Ceramah Master Cheng Yen: Membentuk Hutan Pahala dengan Menciptakan Berkah bagi Dunia

“Melihat Master, saya sangat gembira. Master, saya sudah 28 tahun melakukan daur ulang limbah. Yang terpenting ialah merampungkan pembangunan ladang pelatihan baru di Qieding agar para relawan memiliki tempat untuk bersumbangsih. Semoga Master selalu sehat dan terbebas dari kerisauan. Master adalah permata bagi seluruh dunia,” tutur Guo Zeng Yue-zhu, relawan daur ulang

“Halo, Master. Saya sangat bersyukur dapat melakukan daur ulang. Setelah bangun pukul 4 pagi dan mengikuti kebaktian pagi, saya selalu melimpahkan jasa dengan berkata, ‘Semoga negara damai, cuaca bersahabat, warga hidup tenteram dan makmur, dunia terbebas dari bencana, dan masyarakat harmonis.’ Lalu, saya berbalik menghadap foto Master dan berkata, ‘Semoga Master selalu sehat dan panjang umur untuk menyelamatkan semua makhluk.’ Saya sangat bersyukur. Amitabha,” lanjut Wu Jin-dui, relawan daur ulang.

Melihat kaum lansia sekarang, sungguh, asalkan membangkitkan cinta kasih, mereka juga dapat mengerahkan kekuatan untuk menciptakan berkah bagi masyarakat. Meski kini relawan Tzu Chi tidak mengadakan banyak kegiatan, tetapi kegiatan daur ulang tidak berkurang. Jika kita tidak mengumpulkan barang daur ulang, apa yang akan terjadi?

Contohnya di Gangshan, Kaohsiung, barang daur ulang yang terkumpul setiap hari sangatlah banyak. Banyak barang yang dibuang begitu saja setelah digunakan. Relawan Tzu Chi selalu mengumpulkan barang-barang yang dibuang orang-orang. Barang-barang yang dibuang setelah digunakan adalah sampah dan limbah di mata orang-orang. Sampah-sampah menumpuk bagaikan gunung. Beruntung, ada relawan Tzu Chi.


Para relawan daur ulang mengasihi dan melindungi bumi dan komunitas. Ini berkat adanya cinta kasih. Posko daur ulang di Gangshan juga bagaikan pabrik. Selain di Neihu, Taipei, di Gangshan juga terdapat ladang pelatihan besar untuk menghasilkan selimut ramah lingkungan.

Setiap orang mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk bersumbangsih. Setiap hari, semua orang bersumbangsih dengan penuh sukacita. Barang apa saja ada di posko daur ulang kita. Setiap kali melakukan perjalanan ke wilayah utara dan selatan Taiwan, saya pasti akan melewati tempat ini karena ia terletak di jalan raya.

Saat berangkat dari Pingtung ke wilayah utara, saya pasti akan melewati tempat ini. Saat berangkat dari wilayah utara ke selatan, saya juga pasti akan melewati tempat ini. Jadi, saya selalu melewati tempat ini. Tempat ini sangatlah ramai. Tadinya, tempat ini adalah sebuah sekolah menengah. Berkat adanya jalinan jodoh, kita bisa memiliki ladang pelatihan seluas ini untuk para relawan di Kaohsiung.

Para relawan telah memanfaatkan tempat ini dengan baik. Jalinan jodoh ini sungguh tidak terbayangkan. Kini kita bisa melihat bahwa kaum lansialah yang melakukan daur ulang. Para relawan lansia melakukan daur ulang dengan kesatuan hati untuk mengasihi dan melindungi Bumi. Semua orang bersatu hati.

Sekelompok Bodhisatwa daur ulang bersumbangsih di posko daur ulang sepanjang hari, dari pagi hingga matahari terbenam. Mereka dengan tekun membongkar dan memilah barang daur ulang. Ini sungguh menyentuh. 


Di Datong, terdapat lebih dari 30 posko daur ulang. Di posko daur ulang ini saja, ada lebih dari 60 relawan yang bersumbangsih setiap hari. Ada pula lebih dari seratus orang yang sering datang pada hari Sabtu. Mereka merupakan relawan senior yang telah melakukan daur ulang selama belasan, 20-an, bahkan hampir 30 tahun.

“Setiap hari, kami mengumpulkan 7 truk penuh barang daur ulang. Terlebih kertas, sehari bisa terkumpul lebih dari 2 ton. Artinya, sebulan terkumpul lebih dari 60 ton. Saya juga ingin memberi tahu Master bahwa botol plastik yang dikirim ke DA.AI Technology mencapai 70.000 hingga 80.000 buah per bulan,” papar Wu Jin-dui.

Di sebuah kolong jalan tol, para relawan berkumpul untuk melakukan daur ulang. Itu termasuk daerah pinggiran kota. Di sana, melempar botol kaca lebih leluasa karena bunyi yang ditimbulkan tidak akan mengganggu orang-orang.

Kita juga memiliki posko daur ulang di Bade. Relawan Tzu Chi mengasihi barang-barang. Mereka mengembangkan kebijaksanaan untuk mencari cara menyimpan barang berat. Anggota Tzu Cheng kita membuat kerangka besi yang sangat aman untuk mengangkat barang berat. Mereka mengembangkan kebijaksanaan mereka. Saya melihat banyak posko daur ulang.

Belakangan ini, saya tidak melakukan perjalanan. Di Griya Jing Si, lewat telekonferensi, saya melihat para relawan daur ulang yang sudah berusia lanjut, tetapi tetap memanfaatkan pengalaman hidup dan kebijaksanaan mereka untuk bersumbangsih.

Meski sudah berusia lanjut, mereka mengerahkan segenap hati, tenaga, dan kebijaksanaan mereka. Mereka berkumpul di posko daur ulang dan menghimpun cinta kasih untuk melindungi Bumi. Jadi, daur ulang dilakukan oleh para relawan lansia yang digolongkan sebagai orang yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Kini orang yang usianya mencapai 65 tahun digolongkan sebagai orang yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Namun, relawan Tzu Chi tidak menyerah pada usia karena mereka telah menyimpan 50 tahun di “bank usia” saya.


Dua hari lalu, saya melakukan telekonferensi dengan sekelompok relawan lansia berjiwa muda. Ada pula relawan yang kembali ke Griya Jing Si dan duduk di samping saya untuk mendampingi saya “berkunjung” ke posko daur ulang mereka. Mereka memperhatikan saudara se-Dharma dengan baik. “Mengapa dia tidak datang hari ini? Sudah berapa hari dia tidak datang?” Lalu, relawan kita akan mencurahkan perhatian padanya. “Mengapa Anda tidak datang beberapa hari ini? Apakah Anda tidak enak badan?” Demikianlah relawan kita saling memperhatikan.

Tzu Chi merupakan sebuah keluarga besar dan sesama anggota keluarga saling memperhatikan. Kisah mengenai keluarga besar ini tidak habis untuk diceritakan. Semua orang dekat satu sama lain. Sesama saudara se-Dharma saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Ini bisa dilihat dalam keluarga besar Tzu Chi.

Saya bersyukur pada semua orang yang bersumbangsih dengan tulus. Dengan tulus, para relawan kita mengasihi dan melindungi Bumi serta saling bersyukur dan menghormati.  Kita harus lebih sering memperhatikan saudara se-Dharma. Dalam melakukan daur ulang, setiap orang harus membangkitkan kesadaran lingkungan.

Antarmanusia saling memperhatikan, ini termasuk menciptakan pahala dan berkah. Memperhatikan sesama termasuk menciptakan berkah. Berkah berasal hati yang baik. Baik kenal maupun tidak kenal, kita harus bersungguh hati mendoakan dan memperhatikan orang-orang, terlebih saudara se-Dharma.

Jadi, relawan Tzu Chi di seluruh dunia hendaklah saling mengasihi dan memperhatikan. Saya bersyukur pada kalian yang telah menciptakan berkah bagi dunia. Semoga dunia damai dan tenteram. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.

Menghargai berkah, mengasihi barang, dan melindungi alam semesta
Mengembangkan potensi kebajikan besar pada usia lanjut
Menempa kebijaksanaan lewat sumbangsih nyata
Membentuk hutan pahala dengan menciptakan berkah bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 September 2020
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -