Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Bodhisatwa yang Mempraktikkan Kebajikan di Dunia


Insan Tzu Chi di Dallas, Amerika Serikat selama ini selalu tekun dan bersemangat. Saya juga mendengar kalian juga mengadakan kelas bedah buku untuk belajar Bersama dan berbagi mengenai pesan, ucapan, dan harapan yang pernah saya sampaikan. Kalian yang pernah kembali ke sini juga pernah berikrar kepada saya untuk mempraktikkan dan mengembangkan semangat silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi yang telah saya bangun dan jalankan di tempat kalian berada meski jauh dari Taiwan. Inilah janji antara guru dan murid.

Belakangan ini saya terus berkata kepada para murid saya bahwa jalinan jodoh di antara kita hendaknya bukan hanya ada pada kehidupan sekarang, melainkan juga berlanjut ke kehidupan mendatang. Kita selamanya bertemu di alam manusia. Di dunia ini, kita dapat melihat ketidakkekalan, juga dapat tersadarkan sehingga tergerak untuk mempelajari ajaran Buddha. Jadi, alam manusia dan alam surga adalah alam baik.

Di Tzu Chi, kita dibimbing untuk berbuat baik. "Tzu" berarti cinta kasih dan welas asih. "Chi" berarti berbuat baik. Kita berbuat baik dengan welas asih di dunia. Jadi, kita harus saling mendukung dan menyemangati untuk menghimpun kekuatan cinta kasih di dunia. Waktu terus bergulir. Saat ada jalinan jodoh, kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Kita mendorong orang-orang untuk berbuat baik. Namun, sepertinya, terhadap jalinan jodoh ini, kita tidak terlalu menggenggam atau memanfaatkannya.

Di tengah lingkungan kita, kita mungkin sudah saling menyemangati, tetapi kita mungkin tidak terlalu banyak mengadakan kegiatan Tzu Chi. Ini membuat jalinan jodoh dan kesempatan terlewatkan. Meski ini sangat disayangkan, tetapi kita masih bisa memperbaikinya mulai dari sekarang. Langkah kita tidak boleh berhenti.


Contohnya saya sendiri, kini saya sangat mensyukuri banyak hal di masa lalu. Jika di masa lalu saya tidak memanfaatkan setiap waktu, bagaimana mungkin Tzu Chi bisa tersebar ke seluruh dunia seperti saat ini? Jadi, kita harus menggenggam jalinan jodoh yang ada. Saya berharap satu bisa menjadi tak terhingga, jangan malah yang tak terhingga menjadi tinggal satu. Kita harus membuat satu menjadi tak terhingga.

Jadi, saya berharap setiap orang dapat bertekad kepada diri sendiri untuk menjadi sebutir benih yang melahirkan benih-benih yang tak terhingga jumlahnya. Jika kita banyak menjalin jodoh baik di kehidupan ini, pada kehidupan mendatang kita akan bertemu banyak orang yang bertekad sama dengan kita. Di kehidupan mendatang, jalinan jodoh ini akan terhimpun kembali dan kita dapat menjalin lebih banyak jodoh baik kembali.

Kebuddhaan dicapai di alam manusia. Di dunia ini, kita harus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Buddha datang ke dunia demi membimbing kita. Beliau tidak memiliki tujuan lain selain mengajarkan praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Bodhisatwa sekalian, bagaimana kita memperpanjang dan memperluas cinta kasih berkesadaran ini? Caranya sangat sederhana. Berceritalah tentang Tzu Chi setiap kali bertemu orang. Perkenalkanlah kebaikan Tzu Chi. Jika semangat Tzu Chi yang kita miliki dapat kita sebar luaskan kepada lebih banyak orang, maka orang-orang yang kesulitan atau menderita lebih berkesempatan untuk mendapat bantuan.


Saat kita membantu orang, apa yang kita lakukan akan dirasakan dan dilihat oleh si penerima. Dengan demikian, kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperluas kekuatan misi amal ini. Karena itu, saya sering berkata bahwa jangan terlebih dahulu melihat anggaran yang kita miliki, baru kemudian merencanakan kegiatan. Saya tidak pernah mengacu pada anggaran. Saya selalu menggenggam jalinan jodoh yang ada.

Seberapa besar kebajikan yang kita lakukan, sebanyak itulah berkah dan dukungan yang akan kita dapatkan. Saya percaya kebajikan mendatangkan berkah. Tidaklah mungkin untuk memohon berkah terlebih dahulu sebelum berbuat baik. Kita harus berbuat baik terlebih dahulu, baru kemudian berkah akan terhimpun. Kita menghimpun kekuatan orang banyak.

Asalkan setiap orang dari kita memiliki niat baik dan saling mendukung, maka dengan himpunan kekuatan niat baik ini, kita dapat bersumbangsih lebih banyak. Inilah praktik Jalan Bodhisatwa yang sesungguhnya. Bodhisatwa sekalian, kita harus memanfaatkan waktu. Kita semua sudah berumur. Di Tzu Chi, berapa banyak anak tangga yang sudah saya naiki, demikian pula kalian mengikuti saya menaikinya. Setelah sampai pada masa puncak kehidupan, ada waktunya bagi kita untuk berjalan turun seiring bertambahnya usia.


Intinya, saat memulai misi amal di masa-masa awal Tzu Chi, kita semua telah bekerja keras. Kini kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia dan membimbing lebih banyak orang untuk menjalankan kebajikan. Setelah mereka merasakan kebahagiaan dari berbuat baik, dengan sendirinya minat mereka akan tumbuh. Dari sini, kalian dapat mempererat jalinan kasih ini dan menghimpun kekuatan mereka yang lebih muda untuk melanjutkan praktik kebajikan ini.

Kalian mendampingi mereka dan menjadi teladan bagi mereka. Dengan demikian, barulah mereka akan bergabung dengan kita dalam Jalan Bodhisatwa ini sehingga lebih banyak anak muda yang meneruskan misi Tzu Chi. Bodhisatwa sekalian, saya masih ingin menyerukan kepada kalian semua untuk menggenggam waktu yang ada.

Dalam dunia Tzu Chi, matahari selamanya bersinar cerah. Setiap waktu adalah waktu yang baik untuk menjalankan Tzu Chi. Jadi, harap semua orang memanfaatkan waktu yang ada.

Menghimpun tetes demi tetes kekuatan dan meninggalkan jejak kebajikan langkah demi langkah, inilah yang harus terus kita usahakan.

Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia
Tekun bersumbangsih tanpa menyia-nyiakan waku
Menggenggam jalinan jodoh untuk berbuat baik
Menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 03 Mei 2021
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -