Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Silsilah Dharma Jing Si di Dunia

“Kali ini merupakan suatu kehormatan bagi kami bisa menjalin jodoh dengan Master. Kami berharap Master dapat menerima gelar doktor kehormatan dari kami. Dengan memberikan gelar ini kepada Master, kami juga berharap para mahasiswa kami dapat memahami bahwa ajaran Buddha dapat dipraktikkan di dunia. Contohnya, ada banyak hal yang harus kita lakukan secara nyata, baru bisa membantu orang lain. Dengan begitu, baru bisa membawa dampak positif bagi masyarakat,” kata Feng Zhan-hua, Rektor Universitas Nasional Chung Cheng.

“Master mendedikasikan hidupnya tanpa pamrih dan tanpa mengenal lelah untuk menciptakan perdamaian bagi dunia. Memastikan kedamaian untuk kelangsungan hidup manusia adalah tujuan paling dasar dan utama dari pendidikan budaya humanis. Hari ini, Universitas Nasional Chung Cheng memberikan gelar doktor kehormatan dalam bidang humaniora kepada Master. Selain sebagai wujud perghormatan tertinggi atas dedikasi Master yang tanpa pamrih, kami juga berharap para mahasiswa kami dapat menjadikan Master sebagai panutan dan menjadi cahaya mentari yang hangat yang menerangi dunia,” lanjut Cai Rong-ting, Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Cheng.


Rektor dan Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Cheng serta tamu kehormatan sekalian, diberi gelar kehormatan yang spesial ini, saya merasa tidak layak menerimanya karena Tzu Chi dijalankan oleh semua insan Tzu Chi.

Lebih dari 50 tahun yang lalu, Tzu Chi berawal dari 3 orang biarawati yang bertanya kepada saya, "Apa kontribusi agama Buddha bagi masyarakat?" Pada saat itu, saya teringat kalimat pertama yang diucapkan guru saya pada saya saat saya menyatakan berguru kepadanya, "Kamu harus ingat, di masa mendatang kamu harus bersumbangsih demi ajaran Buddha dan semua makhluk." Jadi, para biarawati telah menginspirasi dan mengingatkan saya untuk selalu mengingat perkataan guru saya.

Kemudian, ada 3 Bodhisatwa lansia yang ingin berguru kepada saya. Saya berkata kepada mereka, "Saya bisa menerima kalian sebagai murid saya, tetapi kalian harus benar-benar membantu saya melakukan satu hal dalam jangka panjang, yaitu membantu orang yang membutuhkan." Ketiga orang itu bertanya, "Bagaimana kami membantu orang?" Saya menjawab, "Asalkan kalian memiliki tekad dan cinta kasih, kalian dapat membantu orang." Seperti itulah insan Tzu Chi mulai menyisihkan 50 sen NT setiap harinya. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.


Pada bulan pertama, kita sudah menerima kasus seorang nenek yang berusia 80 tahun lebih. Dia merupakan penerima bantuan pertama. Tzu Chi memberi bantuan jangka panjang pada nenek ini.

Berbicara tentang bantuan jangka panjang, sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, cara kita membantu lansia yang hidup sebatang kara ialah sama. Kita memberikan bantuan hingga mereka mengembuskan napas terakhir. Semua ini berawal dari perkataan biarawati yang telah menginspirasi saya untuk bertindak sesuai ajaran guru saya, untuk bertindak sesuai ajaran guru saya, yaitu demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Jadi, perlahan-lahan kita menerima kasus orang sakit, orang kurang mampu, dan lainnya.

Kasus yang kita terima semakin lama semakin banyak. Saya menyadari bahwa Hualien sangat kekurangan sumber daya medis. Karena itu, tanpa mengukur kemampuan diri sendiri, saya menyerukan pembangunan RS di Hualien. Buddha mengajarkan bahwa keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Inilah yang mendukung tekad saya. Asalkan saya tidak memiliki pamrih, saya yakin bahwa saya bisa menginspirasi cinta kasih banyak orang. Keyakinan inilah yang telah mendukung saya.


Pembangunan RS mengalami banyak kesulitan. Setiap inci jalan dilalui dengan susah payah. Namun, berkat akumulasi tetes demi tetes cinta kasih insan Tzu Chi serta himpunan niat baik dan kekuatan insan berbakat, akhirnya rumah sakit bisa didirikan. Kita bersumbangsih tanpa pamrih dan menggunakan setiap dana pada tempatnya. Hingga kini, kita masih seperti itu.

Saya berterima kasih kepada para bhiksuni Griya Jing Si yang tak takut lelah. Kita melatih diri dengan hidup mandiri. Ini adalah bagian dari silsilah Dharma Jing Si. Selain hidup secara mandiri, mereka juga harus mendukung kebutuhan Tzu Chi.

Saya sering berkata kepada para bhiksuni, "Kita harus mendukung kebutuhan Tzu Chi dan tidak boleh memanfaatkan sedikit pun dana Tzu Chi untuk kebutuhan hidup kita. Kita harus bekerja keras untuk mendukung kebutuhan Tzu Chi. Janganlah kita memanfaatkan dana Tzu Chi untuk kebutuhan Griya Jing Si." Jadi, saya sangat bersyukur bahwa lebih dari 200 bhiksuni ini dapat hidup mandiri.


Tentu saja, pencapaian Tzu Chi dalam menjalankan misi amal adalah berkat begitu banyak orang yang berhati bajik yang memberi saya dukungan besar. Donasi yang terhimpun tetes demi tetes membuat kita dapat menyelesaikan pembangunan RS Tzu Chi Hualien. Setelah itu, kita juga membangun RS Tzu Chi Dalin. Sungguh dibutuhkan kerja keras untuk mengelola rumah sakit. Saya berterima kasih kepada para dokter di sini yang bersedia datang ke pedesaan.

Saya juga ingin berterima kasih kepada Universitas Nasional Chung Cheng. Selain memberi layanan medis, para dokter muda kita juga perlu melakukan penelitian. Jadi, saya berterima kasih kepada Universitas Nasional Chung Cheng yang telah mendukung pencapaian dokter kita. Banyak orang yang mendapat gelar doktor dan lain-lain lewat penelitian mereka. Saya sangat berterima kasih kepada Universitas Nasional Chung Cheng karena telah mendukung tercapainya penelitian mereka.

Hari ini, Rektor dan Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Cheng serta warga setempat kembali memberi saya kehormatan yang spesial ini. Namun, saya ingin berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang telah mendukung tercapainya semua ini. Berkat insan Tzu Chi, semangat Tzu Chi yang berasal dari satu titik di Bumi ini bisa tersebar ke seluruh dunia.


Saya lebih berterima kasih atas kerja sama para Bodhisatwa yang harmonis dalam menjalankan Empat Misi Tzu Chi. Melihat mereka bekerja sama dengan harmonis merupakan kenikmatan terbesar bagi saya. Selain bersatu hati dan harmonis, mereka juga mengasihi satu sama lain dan bergotong royong. Baik dalam misi kesehatan, misi pendidikan, maupun misi budaya humanis, semua orang bersumbangsih dengan bersungguh hati.

Saya harus berterima kasih kepada banyak orang. Saya berterima kasih kepada Universitas Nasional Chung Cheng yang telah memberi saya gelar kehormatan ini. Ini merupakan dorongan bagi saya. Saya berharap ini dapat menjadi dorongan bagi semua insan Tzu Chi karena apa yang dilakukan insan Tzu Chi telah mendapat pengakuan dari Universitas Nasional Chung Cheng.

Saya hanya mewakili semua orang untuk menerima gelar kehormatan ini. Saya berterima kasih dengan tulus kepada Rektor dan Wakil Rektor Universitas Nasional Chung Cheng. Saya juga berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang telah mendukung saya. Terima kasih kepada Bodhisatwa sekalian. Terima kasih.  


Bertindak sesuai ajaran Buddha dan demi semua makhluk

Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu dan ikrar yang tak berujung

Bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong untuk meneruskan Dharma

Gelar kehormatan diperoleh berkat dedikasi semua insan Tzu Chi

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Januari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Januari 2019

Editor: Metta Wulandari

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -