Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan dan Menapaki Jalan Bodhisatwa hingga Selamanya


Saya mendengar bahwa kini murid-murid saya sangat bersungguh hati dan saling menyemangati untuk membuka pintu demi pintu Tzu Chi. Para insan Tzu Chi sudah mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Ini membuat saya sangat tenang dan dipenuhi sukacita. Sungguh, kini saya sangat bekerja keras. Saya juga berharap dapat mendampingi para insan Tzu Chi agar mereka dapat melangkah dengan mantap.

Saat insan Tzu Chi bisa melangkah dengan mantap tanpa menyimpang sedikit pun, barulah saya bisa merasa tenang. Inilah yang saya harapkan. Saya sangat bersyukur melihat kesungguhan hati kalian. Setiap orang memasuki mazhab Tzu Chi dan tekun melatih diri. Semua orang memiliki kesatuan tekad.

Membangun tekad dan ikrar jangan sekadar ucapan ataupun bersifat sementara. Kita harus mempertahankan tekad hingga selamanya. Selain itu, kita juga harus menginspirasi orang-orang. Kita harus memperpanjang jalinan kasih saying dan memperluas cinta kasih hingga kita bisa melihat cinta kasih tersebar luas dan bisa merasakan kasih sayang.


Bodhisatwa harus bersumbangsih secara nyata agar orang-orang dapat melihat cinta kasih dan kasih sayang mereka. Saat orang-orang bisa melihatnya, barulah dunia ini bisa direvitalisasi. Jika dunia ini tidak direvitalisasi, karma buruk akan terus terakumulasi. Sebagai manusia, kita tidak tega melihat semua makhluk terbelenggu oleh kekuatan karma buruk. Jika terus demikian, konsekuensinya akan sangat menakutkan.

Contohnya sebatang pohon lengkeng ataupun leci. Sebatang pohon leci berawal dari sebutir benih yang jatuh di atas tanah atau ditanam di dalam tanah. Benih ini lalu bertunas dan terus bertumbuh hingga menjadi pohon besarserta mulai berbunga dan berbuah. Setiap tahun, ketika waktunya tiba, ia akan berbunga dan menghasilkan buah yang berlimpah. Selama puluhan tahun, pohon leci ini akan selalu berbuah pada waktunya. Usia pohon lebih panjang daripada manusia.

Kehidupan kita di dunia ini tak luput dari hukum sebab akibat. Bagaikan sebutir benih yang terus menghasilkan buah setiap tahunnya, benih karma kita juga akan terus berbuah dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati memperhatikan benih karma yang kita tabur.


Batin kita bagaikan sebuah ladang. Asalkan kita menabur benih kebajikan di dalam ladang batin kita dan bersungguh-sungguh merawatnya, kita bisa terus menggarap ladang berkah dari kehidupan ke kehidupan dan bertransformasi dari tataran awam ke tataran kesucian. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus saling membimbing dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Karena itulah, kita mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi.

Sudah berapa tahun kita melakukannya? Kita sudah 55 tahun menjalankan Tzu Chi. Dahulu, kita memulai langkah kita dengan membuka dan membentangkan jalan. Beberapa tahun belakangan ini, saya berkata bahwa kita harus melapangkan Jalan Bodhisatwa. Kini kita bisa melihat di seluruh dunia, Jalan Bodhisatwa terus dibuka. Semangat dan nilai Tzu Chi dari dahulu hingga kini, bahkan masa mendatang, hendaklah kita pahami dan praktikkan dengan kesungguhan hati.

Sebelum melakukan ritual namaskara, kita bersungguh hati membersihkan jalan. Kita membuka jalan di depan dengan membersihkan jalan. Insan Tzu Chi dari berbagai wilayah di Taiwan kembali ke Griya Jing Si. Mereka maju selangkah demi selangkah dan mengikuti ritual namaskara dengan tulus. Setelah masuk ke aula, mereka dengan tulus berdoa semoga dunia aman, tenteram, dan terbebas dari bencana.


Ketulusan mereka sangat menyentuh. Sungguh, gema doa mereka telah menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Saya berharap setiap orang dapat membangkitkan ketulusan untuk berdoa bagi semua orang di seluruh dunia dan ketenteraman dunia, bukan hanya demi satu orang. Selain para relawan yang melakukan ritual namaskara dengan tulus di sekitar saya, kini saya juga mengetahui bahwa setiap hari Senin, para relawan di seluruh dunia juga terhubung dengan kita dalam jaringan dengan hati yang tulus.

Para relawan di Kantor Tzu Chi juga melatih diri bersama pada waktu yang sama. Mereka duduk dan menenangkan pikiran untuk mendengar laporan para staf kita. Tidak peduli kegiatan besar atau kecil, partisipannya banyak atau sedikit, semua orang selalu sangat tulus. Ini sungguh membuat saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Sungguh, waktu yang terus berlalu dapat mendukung segala pencapaian. Mari kita menyebarluaskan cinta kasih di dunia ini dan menggarap ladang berkah secara luas. Saat hati semua orang terhubung, berarti semua orang memiliki kesatuan hati. Kita juga harus meneruskan kasih sayang Bodhisatwa. Saya sangat tersentuh, juga sangat bersyukur.

Menyebarluaskan mazhab Tzu Chi dan mewariskan silsilah Dharma Jing Si
Terus menabur benih kebajikan dari kehidupan ke kehidupan
Melakukan ritual namaskara dengan tulus dan mempertahankan ikrar hingga selamanya
Terus menapaki Jalan Bodhisatwa yang lapang dan lurus

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 04 Mei 2021
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -