Ceramah Master Cheng Yen: Memetik Pelajaran Besar dan Menjalankan Praktik Nyata

Sejak Tahun Baru Imlek hingga kini, mendekati akhir Maret, hati kita setiap hari merasa tidak tenang memikirkan virus yang tak terlihat dan tak bisa diraba. Kita tidak tahu ke arah mana harus melangkah. Kita sangat khawatir.

Berhubung virus penyebab COVID-19 ini tidak terlihat dan jejaknya sulit dideteksi, ia membuat manusia meningkatkan kewaspadaan. Baik orang dewasa maupun anak kecil, semua orang sangat familier dengan berbagai hal mengenai virus itu. Bahkan, anak-anak TK Tzu Chi juga dapat saling mengingatkan. Mereka bukan hanya tahu banyak tentang virus itu, tetapi juga sangat waspada dan saling membimbing.

Mereka membuat tayangan video agar orang-orang dari semua umur dapat melihat cara mencuci dan mengeringkan tangan yang benar dengan sapu tangan. Bimbingan dari anak-anak ini membuat orang dewasa lebih waspada dan paham, terlebih bisa mengikuti tuntunan mereka. Inilah pendidikan.

Anak-anak memiliki hakikat kebijaksanaan dan kebajikan di dalam diri mereka. Berhadapan dengan lingkungan, mereka dapat mengekspresikan diri dengan leluasa. Mereka dapat meningkatkan kewaspadaan dan membimbing orang lain. Melihatnya, saya merasa sangat gembira.

 

Anak-anak ini sangat polos dan menggemaskan. Mereka memberi contoh kepada orang dewasa. Kita harus memberi mereka dukungan dan pujian.  Sesuatu yang benar, lakukan saja. Kita patut memuji mereka.

Para siswa sekolah menengah kita di Tainan juga memiliki kesan mendalam atas wabah COVID-19 kali ini. Mereka mampu berpikir dengan sangat jelas dari lubuk hati terdalam. Mereka membuat sebuah lagu yang mengungkapkan permintaan maaf dan rasa syukur terhadap alam.

Wabah kali ini telah menjadi perhatian semua orang. Orang-orang juga merasa takut. Anak-anak muda dari sekolah kita juga mulai saling mengingatkan dan berdiskusi bersama untuk mencari cara agar lebih banyak orang yang seumuran dengan mereka dapat bereaksi secara tepat dan meningkatkan kewaspadaan atas wabah kali ini. Jadi, selain mengungkapkan pemikiran lewat kata-kata, mereka juga membuat sebuah lagu. Mereka mengutarakan pemikiran mereka dengan cara yang dewasa.

Selain itu, saya juga terus menyerukan agar orang-orang tidak lupa untuk tetap hemat air saat mencuci tangan. Air sudah menjadi barang langka. Sumber air di alam sudah semakin sedikit dan mengering. Persediaan air tanah tidak lagi melimpah dan perlahan-lahan mengering. Kini persediaan air juga berada pada level yang mengkhawatirkan. Semua orang harus menghargai air. Kita harus menghargai air bagai emas. Setiap tetes air harus dihargai bagai emas. Air adalah sumber kehidupan kita. Karena itu, kita harus menghargai air.

 

Singkat kata, kita harus sepenuh hati menghargai segala sesuatu. Kita telah melihat banyak orang merasa tidak tenang dan panik.  Mereka takut kehabisan bahan makanan sehingga berbelanja dengan panik dan berebut. Sesungguhnya, pepatah mengatakan, "Persediaan pasti cukup jika semua orang berbagi; persediaan pasti kurang jika semua saling berebut." Jadi, jangan berebut.

Semua orang harus saling peduli dan saling berbagi sehingga semua orang mendapat persediaan makanan yang cukup. Dengan demikian, persediaan pasti cukup. Kita hendaknya tetap mengendalikan diri dan jangan takut tidak kebagian. Tidak perlu berebut dan menimbun makanan.

Saya berharap insan Tzu Chi dapat menenangkan hati orang-orang. Makanan yang ditimbun pun hanya bisa bertahan beberapa hari. Kepanikan dalam berbelanja ini hanya akan membuat masyarakat tidak tenang dan pikiran manusia kacau.  Tidak ada manfaatnya sama sekali.  Jadi, kita harus menenangkan batin kita.

Yang terpenting saat ini ialah sungguh-sungguh melatih tubuh dan pikiran kita.  Jika sebelumnya kita tidak sempat mendengar Dharma, kini kita dapat segera mendengarnya. Jika sebelumnya kita jarang membaca buku, kini ambillah waktu untuk menambalnya. Kita hendaknya saling berbagi kata-kata yang baik. Hanya dengan menggerakkan jari pada ponsel, kita dapat berbagi kebaikan dengan kerabat. Ini adalah pahala yang tak terhingga.

 

Yang paling penting ialah bervegetaris. Hanya dengan bervegetaris, barulah manusia dapat mengubah keadaan saat ini.  Jika kita memiliki hati yang bajik, lapang, dan memiliki cinta kasih untuk menghargai sumber daya alam, kita pasti juga menghargai kehidupan orang lain. Kita tidak hanya mengasihi diri sendiri, melainkan juga sesama manusia.

Jika ingin semua orang selamat dan tenteram, kita tentu juga harus mengasihi kehidupan hewan dan tidak akan melukai mereka. Asalkan bisa bervegetaris, semua orang akan hidup sehat, terhindar dari penyakit, dan mampu mengembangkan welas asih. Semua ini adalah hal baik.

Untuk berbagi kebaikan dan berbuat baik, kita bisa memulainya dari bervegetaris. Kita harus menjalankan praktik nyata untuk menyebarkan kebaikan. Kita harus menggenggam kesempatan untuk memetik pelajaran besar dari kondisi saat ini. Ini adalah kesempatan bagi seluruh dunia untuk sungguh-sungguh menerima pelajaran yang diberikan alam kepada umat manusia.

Alam tengah memperingatkan kita. Saat bencana besar tiba, kita harus segera sadar.

Melakukan pencegahan wabah tanpa lupa untuk menghargai air
Persediaan pasti cukup jika manusia saling berbagi
Mengambil tindakan nyata setelah menerima pelajaran besar dari alam
Kebajikan manusia membawa kebaikan bagi seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Maret 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 27 Maret 2020
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -