Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Kebajikan Setiap Saat


Saya sangat bersyukur insan Tzu Chi di seluruh dunia selalu memperhatikan sesama insan Tzu Chi, aktivitas Tzu Chi, dan arah tujuan Tzu Chi. Semua orang bersatu hati memberi perhatian terhadap hal-hal yang terjadi di dunia.

Banyak hal yang kita lakukan di dunia. Tidak peduli negara mana, apabila ada bencana, baik badai, banjir, maupun hujan lebat dan kebakaran, relawan Tzu Chi selalu hadir di sana. Saya menonton berita televisi setiap hari. Terima kasih kepada Da Ai TV, yang melaporkan berita internasional secara mendetail.

Saya juga berterima kasih kepada Da Ai TV karena telah melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar, sehingga dapat menyucikan hati manusia. Programnya membuat saya dapat melihat dan mendengar tentang insan Tzu Chi, pastinya juga termasuk aktivitas Tzu Chi.

Saya melihat aktivitas Tzu Chi di seluruh dunia dijalankan oleh orang-orang. Melihat mereka, saya berpikir bahwa sekelompok orang ini tidak mengejar nafsu keinginan atau ketamakan diri sendiri. Sungguh, sekelompok orang ini memiliki hati yang tulus untuk mempelajari ajaran Buddha. Dengan ketulusan mempelajari ajaran Buddha, mereka berharap dapat tersadarkan. Meskipun tidak mengasingkan diri dari masyarakat, mereka tidak tergiur oleh nafsu keinginan orang-orang pada umumnya.


Saya sering mengulas tentang pelajaran besar di tengah pandemi ini. Sungguh, ini adalah pelajaran besar. Kita telah melihat ketidakkekalan serta bencana yang banyak terjadi di dunia. Kehidupan manusia begitu kecil.

Namun, kehidupan selalu terbalik. Manusia memandang tinggi terhadap diri sendiri. Karena itu, hari demi hari, ego dan kesombongan mereka makin membesar. Mereka tidak mampu melepaskan keakuan, sehingga kini ada begitu banyak bencana di dunia.

Pandemi ini terkait dengan manusia yang memakan daging makhluk hidup. Pola makan ini membantu peternakan makin berkembang. Peternakan berkembang dengan pesat karena populasi manusia yang besar. Sungguh, permintaan daging untuk konsumsi manusia jumlahnya sangat besar. Oleh karena itu, kita harus mengintrospeksi diri.

Setiap orang datang ke dunia dengan suatu tujuan mulia. Namun, apa tujuan mulia itu? Tujuan mulia itu ialah menghimpun kebajikan, bukan untuk bersenang-senang dan menciptakan karma buruk. Kehidupan yang hanya mengejar kenikmatan ini adalah kehidupan yang sia-sia serta menghabiskan sumber daya alam.


Terlepas kita menciptakan karma buruk atau tidak, kita telah hidup dengan sia-sia tanpa makna. Kita telah menggunakan sumber daya alam, maka kita harus berkontribusi kembali dengan mengarahkan kehidupan kita ke arah yang benar. Karena itu, baru-baru ini saya terus membahas tentang keteladanan dengan semua orang. Semua orang bisa menjadi teladan.

Jika kita bisa melakukan perbuatan baik, orang lain juga bisa melakukannya. Jika orang lain bisa melakukan perbuatan baik, kita juga bisa melakukan perbuatan baik. Ketika setiap orang saling memotivasi dan membimbing satu sama lain untuk melakukan ini, maka semua orang bisa melakukannya. Jadi, selama kita membangkitkan sebersit niat baik dan mengulurkan tangan kita, satu tangan dapat menginspirasi seratus tangan, yang kemudian menginspirasi seribu tangan untuk bergerak. Ini bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara yang berlengan seribu.

Ada begitu banyak relawan Tzu Chi di seluruh dunia. Jika setiap relawan dapat menginspirasi satu orang, maka seribu relawan yang melakukan ini akan menginspirasi dua ribu orang. Jika satu relawan dapat menginspirasi 10 orang, maka seribu relawan akan menginspirasi sepuluh ribu orang.

Intinya,yang kita butuhkan hanyalah mewujudkan sebersit niat ini menjadi praktik nyata.


Sejak zaman Buddha hingga masa kini, Bodhisatwa dunia baru terwujud saat ini. Ajaran Buddha yang ideal ini, dalam kondisi zaman dan lingkungan saat itu, tidak dapat benar-benar menyebar di masyarakat karena ajaran Buddha terkesan senyap.

Sesuai dengan kondisi masa itu, Ajaran Buddha mengajarkan manusia untuk tidak bertikai atau mengejar banyak hal. Ini memiliki alasan tersendiri.

Berhubung Buddha mengajarkan agar kita kembali pada hakikat sejati yang murni dan bebas dari nafsu keinginan, maka semua orang lebih mengutamakan penyepian. Intinya, marilah kita menggenggam waktu dan kehidupan nyata saat ini. Kehidupan nyata berlalu dalam hitungan detik.

Jadi, kehidupan juga berkurang seiring berlalunya detik. Saat kita melewati satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Kita perlu memeriksa apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita. Jadi, hari ini, saya juga akan memeriksa apa yang telah saya lakukan sejak pagi hingga sekarang.

Singkat kata, setiap orang perlu memeriksa kehidupan mereka dan memanfaatkan waktu dengan baik.


Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia atas perhatian dan dukungan kalian yang telah mendedikasikan diri pada Jalan Bodhisatwa Tzu Chi. Untuk itu, saya berterima kasih lagi kepada kalian.

Saya berharap para relawan Tzu Chi di negara mana pun bisa mulai membangkitkan tekad agung. Jangan pasif, bangkitkanlah tekad agung dan himpunlah lebih banyak relawan agar semua orang dapat menanam benih kebuddhaan di hati masing-masing.

Kita harus menjalankan praktik nyata di Jalan Bodhisatwa. Meski setiap orang memiliki benih kebuddhaan di dalam hati, tetapi kita semua harus menjalankan praktik nyata. Jika tidak, benih ini hanya akan terkubur di dalam tanah serta kekurangan air dan sinar matahari, selamanya tidak akan pernah tumbuh.

Semoga semua orang dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa dan turut membentangkan Jalan Bodhi.   

Melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar demi memupuk kebajikan
Memurnikan hati setiap orang dengan memberi bimbingan dan teladan
Menggenggam waktu agar tidak berlalu dengan sia-sia
Menabur benih kebuddhaan dengan praktik nyata

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 13 September 2021
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -