Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Nilai Kehidupan Semaksimal Mungkin

Waktu terus berlalu. Saya berharap kita semua dapat menggenggam dan menghargai momen-momen yang bisa kita lalui bersama. Saya bisa melihat usia murid-murid saya terus bertambah dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan saya. Kini, saat menuruni tangga saja, saya harus sangat berhati-hati. Saya juga harus memperhatikan lantai saat berjalan.

Pola hidup saya sudah berbeda dari pola hidup sebelumnya. Dalam kunjungan ke sini kali ini, saya mendengar tentang murid-murid saya yang kondisi kesehatannya terganggu. Saya sungguh merasa tidak tega. Meski demikian, berusia lanjut bukanlah hal yang buruk. Dalam perjalanan saya kali ini, saya terus memberi tahu orang-orang bahwa usia boleh bertambah, tetapi kita jangan menyerah pada usia. Usia kita memang terus bertambah, tetapi kita jangan berpikir bahwa kita sudah tua.

Dalam perjalanan kali ini, saya melihat seorang relawan berusia 95 tahun yang bekerja keras agar bisa dilantik tahun ini. Saya juga melihat sekelompok Bodhisatwa lansia yang berusia 80-an hingga 90-an tahun. Setiap hari, mereka pergi ke Aula Jing Si Kaohsiung. Setiap kali saya pergi ke sana, saat keluar di pagi hari, mereka sudah berbaris rapi.

Saya berkata, “Kalian datang sepagi ini?” Mereka berkata, “Kami sudah mengerjakan tugas kami.” “Kami adalah relawan ladang berkah.” “Kami sudah mengelap lorong Fahua.”

doc tzu chi

Ada tujuh relawan yang terkenal dengan sebutan “Tujuh Bidadari”. Dalam dialek Taiwan, pelafalan kata “tujuh” sama dengan kata “mengelap”. Mereka mewakili keduanya. Relawan berusia 70-an, 80-an, dan 90-an tahun tetap ingin bersumbangsih. Sungguh, semangat seperti ini harus kita teladani. Apakah kalian mengerti? (Mengerti)

Bagus, kita harus meneladani semangat seperti ini. Kalian sudah mengerti bukan? Jadi, usia terus bertambah bukanlah masalah. Yang terpenting, kita jangan menyerah pada usia. Jika saya menyerah pada usia, saya tidak akan berada di sini sekarang. Kita jangan menyerah pada usia karena masih ada orang yang lebih tua dari kita yang menjadi teladan bagi kita.

Di Dounan, saya juga melihat seorang anggota komite yang menjadi relawan rumah sakit. Dia berkata, “Saya mendaftar untuk bersumbangsih selama 12 bulan dalam setahun.” Bodhisatwa sekalian, dalam bersumbangsih, kita jangan mudah menyerah. Jika mampu, maka lakukan saja. Usia lanjut bukanlah masalah asalkan kita tidak menyerah pada usia. Para relawan itu berusia lebih dari 70 tahun.

Bodhisatwa sekalian, kita harus berbuat baik untuk mengakumulasi berkah, bukan hanya untuk mengikis karma buruk. Berhubung waktu yang kita miliki terbatas, maka kita harus bersungguh hati. Kematian adalah hukum alam yang tidak bisa dihindari. Bukan hanya kalian, saya juga akan menghadapinya. Saya juga sadar bahwa suatu hari nanti, saya akan menghadapi kematian. Tua adalah salah satu penderitaan. Namun, menua tidak menakutkan, yang menakutkan adalah jatuh sakit. Karena itu, kita harus menjaga kesehatan dengan baik. Usia boleh bertambah, tetapi jiwa kita harus tetap muda. Untuk itu, kita harus bersumbangsih.

doc tzu chi

Relawan Cai Kuan yang berusia 100 tahun masih aktif di dalam tim Xie Li. Dia juga membimbing relawan yang lebih muda darinya. Meski telah berusia 100 tahun, dia tetap melakukan kunjungan kasih. Saat melihat orang yang enggan bersosialisasi dengan orang lain atau tidak bersemangat, dia akan menyemangati mereka. Meski usianya lebih tua dari orang lain, tetapi dia tidak beristirahat. Dia mengembangkan nilai kehidupannya semaksimal mungkin.

Sungguh, kita harus mengembangkan nilai kehidupan kita semaksimal mungkin dan bersumbangsih untuk mengakumulasi berkah. Putra dan cucunya juga terinspirasi olehnya. Dia merupakan teladan dalam keluarganya. Tradisi menjadi relawan Tzu Chi telah diwariskan 4 generasi dalam keluarganya. Keluarganya bisa begitu harmonis berkat sumbangsihnya. Putra dan cucunya juga terinspirasi olehnya sehingga seluruh keluarga menjadi relawan Tzu Chi.

Saya berharap kalian semua bisa seperti ini, mengembangkan nilai kehidupan semaksimal mungkin dan bersumbangsih untuk mengakumulasi berkah. Di kehidupan sekarang dan mendatang, kita harus terus mengakumulasi berkah. Ini demi anak cucu kita sekaligus diri sendiri di kehidupan mendatang. Karena itu, kita harus terus-menerus mengakumulasi berkah dan kebijaksanaan.

Saya berharap para relawan lansia kita bisa memiliki keteguhan tekad dan hidup bermartabat. Kita harus hidup dalam kondisi yang nyata, jangan hidup di tengah delusi. Pada usia lanjut, bukankah akan sangat menyenangkan jika kita bisa hidup bahagia dan bermartabat?

doc tzu chi

Saya melihat tim paduan suara di Tainan membawakan lagu “Sebersit Niat”. Mereka sungguh menggemaskan. Mereka juga membawakan lagu “Rangkulan Kasih Sayang Bagi Semua Makhluk”. Mereka bernyanyi dengan suara yang indah, khidmat, dan penuh suasana pelatihan. Saya berharap setiap orang dapat mengingat bahwa hidup manusia penuh dengan penderitaan. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghindari hukum alam.

Kita harus memperhatikan relawan lansia karena mereka adalah saudara se-Dharma kita. Hanya melakukan kunjungan sebulan sekali tidaklah cukup. Kita harus lebih sering mencurahkan perhatian. Jika tinggal di komunitas yang sama, maka kita bisa menyapa, mengunjungi, atau duduk sebentar dengan mereka kapan saja. Dengan begitu, setidaknya kita bisa mengetahui kondisi kesehatan mereka pada hari itu. Ini tidak akan menghabiskan banyak waktu.

Dengan sebersit niat, kita bisa menanam sebutir benih dan menjalin jodoh baik. Benih ini adalah benih Bodhi. Lewat benih-benih Bodhi inilah kita menjalin jodoh baik. Inilah yang disebut menjalin jodoh baik. Kita semua adalah satu keluarga. Karena itu, kita semua harus sepaham, sepakat, dan bertindak bersama.

Saya juga bersyukur kepada setiap anggota Tzu Cheng di Pingtung yang bersumbangsih dengan sekuat tenaga. Saya berharap kalian dapat saling mendukung. Saya juga berharap kalian dapat menggunakan kekuatan kelembutan untuk mengungkapkan rasa syukur kalian pada anggota keluarga kalian dan meminta mereka untuk mendukung kalian. Di luar, kalian juga harus saling bersyukur atas dukungan yang diterima. Rasa syukur ini adalah cinta kasih yang tulus.

Menghargai saudara se-Dharma dengan sering memberi pendampingan
Tetap berjiwa muda meski usia terus bertambah
Mengembangkan nilai kehidupan semaksimal mungkin di jalan kebenaran
Saling mendukung dengan kekuatan kelembutan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Juli 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 18 Juli 2017
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -