Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Orang-orang untuk Tekun Melatih Diri

Sejak tiba di Taipei, setiap hari saya berkata kepada relawan kita bahwa Dharma terdapat dalam diri mereka. Setiap ucapan mereka adalah Dharma karena mereka telah mempraktikkan Dharma. Demikian Dharma yang mereka dengar, demikianlah yang mereka praktikkan. Kita melihat Xiu-zhu berbagi pengalaman. Dia dan suaminya mendedikasikan diri untuk Tzu Chi. Suatu kali, dia terjatuh hingga mengalami patah lengan. Dia bukan menanyakan lengannya bisa disembuhkan atau tidak, melainkan berkata, “Oh, saya bisa menyumbangkan ganti rugi asuransi kepada Tzu Chi.” Dia dan suaminya juga pergi ke Sichuan untuk membimbing warga setempat melakukan daur ulang. Dia menunjukkan secara langsung bagaimana melakukan daur ulang sehingga warga setempat bisa memahaminya. Lihatlah betapa berdedikasinya mereka. Pasangan suami istri ini bersatu hati mengerahkan kekuatan cinta kasih.

Entah bagaimana mengungkapkan rasa syukur saya. Jika saya tidak lebih tekun dan bekerja keras, bagaimana saya membalas dedikasi setiap orang? Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma bertujuan untuk melindungi dunia ini. Setiap orang menghimpun tetes demi tetes cinta kasih Kita harus menulis sejarah bagi umat manusia dan menjadi saksi sejarah zaman sekarang karena sekarang, Tzu Chi telah berdiri setengah abad dan saya masih hidup. Dalam pelatihan kali ini, relawan di seluruh Taiwan dan relawan di Filipina terhubung lewat telekonferensi. Mereka mengikuti pelatihan secara bersamaan dan saling berbagi pengalaman. Di Aula Jing Si Xindian saja, relawan yang hadir melebihi 4.500 orang. Saat saya mengelilingi aula, setiap tempat penuh dengan orang. Mereka tidak tahu bahwa saya akan datang. Saya berkeliling secara diam-diam. Berhubung masih ada relawan yang berbagi, semua orang tetap tenang saat saya berkeliling. Inilah tata krama Tzu Chi.


Saat ada yang berbicara, semua orang akan berfokus mendengar kisah yang dibagikan. Setiap sudut ruangan penuh dengan orang dan setiap orang mendengar dengan tenang. Filipina juga terhubung lewat telekonferensi. Mereka juga mengadakan pelatihan. Mantan ketua Tzu Chi Filipina, Alfredo Li, meneteskan air mata sambil berkata, “Mari kita bekerja sama dengan harmonis.” “Selagi Master masih hidup dan bisa melihat, mendengar, dan merasakannya,  kita harus memberi persembahan kepada Master dengan kerja sama yang harmonis.” “Jangan membuat Master khawatir.” Saya bisa melihat bahwa para insan Tzu Chi Filipina juga menggenggam waktu yang ada. Saya sungguh sangat bersyukur.

Membahas tentang Filipina, kalian semua juga tahu jelas bahwa Filipina sering dilanda bencana, seperti topan. Setiap kali, saya selalu berkata bahwa Tzu Chi Filipina telah menyalurkan bantuan bencana berskala besar dengan baik. Setiap kali Filipina dilanda bencana, relawan setempat memikul tanggung jawab besar karena bencana yang terjadi selalu sangat serius.  Saat mereka sangat dibutuhkan, mereka akan menghimpun kekuatan besar untuk menyalurkan bantuan bencana. Usai menyalurkan bantuan bencana, mereka akan pulang ke komunitas masing-masing. Mereka tetaplah manusia awam yang memiliki kerisauan dan pandangan masing-masing. Karena itu, saya berkata pada mereka, “Kalian harus menggenggam waktu dan saling bertobat.” “Dalam mempraktikkan Enam Paramita, kalian harus berdana, menaati sila, bersabar, dan tekun.” “Setiap orang harus sungguh-sungguh membangkitkan semangat Bodhisatwa untuk mempraktikkan Enam Paramita.” “Jangan membuat saya khawatir lagi.”


Kali ini, mereka sungguh-sungguh mulai saling bertobat, bekerja sama dengan harmonis, dan tekun melatih diri. Ya, mereka tekun melatih diri demi kebaikan Filipina. Jika semua orang tekun melatih diri, maka masyarakat Filipina akan harmonis. Kalian membina berkah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri, bukan untuk saya. Sebagai guru kalian, tanggung jawab saya adalah membantu murid-murid saya menumbuhkan jiwa kebijaksanaan karena hidup manusia hanya puluhan tahun. Hidup manusia sangatlah singkat. Saya sangat bersyukur masih bisa berbicara dengan kalian di sini.

Wakil kepala RS Tzu Chi Hualien dan dr. Yeh dari RS Tzu Chi Dalin datang ke sini pagi-pagi. Mereka berdua terus mengikuti saya dan mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan. Saya berkata pada mereka, “Kondisi saya sangat baik.” Mereka mengawasi saya dengan teliti dan berkata, “Kondisi Master terlihat cukup baik.” Kondisi saya cukup baik sekarang. Singkat kata, kita harus menggenggam setiap waktu. Saat ini, saya harus mengingatkan kalian bahwa kalian semua adalah Bodhisatwa dan hendaknya menghargai satu sama lain. Bodhisatwa sekalian, kini saya harus mengingatkan kalian bahwa setiap ucapan kalian harus selaras dengan Dharma. Bukan hanya saya yang bisa membabarkan Dharma, kalian juga membabarkan Dharma lewat tindakan nyata. Bagikanlah pengalaman kalian dengan orang-orang. Saya bisa mengajari kalian, tetapi tak bisa melakukannya secara langsung. Namun, kalian bisa mengemban misi sekaligus berbagi pengalaman kalian.


Saya ingin memberi tahu kalian bahwa saya sangat bersyukur pada kalian. Setelah mendengar Dharma, kalian mempraktikkannya secara nyata. Kalian juga berbagi di komunitas tentang apa yang saja ajarkan. Kalian membantu saya membabarkan Dharma. Dalam kehidupan ini, bagaimana saya membalas apa yang telah kalian lakukan untuk saya? Saya hanya bisa mengumpulkan energi dan menggenggam waktu. Saya berharap kalian semua juga bisa menggenggam waktu. Waktu berlaku adil terhadap semua orang. Sama seperti saya, usia kalian juga terus bertambah. Dibandingkan dengan saya, kalian jauh lebih muda.

Jadi, kalian harus menjaga diri. Yang terpenting, kita harus mewariskan misi Tzu Chi  kepada generasi muda. Saya mendengar bahwa hari ini, Tzu Ching yang hadir di sini berjumlah lebih dari 100 orang. Saya menaruh harapan terhadap para relawan muda mudi ini. Masa depan adalah milik mereka. Semoga tercipta dunia yang tenteram Semoga tercipta dunia yang tenteram bagi generasi-generasi yang akan datang. Singkat kata, hal yang saya syukuri sangat banyak dan tidak habis untuk diceritakan. Mari kita menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan. Setiap detik adalah waktu yang berharga untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Terhubung lewat telekonferensi untuk mengikuti pelatihan

Mendengar Dharma dan mengajak orang-orang mempraktikkan Dharma

Kerja sama yang harmonis sebagai persembahan yang tulus

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan menciptakan dunia yang tenteram  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 8 Juli 2018
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -