Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan Tekad yang Teguh

 
Terima kasih telah hadir dalam peringatan ultah Tzu Chi Amerika Serikat yang ke-31 dalam jaringan.

Tzu Chi Amerika Serikat telah berusia 31 tahun.

Selamat ulang tahun.

“Pagi-pagi, dengan hati yang tulus, kita berkumpul dalam jaringan untuk mengikuti kebaktian Pendahuluan Sutra Teratai. Kita berdoa dengan tulus kepada para dewa dan Buddha semoga pandemi segera berlalu,” kata Chen Ji Hong Ketua Tzu Chi Amerika Serikat.

“Meski orang yang berkumpul di sini untuk memperingati ulang tahun tidak banyak, tetapi hati kita akan selamanya menyatu. Kita akan selamanya saling mendukung di Jalan Bodhisatwa,” kata Lin Lü Rong relawan Tzu Chi.

“Saya harap ada lebih banyak kaum muda yang bergabung dengan kami dan berbagi Dharma dalam jaringan,” kata Pang Su Hui Alumnus Tzu Ching.

“Semoga dunia damai dan semua orang dapat hidup tenteram,” kata To Kim Thye relawan Tzu Chi.

“Saya berharap kita dapat memperingati ulang tahun yang ke-50, ke-75, dan seterusnya. Saya juga berharap generasi muda dapat mengikuti Master menapaki Jalan Bodhisatwa,” kata Tong Sok Kian relawan Tzu Chi.


Lihatlah betapa cepatnya waktu berlalu. Tzu Chi telah berdiri 55 tahun. Selama ini, saya mempraktikkan semangat Sutra Teratai dalam setiap langkah saya. Untuk mempraktikkan semangat Sutra Teratai, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia.

Dalam Sutra Teratai juga dikatakan bahwa Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan mulia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Di manakah ajaran tentang praktik Bodhisatwa ini berada? Sutra Teratai. Jadi, saya mempraktikkan Sutra Teratai dengan menapaki Jalan Bodhisatwa.

Dengan langkah yang mantap, saya menapaki Jalan Bodhisatwa yang saya bentangkan sesuai Sutra Teratai. Jadi, saya tidak menyia-nyiakan sedetik pun. Saya juga merasa bahwa kehidupan saya sangat bernilai. Kehidupan saya bernilai berkat para Bodhisatwa dunia yang mendedikasikan diri untuk bersumbangsih. Tanpa para Bodhisatwa dunia yang menapaki jalan yang sama dengan kesatuan hati dan tekad, bagaimana bisa kita membentangkan jalan yang panjang sesuai Sutra Teratai ini? Ini berkat kalian semua. Jadi, saya tetap harus bersyukur pada kalian.

 

Dengan cinta kasih dan welas asih agung, kita membentangkan jalan ini. Demikianlah kita berpegang pada ajaran Buddha. Dengan cinta kasih agung, kita mengasihi tanpa memandang jalinan jodoh. Dengan welas asih agung, kita turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Jadi, dengan cinta kasih dan welas asih agung, kita menyebarkan semangat Sutra Teratai dan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Ini juga berkat matangnya jalinan jodoh.

Kita harus senantiasa menggunakan Dharma untuk menggarap ladang batin. Kita harus menggunakan Dharma untuk membantu orang-orang menggarap ladang batin agar mereka dapat membasmi gulma di ladang batin mereka. Apakah kita menumbuhkan Dharma di dalam hati? Jika ya, kita harus mempertahankannya.

Kita harus berpegang teguh pada tekad, cinta kasih, dan welas asih. Kita harus melakukan tindakan nyata. Setelah mendengar Dharma, kita harus menggunakan cinta kasih dan welas asih untuk melapangkan hati dan melenyapkan noda batin. Kita harus menghapus semua noda batin untuk menyucikan hati kita dan membangun ladang pelatihan Bodhisatwa di dalam hati.


Untuk membangun ladang pelatihan Bodhisatwa ini, kita harus mengembangkan welas asih. Dengan welas asih yang merasa senasib dan sepenanggungan, kita tidak tega melihat semua makhluk menderita, juga tidak mengejar kedamaian dan kebahagiaan diri sendiri. Demikianlah hati Buddha. Jadi, kita harus bersungguh hati melenyapkan kegelapan dan noda batin, keakuan, dan ketamakan akan ketenaran dan keuntungan.

Intinya, kita harus sepenuh hati menapaki Jalan Bodhisatwa dan membawa manfaat bagi semua makhluk dengan bersumbangsih sebagai anggota keluarga besar Tzu Chi.
Belakangan ini, saya melihat banyak Bodhisatwa dari Taichung kembali ke Griya Jing Si untuk melakukan pembersihan dari atap hingga lantai. Saya sungguh sangat tersentuh. Ada pula yang membantu di kebun. Demikianlah kehidupan di Griya Jing Si.

Banyak relawan kita yang kembali secara bergilir untuk melatih diri. Sungguh, banyak hal yang saya syukuri. Saat kembali untuk membantu menggali kunyit, para relawan kita juga saling berbagi Dharma, bukan bergunjing. Mereka tidak demikian. Setelah menggali kunyit, mereka juga membersihkan akar serabutnya. Mereka berkata bahwa itu bagaikan melenyapkan noda batin. Dengan perlahan-lahan mencabut satu demi satu akar serabut dari kunyit, mereka bagai menghapus noda batin sedikit demi sedikit.


Jika menemukan batu saat menggali kunyit, mereka akan menyingkirkannya dari kebun, bagai menyingkirkan batu dari ladang batin sehingga ladang batin mereka menjadi subur. Saat menggarap kebun, mereka juga menggarap ladang batin. Jadi, ini juga merupakan ladang pelatihan. Mereka bisa melatih diri di mana saja.

Setiap tempat merupakan ladang pelatihan. Setiap pikiran dan perbuatan mereka juga menunjukkan Dharma. Saat kembali untuk membantu di kebun, mereka juga mempraktikkan Dharma. Saya sungguh sangat bersyukur.

Mereka kembali untuk membersihkan rumah bersama keluarga besar Tzu Chi dan membantu di kebun untuk mendukung kehidupan para bhiksuni Griya Jing Si. Bukankah mereka merupakan pelindung Dharma? Semua orang menganggap Griya Jing Si sebagai rumah sendiri dan kembali ke sini saat tenaga mereka dibutuhkan. Inilah yang disebut pelindung Dharma.


Mereka mengeluarkan biaya transportasi sendiri demi kembali untuk membantu pada masa panen. Bayangkanlah betapa dekatnya hubungan saudara se-Dharma dalam keluarga besar Tzu Chi ini. Ini sangatlah berharga. Saya sangat bersyukur pada kalian.

Jadi, bentangkanlah jalan yang lapang dengan cinta kasih dan welas asih; garaplah ladang batin dengan Dharma untuk membimbing semua orang. Ini termasuk mempraktikkan Dharma. Menggarap ladang batin kita dengan Dharma untuk membimbing semua makhluk, ini juga termasuk mempraktikkan Dharma.

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk menolong semua makhluk
Membuka dan membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan tekad yang teguh
Menggarap ladang batin dengan Dharma untuk melenyapkan noda batin
Membimbing semua orang tanpa mengejar kebahagiaan diri sendiri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 April 2021
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -