Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Masyarakat untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa

”Pakaian musim dingin kami tidak cukup dibagikan kepada semua orang. Jumlahnya sangat terbatas. Kedatangan kalian sangat bermakna bagi kami. Kami kedinginan hingga bibir terasa kebas. Namun, bisa terlihat bahwa mereka lebih kedinginan dari kami. Mereka hanya memakai sandal. Anak-anak tidak memiliki jaket yang hangat,” kata seorang warga di Serbia.

Kehidupan mereka sungguh sulit. Kita harus bersyukur. Pikirkanlah, kehidupan kita sehari-hari tak terlepas dari pangan, sandang, dan papan. Kita memerlukan makanan dan minuman untuk menjaga kesehatan tubuh. Di musim dingin, kita memiliki pakaian untuk menjaga kehangatan tubuh. Kita juga memiliki rumah untuk pulang setiap hari. Ini sungguh hal yang membahagiakan.

Lihatlah ke sekeliling dunia, ada banyak orang yang tak memiliki rumah. Ada banyak orang yang tinggal di rumah yang bobrok. Atap rumah mereka bocor dan tidak dapat melindungi mereka dari angin. Sungguh menderita. Sementara itu, ada orang tinggal di rumah yang kukuh. Di musim dingin, mereka menyalakan penghangat ruangan,  sedangkan di musim panas, mereka menyalakan penyejuk ruangan. Kehidupan seperti ini sungguh berada.

 

Kita dapat melihat kondisi di Yordania. Selain pengungsi, di sana juga ada sekelompok suku Badui. Sejak dahulu, orang suku Badui hidup berpindah-pindah. Mereka mencari tempat yang memiliki air. Setelah menemukan tempat yang memiliki air, mereka akan menetap di sana. Karena itulah, ada sekelompok suku Badui di Yordania.

Relawan Tzu Chi juga mencurahkan perhatian dan membagikan bantuan bulanan untuk mereka. Setelah menyalakan penghangat ruangan, apakah tubuh Anda merasa lebih hangat? Tentu saja. Terima kasih kepada kalian. Terima kasih kepada Kakak Ci Hong. Saat membagikan bantuan, relawan Tzu Chi melihat beberapa anak yang kakinya terluka akibat terlalu dingin. Relawan kita pun segera pergi membeli sepatu bekas untuk anak-anak itu. Inilah penderitaan di dunia.

Sejak dahulu, mereka hidup berpindah-pindah demi mencari sumber mata air. Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia menetap di tempat yang ada air. Kini kita semakin merasakan sumber daya air yang semakin berkurang. Orang pada masa sekarang mengambil air dari dalam tanah. Lama-kelamaan, air di dalam tanah juga akan mengering.

Dahulu orang mengambil air dari permukaan tanah, sekarang orang mengambilnya dari dalam tanah. Semakin lama air di dalam tanah semakin cepat mengering. Ditambah lagi, bumi ini juga telah dirusak oleh manusia. Manusia masih terus mengeksploitasi gunung dan menebang hutan. Kerusakan ini telah terakumulasi sejak dahulu.

 

Semua barang berteknologi canggih dan mesin membutuhkan logam. Dari mana logam berasal? Dari hasil penambangan gunung. Aktivitas ini dapat merusak bumi. Kerusakan yang diciptakan manusia menyebabkan kondisi iklim menjadi tak selaras dan suhu bumi meningkat. Akibatnya, kita merasakan kekeringan serta cuaca panas dan dingin yang ekstrem. Berbagai fenomena ini terjadi di seluruh bumi.

Kita dapat melihat banyak anak yang bertahan hidup di tengah cuaca dingin dan banyaknya anak yang mencari makanan di tengah timbunan sampah. Kita sungguh harus menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah. Kita harus menghimpun tetes demi tetes berkah yang dimiliki.

Melihat begitu banyak orang yang hidup menderita di dunia ini, anak-anak hendaknya  lebih sedikit membeli permen dan orang dewasa hendaknya mengurangi berbelanja. Seperti yang kita lakukan lebih dari 50 tahun lalu, yakni para ibu rumah tangga yang belanja lebih sedikit sayur demi menghemat 50 sen untuk membantu orang yang membutuhkan.

Kehidupan orang zaman sekarang lebih baik dari orang zaman dahulu. Orang zaman sekarang lebih boros dari orang zaman dahulu. Untuk pergi ke tempat yang suasananya bagus, ada orang yang rela membayar lebih mahal. Mengapa kita rela membayar lebih mahal hanya untuk kenikmatan? Kita dapat menggunakan uang tersebut untuk membantu orang. Dengan begitu, kita dapat mengenyangkan perut sendiri sekaligus orang lain.

 

Hanya demi suasana yang lebih baik, kita membayar lebih mahal sedikit. Namun, bukankah sama saja saat kita keluar? Kita hendaknya mengubah pola pikir. Kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Melihat begitu banyak orang yang menderita di dunia ini, relawan Tzu Chi harus lebih banyak berbagi tentang Tzu Chi.

Anggota komite Tzu Chi dari Taichung kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi dengan saya. Seorang relawan berkata, “Saat acara Perberkahan Akhir Tahun, Master berkata kepada kami bahwa kami harus kembali membangkitkan semangat orang dan menghimpun kekuatan cinta kasih.” Kami sudah melakukannya. Dahulu donatur saya berjumlah lebih dari 1.000 orang. Kini setelah dihitung-hitung, donatur saya berjumlah kurang dari 100 orang.”

Setelah mendengar imbauan saya untuk membangkitkan kembali cinta kasih orang-orang, dia pun berintrospeksi. Dahulu, buku penggalang dananya berjumlah belasan buku. Sekarang satu buku pun tidak penuh. Setelah menyadarinya, dia kembali membangkitkan semangatnya. Dia mulai berbagi tentang Tzu Chi saat bertemu dengan orang. Dia mengajak orang-orang untuk melihat banyaknya orang yang menderita di dunia dan bantuan yang telah Tzu Chi berikan. Banyak orang yang tersadarkan.

 

Ada orang yang tidak tahu apa yang terjadi di dunia dan bantuan apa yang telah Tzu Chi berikan. Banyak orang yang terinspirasi. Ada pula orang yang berkata, “Kamu yang tidak datang mengambil dana amal. Kami selalu menunggumu.” Sungguh, ada banyak orang yang ingin bersumbangsih.

Bodhisatwa terjun ke tengah masyarakat bukan untuk menggalang dana, melainkan untuk membangkitkan cinta kasih orang-orang. Saat cinta kasih bertumbuh, maka akar kebajikan juga ikut bertumbuh. Dengan bertambahnya kebajikan, maka keburukan akan berkurang. Dengan bertambahnya hati yang tersucikan, maka kegelapan batin  juga akan ikut berkurang. Kita harus perlahan-lahan membimbing manusia awam untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.

Tujuan kita terjun ke tengah masyarakat adalah untuk membimbing mereka. Jika tidak, ada banyak orang yang tidak mengetahui hal-hal yang terjadi di dunia. Yang mereka ketahui hanyalah mengejar kenikmatan hidup dan bergaya hidup mewah. Mereka tidak tahu bahwa ada banyak orang yang kesulitan bertahan hidup. Jadi, kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan dan membuka pandangan kita untuk melihat dan memahami hal-hal yang terjadi di dunia. Inilah cara untuk mengembangkan kebijaksanaan.

 

Kerusakan bumi memicu terjadinya bencana

Relawan Tzu Chi membawa kehangatan kepada orang-orang yang menderita

Bodhisatwa terjun ke masyarakat untuk membangkitkan cinta kasih

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan untuk memantulkan hati yang jernih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 Februari 2019

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -