Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Nilai Hidup

“Meski relawan Tzu Chi terus meminta maaf karena keterlambatan mereka, tetapi bantuan relawan Tzu Chi tetap datang lebih cepat dari pemerintah. Bantuan yang kalian berikan saat ini kembali membangkitkan harapan warga,” kata Giuliano Pazzagnini, camat Visso.

“Saya sangat terkejut. Saya tidak menyangka bahwa akan ada yang datang untuk membantu kami. Relawan Tzu Chi menunjukkan semangat saling membantu tanpa memandang kewarganegaraan,” kata Valentina Aristei, seorang warga.

“Program kalian sangat menginspirasi dan menyenangkan bagi kami. Saya menghargai kemurahan hati kalian untuk datang ke sini membantu kami,” ujar David Fiegel, korban bencana.

“Setiap korban bencana sangat tersentuh. Mereka merasakan suatu kekuatan besar yang menyatukan mereka semua. Kalian mendengarkan suara hati mereka, menolong mereka, dan menyemangati mereka untuk menolong semua orang di seluruh dunia,” tutur Christie Catlin, Manajer Divisi Penanggulangan Bencana.

doc tzu chi

“Sebagian besar warga di sini tidak bisa berbahasa Inggris. Saya berusaha sebaik mungkin untuk membantu di sini. Saya juga menghubungi beberapa orang untuk membantu di sini. Kini ada sekitar 10 orang yang membantu menerjemahkan di sini,” ungkap Tam Hanh, seorang relawan.

“Menolong orang lain terasa sangat menyenangkan. Jika kita bisa menolong sesama, maka di masa mendatang, saat kita membutuhkan, orang lain juga akan menolong kita,” kata Deng Qian-hong, relawan.

“Saya akan memulangkan celengan bambu setiap bulan,” kata seorang warga keturunan Vietnam.

“Saya berharap bisa mengerahkan sedikit kekuatan dan menggunakan dana kecil ini untuk menolong sesama,” kata warga keturunan Vietnam lainnya.

Hal-hal yang terjadi di seluruh dunia sungguh sangat banyak. Kita semua harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Kita harus bekerja sama dengan harmonis. Jika semua orang turut memikul tanggung jawab, maka semua masalah bisa diatasi. Dengan memanfaatkan waktu secara maksimal, mkita akan merasa penuh pencapaian. Setelah datang ke dunia ini, janganlah kita menyia-nyiakan waktu.

doc tzu chi

Dalam satu detik, banyak hal yang terjadi di seluruh dunia. Selain itu, kini kondisi alam juga terus mengalami perubahan. Manusia terus-menerus menciptakan karma buruk hingga menyatu menjadi karma buruk kolektif. Karma buruk kolektif mengakibatkan bencana kerap terjadi di seluruh dunia. Karena itu, kita harus memiliki keyakinan yang tulus dan sepenuh hati.

Manusia harus memiliki keyakinan yang mendukung bertumbuhnya kebijaksanaan. Tidak peduli menganut agama apa, kita harus memiliki kebijaksanaan. Tanpa keyakinan, kita bagaikan hidup tanpa tujuan. Kita harus tahu dan percaya bahwa kesadaran kita terus berkelanjutan.

Kehidupan sekarang hanya salah satu fase kehidupan kita. Kita bertemu dengan orang-orang karena jalinan jodoh. Jalinan jodoh dan kekuatan karmalah yang menentukan kondisi kehidupan kita. Sesuai hukum alam, setiap orang yang terlahir di dunia ini pada akhirnya akan meninggal dunia. Tidak ada yang tahu panjang atau pendeknya usia seseorang. Namun, kita bisa melapangkan hidup kita.

Artinya, kita harus membuka jalan yang lapang. Kita harus memanfaatkan kehidupan kita untuk membuka jalan yang lapang. Ke mana arah tujuan kita? Tentu saja, yang terbaik adalah Jalan Bodhi yang menuju ajaran kebenaran Buddha. Buddha juga disebut sebagai Tathagata yang berarti “Yang Telah Datang Dengan Kebenaran”. Buddha datang ke dunia ini untuk membabarkan ajaran kebenaran. Kita membangkitkan ikrar agung untuk datang ke dunia ini dengan tujuan membimbing umat manusia.

doc tzu chi

Berhubung bertujuan membimbing umat manusia, maka saat satu kehidupan kita berakhir sesuai hukum alam, harus ada orang yang menggantikan kita untuk terus membentangkan jalan. Dengan ikrar seperti ini, kita akan segera kembali ke dunia ini lagi untuk terus membentangkan jalan. Setelah kembali ke jalan semula, kita bisa terus membentangkan jalan.

Intinya, Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Kita harus membangkitkan ikrar agung agar bisa berulang kali kembali untuk membentangkan Jalan Bodhi yang lapang. Kita harus menggenggam waktu untuk melakukannya. Jika kita hanya membuka jalan yang sempit, juga akan mengundang bahaya bagi kita yang menapaki jalan tersebut.

Saat tinggal di Vihara Ci Yun, saya juga menggarap sawah dan memikul pupuk organik untuk memupuk tanah. Dahulu, kita menggunakan pupuk organik. Sampah-sampah organik ditumpuk dan diolah hingga menjadi pupuk. Kita sering memikul pupuk melalui jalan setapak di tengah sawah. Di jalan setapak itu, kita hanya bisa melangkah maju.

Saat itu, saya belum terbiasa memikul seperti itu. Karena pundak saya terasa sakit, saya menggunakan kedua tangan saya untuk meringankan beban di pundak saya. Namun, kedua tampah yang saya pikul bergoyang-goyang sehingga saya terjatuh di sawah. Inilah pengalaman saya. Jika jalan terlalu sempit dan hanya bisa dilalui satu orang, maka kehilangan keseimbangan sedikit saja akan membuat kita terjatuh sehingga sekujur tubuh dipenuhi lumpur.

Semua pengalaman kita menunjukkan kebenaran. Kita hendaknya memanfaatkan waktu untuk membuka Jalan Bodhi yang lapang. Kita harus menghargai kehidupan kita karena seiring berlalunya satu hari, usia kita juga berkurang satu hari. Usia setiap orang terus berkurang setiap hari. Kita harus memperhatikan apakah jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh dan apakah kita turut mengerahkan kekuatan untuk membawa manfaat bagi dunia ini.

Dengan turut mengerahkan kekuatan, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh dan nilai hidup kita akan berkembang. Kita harus melapangkan hidup kita. Jangan hanya membuka jalan setapak di sawah yang bisa dilalui satu orang saja. Kita harus membuka jalan yang lapang yang bisa dilalui oleh semua orang. Bukan hanya melapangkan, kita juga harus memperdalam hidup kita. Dengan begitu, hidup kita baru bermakna. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus lebih bersungguh hati.

Manusia membutuhkan keyakinan yang bisa menumbuhkan kebijaksanaan
Mengembangkan nilai hidup dan kembali pada Jalan Bodhi yang lapang
Melangkah maju tanpa takut memikul tanggung jawab
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan memperluas pandangan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 September 2017
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -