Ceramah Master Cheng Yen: Meneladani Semangat Bunga Teratai

“Hari ketiga pascagempa, saya melihat sekelompok anak muda yang mengenakan rompi relawan. Karena sangat penasaran, saya lalu bertanya kepada mereka. Mereka memberi tahu saya bahwa mereka adalah relawan Tzu Chi dari Taiwan,” ujar Jaime Perez, relawan Meksiko.

“Tzu Chi datang ke San Gregorio untuk membantu kami. Kami sangat beruntung. Kini giliran kami yang menjadi relawan untuk membalas budi dan membantu orang yang membutuhkan. Saya berharap ada lebih banyak orang yang bergabung menjadi relawan agar organisasi ini dapat semakin kuat sehingga orang yang terbantu pun dapat semakin banyak.”

”Yang saya tahu tidaklah banyak. Namun, Master membuat saya menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah cinta kasih, berbuat baik, dan memiliki welas asih. Saya tahu bahwa ada orang yang selalu membantu kami sehingga kehidupan kami dapat terus berlanjut. Terima kasih, Tzu Chi,” ucap Jaime lagi.


Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hati, Buddha, dan semua makhluk pada dasarnya tiada perbedaan. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Namun, kita semua adalah makhluk awam. Sebagai manusia awam, kita harus bertekad untuk meneladani Buddha. Dengan begitu, baru kita dapat melihat sifat hakiki di dalam diri.

Lihatlah aksara Mandarin “xue” (belajar) dan “jue” (sadar) yang sangat mirip. Di dalam huruf “xue” terdapat kata “zi” (anak), sedangkan di dalam huruf “jue” terdapat kata “jian” (melihat). Sedari kecil, anak-anak harus belajar. Banyak manusia awam yang hidup dalam ketidaktahuan. Kini, setelah memperoleh pemahaman, kita harus belajar untuk meneladani Buddha. Untuk itu, kita harus terus belajar tanpa menyerah dan tekun mempraktikkan ajaran Buddha. Seiring proses pembelajaran, kita memperoleh pemahaman yang mendalam hingga memahami kebenaran dan memperoleh kesadaran.

Bodhisatwa adalah seseorang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Setelah memahami kebenaran, mereka tetap hidup di dunia ini bersama makhluk lain. Ini karena Bodhisatwa memahami bahwa untuk meneladani Buddha, mereka harus terjun ke tengah umat manusia. Untuk terjun ke tengah masyarakat, kita harus memiliki kesadaran. Dengan memiliki kesadaran, barulah kita tidak akan linglung dan membangkitkan noda batin di tengah umat manusia.


Kita hendaknya bagaikan bunga teratai yang tidak tercemar meski tumbuh di kolam berlumpur. Saya pernah mengatakan bahwa lumpur menyediakan nutrisi bagi bunga teratai, sebaliknya bunga teratai membuat kolam berlumpur menjadi indah. Kolam berlumpur menjadi indah karena bunga teratai dan karena lumpur, bunga teratai bermekaran dengan indah. Keduanya saling membawa manfaat.

Saya sering berkata bahwa pada saat memberi bantuan, kita harus bersyukur. Jika tanpa adanya para makhluk yang diliputi noda batin, maka tidak akan ada Bodhisatwa dunia. Karena itu, dikatakan bahwa noda batin membantu kita mencapai kesadaran. Di tengah noda batin, baru kita dapat membangkitkan kesadaran.

Kita menjadi manusia yang penuh cinta kasih berkesadaran karena kita memahami kebenaran dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa untuk menjangkau semua makhluk yang menderita dengan hati penuh welas asih. Hati penuh cinta kasih dapat membangkitkan kebijaksanaan. Dengan adanya kebijaksanaan, kita bisa mengembangkan welas asih untuk membantu sesama.

Dengan penuh kebijaksanaan, kita mengembangkan welas asih untuk membantu semua makhluk. Dengan hati penuh welas asih kita tidak tega melihat penderitaan makhluk lain. Hati penuh welas asih membuat kita dapat turut merasakan penderitaan orang lain dan tidak tega terhadap semua makhluk. Pada saat menciptakan berkah bagi dunia, kita juga memperoleh kebijaksanaan. Dengan adanya kebijaksanaan, baru kita dapat mengembangkan cinta kasih dan welas asih di dunia tanpa terintangi oleh noda batin dan kesulitan.

Kita harus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan serta membina berkah dan kebijaksanaan. Buddha juga mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Berkah diciptakan di tengah umat manusia. Bijaksana berarti memperlakukan semua makhluk secara setara. Melapangkan hati di tengah umat manusia disebut mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan, juga disebut membina berkah dan kebijaksanaan.

Jadi, selain cinta kasih dan welas asih, kita juga harus memiliki kebijaksanaan. Orang yang sudah tersadarkan memahami kebenaran dan memperoleh sukacita agung. Setelah memahami prinsip kebenaran, kita merasakan sukacita dalam Dharma. Konfusius berkata, “Sangatlah menyenangkan dapat mempelajari dan mempraktikkan apa yang telah dipelajari.”


Kita harus terus berusaha untuk mendalami prinsip kebenaran. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita jangan hanya memperoleh pemahaman, tetapi juga harus melakukan praktik nyata dengan cara terjun ke tengah masyarakat untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi semua makhluk. Setelah merasakan secara langsung, kita akan menyadari bahwa bersumbangsih adalah hal yang sangat membahagiakan.

Karena itu, kita akan merasakan sukacita dalam Dharma. Setelah mengetahui arah kita adalah benar, kebijaksanaan dan sifat hakiki kita haruslah sejalan. Kita akan sangat bersukacita karena kebenaran dan alam semesta telah menyatu. Inilah cara untuk menyelami Dharma dan membangkitkan kebijaksanaan. Saat hakikat kebuddhaan kita dan alam semesta menyatu, maka jiwa kebijaksanaan kita akan terbangkitkan.

Kita harus tekun dan bersemangat untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Saya sering berkata kepada kalian bahwa kita harus memanfaatkan waktu dan kehidupan ini dengan baik. Inilah yang terus saya ingatkan kepada kalian karena waktu berlalu tanpa henti.Dengan menggenggam waktu, maka kita dapat memperoleh pencapaian.

Orang yang tahu untuk memanfaatkan waktu dapat memperoleh pencapaian baik dari segi pendidikan maupun karier. Praktisi yang tahu memanfaatkan waktu akan memperoleh pencapaian spiritual. Waktu sangatlah penting bagi kita.

Tekun belajar untuk mendalami prinsip kebenaran

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk membangkitkan kesadaran penuh cinta kasih

Menyatukan hakikat kebuddhaan dengan alam semesta

Senantiasa tekun dan bersemangat melatih diri

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 September 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 September 2018

Editor: Stefanny Doddy

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -