Ceramah Master Cheng Yen: Menjauhkan Bencana dengan Menjaga Kemurnian Fisik dan Batin


Buddha berkata bahwa di dunia ini terdapat penderitaan akibat penyakit. Kali ini, dunia diselimuti pandemi COVID-19. Virus penyakit ini mudah menular sehingga orang-orang merasa khawatir dan tidak tenang. Belakangan ini, saya terus berkata bahwa pandemi ini adalah bencana yang berlangsung dalam waktu yang lama. Sungguh, pandemi kali ini membuat waktu seakan-akan berjalan dengan lambat dan sulit dilewati.

Orang-orang di seluruh dunia hendaknya menenangkan pikiran, berintrospeksi diri, dan merenungkan mengapa bisa muncul pandemi seperti ini. Sesungguhnya, saya sudah lama mengulas tentang kekeruhan, perubahan iklim, polusi udara, pencemaran lingkungan, dan lain-lain. Dahulu, saya selalu mengimbau orang-orang untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang harus dijaga kebersihannya sangatlah luas. Kita harus memulainya dari lingkungan hidup kita.

Lingkungan yang kotor dan berantakan bisa menjadi sarang virus penyakit dan meningkatkan risiko penularan penyakit. Selain itu, kita juga harus menghindari kerumunan. Kita sering mendengar bahwa saat ada banyak orang yang berkumpul di ruang yang kecil, risiko penularan lewat percikan pernapasan menjadi lebih tinggi. Kita juga harus memperhatikan makanan kita. Penyakit bisa masuk melalui mulut. Belakangan ini, saya terus mengulas hal ini. Semua orang harus memahami hal ini.
 

Semua orang harus memahami bahwa penyakit bisa masuk melalui mulut. Untuk mencegah penyakit masuk melalui mulut, kita harus menjaga kebersihan makanan. Kita harus memahami apa yang bisa dimakan dan apa yang seharusnya tidak dimakan. Untuk menjaga kesehatan tubuh kita, kebutuhan gizi kita harus terpenuhi.

Banyak orang yang mengira bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi, mereka harus mengonsumsi daging hewan. Namun, apakah daging hewan bergizi? Tidak. Selain tidak bergizi, daging hewan juga bisa menjadi sumber penyakit. Lihatlah lingkungan tempat hewan ternak bertumbuh. Hewan ternak makan makanan yang tidak sehat serta hidup di lingkungan yang kotor dan sempit.

Sesama hewan ternak juga bisa saling menularkan penyakit. Karena itulah, kita sering mendengar wabah demam babi dan flu burung. Virus penyakit dari hewan juga dapat menular ke manusia jika manusia mengonsumsi daging hewan. Jadi, kini kita harus bersungguh-sungguh merenungkan hal ini, meningkatkan kewaspadaan, serta menjaga hati dan pikiran kita dari pencemaran.


Kita harus menjaga kemurnian pikiran kita dan merenungkan bagaimana hendaknya kita menjalani kehidupan agar tubuh, hati, dan pikiran kita sehat. Untuk menjaga kemurnian hati dan pikiran, kita tidak boleh tamak akan cita rasa daging. Saat kita tamak akan cita rasa daging, hati dan pikiran kita akan tercemar oleh ketamakan. Karena ketamakan manusia akan cita rasa daging, banyak hewan yang kehilangan nyawa.

“Kita semua harus bervegetaris dan melindungi hewan, bukan membunuh hewan. Jika takut pada wabah COVID-19, kalian harus bervegetaris. Jika orang-orang tidak bervegetaris, orang yang terinfeksi COVID-19 akan semakin banyak. Jika ingin membasmi wabah COVID-19, bervegetarislah dan jangan makan daging. Kita bervegetaris demi kesehatan kita dan melindungi hewan. Hewan juga sama seperti manusia. Apakah kalian mengira hewan tak punya perasaan? Hewan juga punya perasaan. Hewan juga bisa lapar, tidur, tua, dan mati. Jadi, bukankah kita harus melindungi hewan? Jika kalian masih terus makan daging, saat pergi ke kebun binatang kelak, kalian tidak akan bisa melihat seekor hewan pun,” kata Cai An-qi, yang sudah bervegetaris sejak berada dalam kandungan ibunya.


Kita bisa melihat anak yang baru berusia 5 tahun ini. Dia mengasihi hewan dan membandingkan kehidupannya dengan kehidupan hewan. Berhubung bisa merasakan rasa sakit dan berharap dapat hidup di lingkungan yang tenteram, dia tahu bahwa hewan juga berharap dapat hidup di lingkungan yang tenteram. Anak yang masih berusia dini ini memahami bahwa apa yang dirinya butuhkan juga dibutuhkan oleh hewan-hewan. Inilah kebijaksanaan. Anak kecil saja memahami kondisi dunia saat ini.

Intinya, kita harus memahami bahwa tujuan hidup kita ialah bersumbangsih bagi orang lain. Jika dapat mengendalikan nafsu makan dan mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan, kita dapat menjaga kemurnian hati dan pikiran. Untuk menjaga kesehatan, kita harus menjaga kemurnian fisik dan batin.

Kita hendaknya hanya mengonsumsi makanan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Kita menjaga kesehatan tubuh kita agar bisa bersumbangsih bagi dunia. Kita hendaknya hidup demi bekerja, bukan bekerja demi hidup. Hidup demi bekerja adalah kehidupan yang bijaksana. Kita menjaga kesehatan tubuh kita demi bersumbangsih bagi dunia.

Terjadi bencana pada masa penuh kekeruhan
Berempati pada hewan dan menyosialisasikan vegetarisme
Mengembangkan kebijaksanaan dengan menjaga kemurnian fisik dan batin
Menjaga kesehatan demi bersumbangsih bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Mei 2021
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -