Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Sila dan Melangkah Menuju Kebajikan


Buddha mengajari kita untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan tanpa mengejar kedamaian dan kebahagiaan diri sendiri. Demikianlah praktik Bodhisatwa.

Bodhisatwa datang ke dunia ini karena adanya makhluk yang menderita. Jika hendak menjadi Bodhisatwa dunia, janganlah kita takut bekerja keras. Demi menyelamatkan semua makhluk, kita hendaklah bersumbangsih dengan kesungguhan hati. Relawan kita tidak pernah merasa bahwa mereka telah bersusah payah.

Saya sering mendengar mereka berkata, “Kami sungguh dipenuhi berkah.” Saya lalu berkata, “Semoga segalanya berjalan lancar dan sempurna.” Saat saya berkata bahwa mereka telah bersusah payah, mereka selalu menjawab, “Tidak, kami dipenuhi berkah.” Sungguh, mereka selalu berkata bahwa mereka dipenuhi berkah. Saya hanya berharap segalanya dapat berjalan lancar dan sempurna.

Orang yang menderita terbebas dari penderitaan dan keselamatan orang yang memberikan bantuan terjaga, inilah yang saya harapkan. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan mengucap syukur. Saya sering melihat insan Tzu Chi mempraktikkan semangat seperti ini. Sungguh, mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Meski harus mengeluarkan biaya sendiri dan merasa lelah, mereka sangat bersyukur. Dalam pandangan mereka, semua itu adalah pelatihan diri.


Saya pernah berkata bahwa pelatihan diri yang sesungguhnya ialah bersumbangsih bagi semua makhluk. Berhubung telah memahami kebenaran dan tahu bagaimana menapaki Jalan Bodhisatwa, maka saat ada makhluk yang menderita, para relawan kita bersumbangsih demi menyelamatkan semua makhluk tanpa takut bekerja keras dan menghadapi bahaya.

Tahun ini, saya melihat seluruh insan Tzu Chi, termasuk para staf dan relawan misi kesehatan, bergerak untuk meredam pandemi Covid-19. Saat insan Tzu Chi dan Aula Jing Si dibutuhkan untuk pelaksanaan vaksinasi, kita segera bergerak untuk membantu. Di komunitas masing-masing, semua orang bersumbangsih dengan sukarela. Setelah bersumbangsih, mereka berkata bahwa mereka dipenuhi sukacita. Mereka bersumbangsih dengan sukarela dan memperoleh sukacita darinya.

Saat orang-orang dilanda penderitaan, para Bodhisatwa dunia ini bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Demikianlah hati dan cinta kasih Bodhisatwa. Dengan hati Buddha dan ikrar Bodhisatwa, mereka bersumbangsih bagi semua makhluk. Demikian pula dalam menjalankan misi amal.

Kita bisa melihat cinta kasih banyak orang yang bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Mereka rela bersumbangsih dan memahami bahwa seluruh dunia tengah dilanda bencana. Setiap orang hendaklah menjaga kesehatan, bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga, serta menunjukkan cinta kasih tanpa pamrih yang tulus. Wilayah yang penuh dengan cinta kasih tanpa pamrih yang tulus akan aman dan tenteram serta terbebas dari bencana.


Kita juga melihat para staf RS Tzu Chi Dalin yang berusaha untuk mengurangi emisi karbon. Emisi karbon yang diciptakan manusia sangatlah tinggi sehingga temperatur Bumi meningkat dan perubahan iklim semakin ekstrem. Berhubung manusia yang menjadi penyebabnya, maka manusia hendaklah bertobat dan bertindak untuk memperbaikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita hendaknya bermawas diri. Di gedung-gedung bertingkat, orang-orang cukup menekan tombol untuk naik turun dengan lift. Sesungguhnya, kita dapat menggunakan tangga. Ini juga termasuk berolahraga.

Di rumah sakit kita, bukankah para dokter, perawat, dan relawan kita juga lebih memilih untuk menggunakan tangga daripada lift? Saya yakin bahwa setelah sekian lama naik turun tangga, mereka pasti memiliki tubuh yang sehat. Selain itu, makanan yang disediakan di rumah sakit kita ialah makanan vegetaris.

Pola makan vegetaris sangat penting bagi kesehatan tubuh. Makanan vegetaris adalah makanan yang murni dan bermanfaat bagi kesehatan kita. Janganlah kita membangkitkan nafsu makan terhadap daging. Jika tidak, berarti kita tidak bisa mengendalikan nafsu keinginan dan lidah kita. Nafsu makan terhadap daging akan membuat banyak hewan kehilangan nyawa dan menciptakan karma buruk besar.


Buddha mengajari kita tentang hukum sebab akibat. Selain itu, hewan juga perlu bernapas dan menghasilkan kotoran. Peternakan menimbulkan pencemaran dan menghabiskan banyak sumber daya alam. Besarnya konsumsi pangan hewan ternak telah memengaruhi persediaan pangan manusia. Sumber air di Bumi ini juga terus mengering karena peternakan membutuhkan banyak air. Jadi, kita harus menjaga kesehatan Bumi.

Saya sering mendengar relawan kita berkata, “Kami melakukan pelestarian lingkungan demi menjaga Bumi dan masa depan anak cucu kami.” Sungguh, demi masa depan anak cucu kita, kita harus menjaga Bumi ini. Untuk mempertahankan kualitas hidup dan kesehatan setiap orang, satu-satunya obat mujarab ialah bervegetaris dan menjaga sila. Kita harus menuju arah yang baik dan menyemangati satu sama lain.

Setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa dunia. Untuk itu, kita harus menjaga sila dan bertindak berlandaskan cinta kasih. Kita harus melindungi kesehatan dan kehidupan dengan cinta kasih. Kita hendaklah memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang ke seluruh dunia. Saat dunia ini bersih dan murni, barulah umat manusia bisa hidup tenteram dan iklim bisa bersahabat.

Bersumbangsih bagi semua makhluk dengan ikrar Bodhisatwa
Menolong orang yang menderita tanpa pamrih
Memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang ke seluruh dunia
Menjaga sila dan melangkah menuju kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 18 September 2021
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -