anggota Tzu Cheng untuk mengajaknya bergabung. Istrinya berkata kepada saya bahwa dia sangat keras kepala dan sulit dibujuk. Istrinya mengumpamakannya dengan seekor lembu dan meminta saya mengajaknya menjadi relawan. Kemudian, saat istrinya tidak bisa datang ke posko daur ulang, saya memintanya untuk menggantikan istrinya. Dia melakukannya dengan cukup gembira. Dia tidak menolak untuk datang.

Beberapa waktu kemudian, saya merasa bahwa jalinan jodoh sudah matang dan mengajaknya untuk mengikuti pelatihan relawan. Dia langsung menyetujuinya. Dia sudah sangat lama menjadi relawan Tzu Chi. Dia sangat teliti. Dialah yang bertanggung jawab membuat laporan keuangan posko daur ulang. Dia berkata bahwa dalam laporannya, tidak akan terdapat kesalahan. Ini merupakan laporan keuangan setiap bulan. Pada akhir bulan, saya harus membuat enam lembar laporan keuangan. Ini untuk menyimpan buku tabungan dan ini untuk menyimpan bon pengeluaran. Semua bon pengeluaran ada di sini. Sebelumnya, saya hanya membawa tas ini. Berhubung dokumen-dokumen ini semakin banyak, saya akhirnya menggunakan ransel.

Bukankah ada anak muda yang bersedia menggantikan Anda? Sekarang belum ada yang bersedia melakukannya. Satu adalah satu dan dua adalah dua. Menurutnya, membuat laporan keuangan harus dengan sepenuh hati. Yang membuat saya sangat kagum adalah dia setiap hari menuruti kata-kata Master untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dia bahkan lebih memilih untuk naik sepeda daripada naik sepeda motor. Adakalanya, saya bahkan melihatnya berjalan kaki dari rumahnya ke posko daur ulang ini.

Dia bukan hanya membuat laporan keuangan, tetapi juga melakukan daur ulang. Ketelitiannya dalam membuat laporan keuangan dan memilah barang daur ulang sungguh membuat orang tersentuh. Dia dan istrinya melakukan daur ulang dengan teliti dan tidak pernah absen sehari pun. Kita juga melihat seorang perempuan dan ibu mertuanya yang topik pembicaraannya tidak terlepas dari pelestarian lingkungan. Mereka saling berterima kasih bagaikan ibu dan anak. Berhubung memiliki banyak waktu luang, saya mulai melakukan daur ulang. Setelah melakukan daur ulang, saya melupakan semua penyakit saya.

Sebelumnya, saat saya pulang kerja, beliau pasti akan berkata pada saya bahwa beliau tidak enak badan dan meminta saya membawanya ke dokter. Sekarang tidak seperti itu lagi.  Sekarang, saat saya pulang ke rumah, beliau akan berbagi dengan saya tentang hal-hal yang terjadi di posko daur ulang. Jika menantu dan ibu mertua bersama-sama menjadi relawan Tzu Chi, maka pasti ada banyak hal yang bisa dibicarakan. Banyak orang yang kegelapan dan noda batinnya terlenyapkan karena melakukan daur ulang. Mereka bukan hanya menjaga kebersihan bumi, tetapi juga menyucikan hati manusia. Inilah sejarah yang kita kenang hari ini.

Sejak hari ini pada 26 tahun yang lalu, kita menggalakkan konsep daur ulang yang telah menyucikan hati banyak orang. Intinya, bagaimana memanfaatkan hidup kita? Kita harus menjadi Bodhisatwa pelindung bumi dan penyelamat dalam hidup orang lain. Ini semua bisa kita lakukan. Bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih sangatlah mudah, cukup dengan membangkitkan sebersit niat.

Buddha berkata bahwa segala sesuatu diciptakan oleh pikiran. Saya sering berkata bahwa niat yang kita bangkitkan dalam sedetik bisa menjadi pedoman kita seumur hidup. Bukankah saya juga pernah berkata bahwa asalkan kita memiliki pikiran yang murni dan terus mempertahankannya seumur hidup, maka hidup kita akan sangat sederhana tanpa kerumitan sedikit pun. Intinya, kita harus bersungguh hati untuk memahami bahwa segala sesuatu berasal dari pikiran. Kita harus lebih bersungguh hati.

Membagikan beras bantuan sekaligus menggalakkan konsep daur ulang

Anak-anak penerima bantuan membangkitkan cinta kasih

Melakukan daur ulang dengan sepasang tangan yang digunakan untuk bertepuk tangan

Menyucikan hati dan melenyapkan kegelapan batin

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Agustus 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina Ditayangkan tanggal 25 Agustus 2016

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -