Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan untuk Membalas Budi Master

Setiap tahun, perencanaan dilakukan pada musim semi. Musim semi merupakan musim pertama dari empat musim. Setiap hari, perencanaan dilakukan pada pagi hari. Kita bangun pukul 03.50 pagi. Kemudian, semua orang berkumpul di beberapa aula. Begitu lonceng dan genderang dibunyikan, yang ada dalam pikiran setiap orang ialah tekun dan bersemangat melatih diri. Kita tidak bermalas-malasan. Jadi, semua orang bangun dan berkumpul bersama untuk mengikuti kebaktian pagi.

Semua orang melantunkan Sutra dan bersujud dengan tertib. Demikianlah kita menyambut Tahun Baru Imlek. Kita menggenggam waktu pada pagi hari untuk melatih diri dengan tekun. Interaksi pertama kita pada pagi hari ini sangat harmonis. Saya berharap para Bodhisattva dalam keluarga besar Tzu Chi dapat mengingat bahwa ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran dan mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisattva di dunia.

 

Ajaran Jing Si telah membuka mazhab Tzu Chi. Semangat ajaran Jing Si dilandasi oleh ajaran Buddha. Kita harus mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan dalam keseharian, senantiasa tekun membina Tujuh Faktor Pencerahan, selalu ingat untuk mempraktikkan Empat Usaha Benar, dan bekerja keras untuk mengembangkan Lima Akar dan Lima Kekuatan.

Dalam melatih diri, inilah pedoman yang harus kita pegang. Tahun lalu, saya melakukan dua kali perjalanan untuk menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun. Dalam setiap sesi, para relawan kita sangat bersungguh hati. Lebih dari seribu relawan lansia dan muda memperagakan isyarat tangan dan melantunkan Sutra. Dalam setiap sesi, gerakan semua orang sangat kompak. Setiap sesi membuat saya dipenuhi sukacita.

Sukacita ini adalah sukacita dalam Dharma karena saya melihat murid-murid saya menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian. Jika mereka tidak mempraktikkan Dharma dalam keseharian, gerakan mereka tidak akan begitu kompak. Relawan yang berusia 90 tahun lebih juga bisa menggerakkan tangan dan kaki mereka dengan kompak seperti para relawan muda. Saya sangat memuji mereka. Saya sungguh kagum dan bersyukur pada mereka.

 

Dalam dua kali perjalanan untuk menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya melihat banyak relawan yang mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra. Saya sungguh merasa terhibur dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Contohnya Relawan Cai Kuan di Changhua yang duduk di posisi yang mudah terlihat di antara formasi lautan Dharma. Reporter Da Ai TV bertanya padanya, “Apakah berlatih seperti ini sangat sulit bagi Anda?”

“Sangat sulit. Berhubung sudah lanjut usia, setelah mengingatnya, saya akan melupakannya lagi. Jadi, saya harus berusaha mengingatnya lagi.  Di rumah, saya menyalin dua kalimat demi dua kalimat hingga saya mengingatnya, lalu berlatih gerakannya. Demi membuat Master dipenuhi sukacita, saya harus sungguh-sungguh berlatih,” jawab Relawan Tzu Chi, Cai Kuan.


Dia sudah berusia 101 tahun dan tetap berlatih dengan giat. Saya sangat bersyukur padanya. Dia ingin membuat saya merasakan sukacita dan saya telah merasakannya. Ini bukan hanya sukacita, melainkan sukacita dalam Dharma. Namun, sesungguhnya, dengan berlatih untuk pementasan adaptasi Sutra, mereka telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan diri sendiri.

Setiap kata dan gerakan terukir di dalam hati mereka. Mereka telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan diri sendiri. Hidup di dunia ini, kita harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Murid-murid saya mengasihi saya dan saya ingin melihat jiwa kebijaksanaan mereka bertumbuh. Jadi, melihat ketekunan dan semangat mereka, saya dipenuhi sukacita. Ini lebih menggembirakan daripada persembahan yang berharga. Hanya ini yang saya inginkan.

 

Melihat murid-murid saya tekun dan bersemangat, saya sangat gembira. Pagi-pagi sekali, mereka sudah mulai berlatih. Dari pagi hingga malam, mereka bersungguh hati setiap waktu. Karena itu, mereka bisa mengingat Dharma hingga selamanya. Saya juga sangat berharap setiap orang dapat selamanya mengingat dan mewariskan ajaran Jing Si. Begitu pula dengan mazhab Tzu Chi.

Mazhab Tzu Chi memiliki tujuan. Tujuan kita ialah menjalankan misi demi ajaran Buddha yang juga merupakan semangat ajaran Jing Si. Saya berharap Dharma dapat terus diwariskan tanpa menyimpang sedikit pun. Semoga semangat ajaran Jing Si dapat diwariskan hingga selamanya. Tzu Chi didirikan demi menolong semua makhluk. Karena itulah, kita menolong orang-orang yang dilanda penderitaan.

Lewat misi amal, kita melihat penderitaan di dunia. Kita melihat orang yang kekurangan karena jatuh sakit dan sebaliknya. Kemudian, kita memulai misi kesehatan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Saat akan menjalankan misi kesehatan, kita mendapati bahwa insan berbakat harus dibina. Karena itu, kita pun mendirikan akademi keperawatan.

 

Kita bisa melihat para dokter kita mengobati para pasien seperti mengobati diri sendiri. Mereka bukan hanya menganggap pasien bagai keluarga sendiri, melainkan bisa turut merasakan rasa sakit pasien. Meski pasien yang menderita penyakit, tetapi dokter kita turut merasakan penderitaan mereka. Dokter kita sepenuh hati mengasihi, melindungi, dan menolong pasien; meringankan penderitaan pasien; dan berbagi Dharma dengan mereka.

Lewat ucapan, para dokter kita membimbing pasien untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengubah pola pikir sehingga mereka terbebas dari penderitaan. Inilah tujuan misi kesehatan dan pendidikan kita. Misi pendidikan harus dijalankan karena hanya dengan misi pendidikan, kita baru bisa mencapai tujuan ini. Terlebih, pendidikan dapat membawa harapan bagi hidup manusia, harapan bagi keluarga, harapan bagi masyarakat, dan harapan bagi negara. Harapan ini adalah insan berbakat.

 

Menghargai waktu untuk tekun melatih diri di jalan yang benar

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan untuk membalas budi Master

Memahami dan mempraktikkan kebenaran

Mewariskan ajaran Jing Si hingga selamanya dan membina insan berbakat

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Februari 2019

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -