Ceramah Master Cheng Yen: Memetik Pelajaran Besar dari Bencana yang Menggemparkan Dunia

Kecelakaan kali ini sungguh mendatangkan pelajaran besar bagi kita. Kita sungguh harus tersadarkan. Saat terjadi bencana yang menggemparkan dunia, kita hendaklah memetik hikmah darinya. Setiap orang hendaklah tersadarkan karena ini merupakan peringatan.

Belakangan ini, saya sering mengulas “pelajaran besar” dan “bencana yang menggemparkan dunia”. Selama setahun lebih ini, kata-kata inilah yang paling sering saya ucapkan. Saya juga merasa heran mengapa saya terus mengucapkannya. Sungguh, saat mendengar berita kecelakaan ini, hati saya ikut hancur bagaikan digiling. Menyakitkan sekali.

Kehidupan penuh dengan penderitaan.

Lokasi kecelakaan sangat dekat dengan kita. Kereta ini sudah mendekati Hualien, tetapi tidak bisa menghindari kecelakaan. Inilah yang selalu saya katakan, kehidupan manusia tidak kekal dan ketidakkekalan bisa datang dalam sekejap. Kita telah menyaksikannya kali ini.


Saya benar-benar merasakan “turun hujan pada Hari Cengbeng; pejalan kaki terlihat tidak bersemangat”. Saat kecelakaan terjadi, turun hujan rintik-rintik dan terdengar suara burung gagak. Saat merasakan embusan angin, saya benar-benar sangat sedih.

Kecelakaan ini sungguh mendatangkan pelajaran besar. Semua ini terjadi di luar dugaan. Sebelum kecelakaan, para penumpang mungkin mengobrol dengan gembira dan merencanakan hal-hal yang akan dilakukan setelah tiba di tempat tujuan mereka. Berhubung saat itu merupakan masa liburan Hari Cengbeng, ada orang yang kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan berziarah ke makam leluhur, ada pula yang pergi berwisata.

Para penumpang kereta ini memiliki tujuan dan harapan masing-masing. Saat para penumpang tengah mengobrol dengan gembira, tiba-tiba terdengar bunyi nyaring yang diikuti guncangan hebat. Sebelum tahu apa yang terjadi, banyak penumpang yang meninggal seketika. Ada pula penumpang yang terjebak di gerbong kereta di dalam terowongan.


Bagaimana mereka melewatinya? Beruntung, tidak terjadi kebakaran. Ini harus kita syukuri. Yang paling mengkhawatirkan ialah kebakaran. Jika tabrakan diikuti dengan kebakaran, konsekuensinya sungguh tidak terbayangkan.

Meski kecelakaan ini membuat orang sangat sedih, tetapi dari perspektif yang berbeda, kita juga harus bersyukur tidak terjadi hal terburuk. Jadi, kita tetap harus bersyukur. Beruntung, sebagian besar penumpang aman dan selamat.

Kecelakaan kali ini sungguh menimbulkan penderitaan dan kerugian besar. Namun, beruntung, sebagian besar penumpang aman dan selamat dari kecelakaan ini.

Ada tujuh insan Tzu Chi yang menumpangi kereta tersebut. Mereka semua aman dan selamat. Sungguh, saya sangat bersyukur. Meski ada yang mengalami luka lecet, tetapi semuanya selamat.


“Setelah guncangan terjadi, saya terjatuh dari tempat duduk. Saya menubruk berbagai tempat karena guncangan bukan hanya terjadi sekali, melainkan terus-menerus. Kakak Ding terjatuh di lantai dalam posisi telungkup. Saat saya memanggilnya, dia tidak merespons. Saya terus memanggilnya hingga akhirnya dia sadar dan bangun. Setelah dia bangun, saya melihat bahwa sekeliling matanya ini penuh darah. Kami berdua sangat bersyukur bisa selamat. Setengah jam kemudian, tim penyelamat datang. Mereka mencari cara untuk membuka pintu dan udara pun masuk,” ungkap Chen Po-ling, relawan yang ada di dalam kereta.

“Kami berada di gerbong kelima dan di depan kami ada gerbong keenam, ketujuh, dan kedelapan. Saat melihat ke depan, yang ada hanya kegelapan. Saat melihat ke belakang, saya bisa melihat sebersit cahaya. Saat melihat sebersit cahaya itu, hati saya menjadi lebih tenang. Meski kami berada di terowongan yang gelap, tetapi cahaya itu bagai bisa menerangi terowongan tersebut. Saya tidak bisa melupakan pemandangan pada saat itu. Sebagai insan Tzu Chi, saya merasa bahwa kita bagaikan cahaya yang menerangi dunia ini. Kita datang demi misi ini. Kita hendaknya bersumbangsih sebagai cahaya yang bisa menerangi terowongan yang gelap,” kata Ding Zhang-quan.


Beberapa relawan kita ini selamat dari kecelakaan. Mereka bagai terlahir kembali. Mereka hendaknya semakin menghargai kehidupan dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Semoga setiap orang dapat memetik pelajaran besar dari kecelakaan ini.

Orang-orang yang terlibat langsung dalam kecelakaan ini hendaknya lebih bisa memahami pelajaran besar ini. Sungguh, melihat mereka kembali ke sisi saya, saya berkata bahwa itu merupakan hadiah terbaik bagi saya.

Dalam ajaran Buddha, kita sering mendengar “tidak terbayangkan”. Kecelakaan yang terjadi seketika ini sungguh berkaitan dengan ajaran Buddha. Apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan terkait kecelakaan ini mengandung kebenaran yang sulit dijabarkan. Ada banyak hal yang tidak terbayangkan.  

Berbelasungkawa atas kecelakaan kereta Taroko Express 408
Kecelakaan yang terjadi menunjukkan ketidakkekalan
Selamat dari kecelakaan, tetapi menyisakan kesedihan
Memetik hikmah dari kecelakaan dan mendukung satu sama lain

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 April 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 April 2021
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -