Ceramah Master Cheng Yen: Mengendalikan Diri dan Menjalankan Pola Hidup yang Baik

Setelah letusan, materi vulkanik datang begitu cepat seperti tsunami. Orang-orang tidak dapat beraktivitas, bangunan rumah hancur, dan hewan juga mati. Sulit dibayangkan berapa banyak korban jiwa yang tertelan olehnya. Gunung berapi di Guatemala meletus beberapa hari yang lalu. Gunung ini sering terlihat mengeluarkan gumpalan abu. Warga lokal sudah terbiasa dan tidak merasa ada kelainan. Namun, kali ini ia tiba-tiba meletus dengan cepat dan membawa kerusakan yang sangat besar.

Sejumlah materi vulkanik menyembur dengan cepat ke daerah sekitar. Pemerintah setempat segera mengevakuasi warga yang selamat ke beberapa sekolah dan tempat penampungan. Insan Tzu Chi juga segera bergerak untuk memberikan bantuan. Meski relawan lokal tidak banyak, tetapi mereka bersungguh hati dalam memberikan bantuan. Mereka dengan cepat menyiapkan makanan hangat dan dengan cermat mencari cara agar saat dikirim ke tempat penampungan, makanan itu masih hangat. Mereka sangat bersungguh hati.


Saat terjun ke tempat penampungan, mereka segera menghibur para korban bencana dengan penuh cinta kasih. Kita bisa melihat bahwa saat warga terkena bencana, relawan Tzu Chi dengan sifat yang bajik membawakan kehangatan dan mencurahkan perhatian kepada mereka sehingga hati mereka yang awalnya panik, sedih, dan menderita menjadi tenang.

Namun, tak lama kemudian, kembali terdengar perintah evakuasi karena kemungkinan akan terjadi erupsi kembali. Batin warga yang belum benar-benar tenang kembali merasa takut. Meski relawan Tzu Chi juga harus mengungsi, tetapi selama beberapa hari ini mereka sudah menyiapkan barang bantuan. Setelah melakukan survei kondisi bencana, relawan mulai membuat daftar nama warga untuk memahami kebutuhan mereka. Kita di Taiwan pun mulai menyiapkan beberapa peti kemas berisi selimut, tempat tidur lipat, dan barang kebutuhan lainnya, lalu menghubungi relawan setempat.


Guatemala sangat jauh dari Taiwan. Jadi, kita berusaha mengirimkan persediaan barang yang mereka butuhkan dengan cara yang paling efisien. Ada pula daerah lain yang kerap dilanda bencana akibat perubahan iklim dan ketidakselarasan empat unsur alam. Melihat ini, kita sungguh khawatir. Kita harus mendoakan mereka dengan tulus. Semoga bencana segera berhenti.

Bodhisatwa sekalian, kita semua harus meningkatkan kewaspadaan karena sebuah percikan api kecil juga bisa mengakibatkan kebakaran hutan berskala besar. Di beberapa negara, begitu kebakaran hutan terjadi, sangat sulit untuk dipadamkan. Itu tak hanya berdampak pada polusi udara, melainkan juga berdampak pada sumber air.

Meski negara-negara itu jauh dari kita, tetapi dampak kerusakan akibat kebakaran hutan tidak hanya berdampak pada orang-orang di sekitar daerah itu, melainkan juga berdampak pada orang-orang di seluruh dunia. Kita hidup di bumi yang sama. Tidak peduli di negara mana terjadi bencana kebakaran hutan, bencana banjir, letusan gunung berapi, atau yang lainnya, itu semua akan membawa dampak bagi seluruh dunia.


Kita semua harus meningkatkan kewaspadaan. Bencana alam yang terjadi disebabkan oleh ulah manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang terlalu konsumtif, terlau boros, tak menghargai sumber daya alam, dan lain-lain sehingga menyebabkan bencana besar di bumi ini. Jadi, jangan berpikir bahwa bencana seperti itu berada sangat jauh dari kita dan tidak ada hubungannya dengan kita. Bencana seperti itu terjadi karena manusia telah menciptakan pencemaran dalam jangka panjang yang menyebabkan kondisi iklim ekstrem.

Jadi, bencana yang terjadi ada hubungannya dengan kita semua. Masalah pelestarian lingkungan lingkupnya sangat luas, tidak hanya berkaitan dengan barang yang terlihat seperti sampah. Kita harus tahu bahwa setiap hari ada ratusan juta ekor hewan yang harus dibunuh demi memenuhi nafsu makan manusia. Dari sisi hukum karma, ini berarti menanam karma kolektif. Meski kita tidak membunuhnya secara langsung, tetapi karena kita makan daging, maka banyak orang beternak untuk mendapat keuntungan. Jadi, orang yang memakannya juga harus menanggung buah karma buruk.

Jadi, hukum sebab akibat sangat menakutkan. Bukan hanya orang yang membunuh hewan yang menciptakan karma buruk, melainkan orang yang memakannya juga menciptakan karma buruk. Kita terus menggalakkan pelestarian lingkungan. Semua orang bisa melakukannya. Kita semua sudah memiliki kesepakatan dan kesepahaman. Kita juga telah menggalakkan pola hidup vegetaris.  Jika kita semua bisa bervegetaris, maka udara akan menjadi lebih segar dan bersih. Sayuran, padi-padian, dan tanaman lainnya juga akan tumbuh dengan baik dan tidak akan ada begitu banyak zat polutan di udara.

Lihatlah, kini bermunculan penyakit langka, epidemi, diabetes, hipertensi, dan sebagainya yang disebabkan oleh pola makan kita. Jika ingin hidup sehat dan tenteram, sebaiknya kita memupuk kebiasaan hidup yang baik. Jika tidak, bencana akan terus terjadi dan dampaknya akan tak terbayangkan.

Ketidakkekalan membawa penderitaan

Memberi kehangatan dan barang bantuan kepada para korban bencana

Berintrospeksi atas ketidakselarasan iklim dan bencana yang terjadi

Mengendalikan diri, bervegetaris, dan menjalankan pola hidup yang baik
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -